Mohon tunggu...
Fatih Romzy
Fatih Romzy Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penyuka Olahraga, Film, Musik dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Chelsea Merendah Serendah-Rendahnya

15 Januari 2025   21:32 Diperbarui: 15 Januari 2025   22:10 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Chelsea Enzo Maresca (Getty Images/Ben Stansall)

Chelsea kembali gagal mendapat poin ketika menghadapi Bournemouth pada gameweek ke-21 Liga Primer Inggris. The Blues kini kembali ke setelan pabriknya. Semenjak Enzo Maresca mengumbar pernyataan bahwa Chelsea bukan penantang gelar, Singa dari London kini kehilangan taringnya.

Laga di Stamford Bridge jelas menjadi sebuah PR besar buat Maresca. Di balik skuad Chelsea yang begitu dalam, ternyata ada masalah besar yang bernama 'konsisten'. Inilah yang membuat Chelsea seolah kehilangan sentuhan semenjak kemenangan terakhir kontra Brentford di pertengahan Desember.

Enzo Maresca sudah berkali-kali bilang kalau timnya belumlah sempurna, dan malam laga kontra Bournemouth menggambarkan segalanya. Omongannya soal Chelsea yang bukan penantang gelar kembali banyak diperbincangkan. Lalu, bagaimana ungkapan merendah Maresca bisa membuat Chelsea kini merendah serendah-rendahnya?

Title Contender

Tidak ada yang pernah menyangka kalau Chelsea bakal tampil gahar di bawah Enzo Maresca. Atau setidaknya, itulah yang terjadi sebelum mantan asisten Pep Guardiola itu memilih merendah untuk memperkecil pressure terhadap timnya. Chelsea yang sempat diolok akibat buruknya kebijakan-kebijakan transfer di musim panas masih diprediksi bakal kesulitan bersaing di Premier League musim ini.

Enzo Maresca sebagai pelatih baru The Blues tentu tidak datang untuk bersantai, melainkan dihadapkan pada masalah seabrek tim yang baru saja diakuisis Todd Boehly itu. Maresca sejatinya menuntaskan masalahnya dengan baik, satu demi satu. Chelsea yang sebelumnya kerap jadi bahan ejekan karena buruknya permainan di semua lini, mulai menemukan daya cengkeramnya lagi di bawah Maresca.

Sebuah fakta yang mengejutkan bahwa Chelsea tidak membawa sebagian besar pemain andalan mereka ke UEFA Conference League. Tapi yang lebih mengejutkan, Chelsea tetap saja impresif. Mereka sukses menyapu bersih semua pertandingan dengan kemenangan, untuk melaju ke babak gugur.

Di kancah domestik, tidak usah ditanya lagi bagaimana performa Chelsea sepanjang paruh musim pertama bergulir. Maresca tampaknya telah membereskan sebagian besar problem besar Chelsea musim lalu. Perbaikan-perbaikan ini praktis membawa Chelsea ke level yang lebih tinggi dalam persaingan gelar.

Tidak disangka-sangka, Chelsea melesat ke posisi dua besar klasemen, menantang Liverpool yang statusnya juga tidak begitu dipandang akibat pergantian pelatih. Walau sejumlah persoalan masih belum tuntas dibenahi, Chelsea berhasil menemukan cara bagaimana tampil konsisten tiap pekan menuju tangga teratas.

Merendah Serendah-Rendahnya

Sebagian orang mungkin paham apa alasan Enzo Maresca mengatakan kalau Chelsea bukan penangang gelar. Setidaknya dua kali, Maresca melontarkan pernyataan demikian. Pelatih asal Italia itu bilang kalau skuadnya masih belum bisa bersaing dengan tim-tim lain seperti Arsenal, Manchester City, atau Liverpool.

Pelatih Chelsea Enzo Maresca (Getty Images/Ben Stansall)
Pelatih Chelsea Enzo Maresca (Getty Images/Ben Stansall)

Dari sudut pandang pertama, pernyataan ini bisa jadi semacam ungkapan untuk merendah supaya tidak membebani para pemain dengan ekspektasi tinggi. Sementara dari kacamata yang lain, ucapan Maresca adalah sebuah fakta. Masih ada banyak celah dari permainan Chelsea yang membuat mereka belum layak menyandang label title contender.

Apapun itu, ucapan Maresca soal title contender ini pada akhirnya kembali dipersoalkan. Masalahnya, semenjak pernyataan itu terlontar dari mulut Maresca, Chelsea mendadak sulit menang. Diawali hasil seri kontra Everton, hingga terakhir kegagalan melawan Bournemouth, Chelsea seolah lupa caranya menang.

Bisa dibilang, Chelsea kini sedang merendah serendah-rendahnya. 5 pertandingan sudah dilakoni Chelsea semenjak pertandingan melawan Brentford pada 16 Desember. Tapi tidak satupun pertandingan yang berbuah tiga poin untuk Cole Palmer dan kolega.

Masalah pelik inkonsistensi itu kembali terlihat jelas dalam diri Chelsea. Seperti yang terlihat dalam laga pekan ke-21 melawan Bournemouth. Chelsea yang unggul lebih dulu justru kena comeback. Beruntung, Reece James membuat gol free kick spektakuler untuk menyelamatkan muka tuan rumah di Stamford Bridge. Meski selamat, Chelsea kini harus menerima fakta pahit, bahwa rentetan penampilan buruk mereka telah membuat mereka lengser dari tiga besar dan kini harus puas berada di urutan ke-4.

