Mohon tunggu...
Fatih Romzy
Fatih Romzy Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penyuka Olahraga, Film, Musik dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menghapus Dualisme Publik Pasca Kegagalan Timnas di AFF 2024

25 Desember 2024   14:24 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rafael Struick saat Indonesia gugur di Piala AFF (Solopos/Joseph Howi Widodo via Espos.id)

Barulah pada laga melawan Laos, hingga akhirnya melawan Vietnam dan Filipina