Problem Chelsea

Melihat apa yang terjadi pada Chelsea, bisa dibilang, memperbaiki tim ini seperti halnya menambal sebuah ember yang bocor di banyak sisi. Sayangnya, si tukang reparasi ember tidak tahu seberapa kuat tambalan yang dibutuhkan untuk menutup kebocoran di ember tersebut.

Seperti yang sudah disebutkan, ada seabrek masalah yang dihadapi Chelsea di musim 2024/2025, dan Enzo Maresca diminta membenahi semuanya. Masih ingat periode di mana lini depan Chelsea sedang bagus-bagusnya? Rasanya, agak sulit menerima fakta bahwa di balik lini depan yang sedang perform, lini belakang Chelsea justru masih sangat berantakan.

Kuncinya ada pada pernyataan Maresca seusai laga melawan Brentford. Meski menang, Maresca kecewa timnya kebobolan. "Kami kebobolan di menit ke-90. Tim yang bersaing untuk gelar juara tidak akan kebobolan seperti itu," Tutur Maresca menyebut alasan mengapa timnya lagi-lagi dikatakan masih belum layak disebut title contender.

Ucapan Maresca jelas bukan bualan. Sebagai orang yang menukangi Chelsea, Maresca tahu betul bahwa masalah ini masih kerap terjadi. Inilah yang pada akhirnya membuat Chelsea kehilangan poin penting di pekan-pekan krusial seperti sekarang. Coba hitung berapa kali Chelsea kebobolan oleh gol-gol telat, atau setidaknya harus kena comeback setelah sempat memimpin lebih dulu?

Laga kontra Crystal Palace adalah salah satu contoh. Chelsea sempat unggul melalui Cole Palmer pada menit ke-14. Sayangnya, anak asuh Enzo Maresca lagi-lagi tidak mempunyai X-Factor untuk killing the game. Palace justru menjadi pihak yang berhasil menyudahi permainan lewat gol telat Jean-Philippe Mateta pada menit 82 yang membuyarkan tiga angka Si Biru.

Saat masalah lini belakang belum selesai, lini depan kembali ke setelan pabrik. Coba lihat ada berapa peluang terbuang kontra Bournemouth? Masalah klasik lini depan Chelsea ini kembali, di saat masalah lini belakang belum sepenuhnya ditambal. Dua kombinasi inilah yang pada akhirnya membuat Chelsea harus kehilangan tempatnya di tiga besar.

PR Besar Maresca

Lagi-lagi, Enzo Maresca adalah sosok yang paling bertanggung jawab atas permasalahan Chelsea selama ini. Maresca lah yang tahu satu persatu masalah Chelsea. Ia kini harus mencari akal bagaimana caranya memperbaiki semua lubang dalam timnya, dengan sumber daya dan waktu yang bisa dibilang sangat terbatas.

Pilihan bongkar pasang skuad bisa jadi opsi untuk menemukan skema terbaik. Tapi, opsi ini juga memiliki kelemahan. Gemuknya skuad Chelsea tentu membuat Maresca akan mempunyai banyak kombinasi starting lineup. Jika semuanya dicoba, yang paling terpengaruh jelas chemistry tim, karena seorang pemain akan lebih sering dipaksa bertandem dengan orang yang berbeda tiap pekannya.

Beruntung, Maresca seolah punya sentuhan ajaib memoles seorang pemain. Bisa dibuktikan dengan bagaimana caranya mengembalikkan ketajaman Nico Jackson sebelum berakhirnya paruh musim pertama. Lalu, lihat pula bagaimana Maresca menyulap Moises Caicedo, hingga Enzo Fernandez yang mendadak bisa bertandem dengan sangat solid.

Hanya satu problem yang belum bisa diselesaikan, yaitu soal lini belakang yang masih kerap ancur-ancuran. Di sisi lain, Maresca perlu menyadari kalau skuadnya masih sangat muda dan belum sepenuhnya matang. Jadi, performa angin-anginan pemain seperti yang terjadi pada Nico Jackson di awal tahun ini harus bisa ia tangkal demi memberikan sesuatu yang menggembirakan buat para fans.

Masalah Chelsea masih seabrek, terlepas dari banyaknya masalah yang sudah selesai di tangan Enzo Maresca. Musim kompetisi masih berjalan separuh, dan ini saatnya Maresca membuktikan omongannya soal konsisten meraih hasil, pekan demi pekan. Konsistensi itulah yang akan jadi modal berharga Chelsea mengarungi musim 2024/2025 yang super padat ini.

Akhir kata, seharusnya tidak boleh ada judgement apapun terkait pernyataan Maresca soal Chelsea yang belum siap menjadi penantang gelar. Toh, kenyataannya, tim London yang satu ini memang demikian. Masih perlu banyak waktu supaya skuad besutan Maresca ini bisa benar-benar matang. Jadi, mari kita tunggu saja perbaikan apa yang akan dibawa Maresca sampai dengan akhir musim nanti!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun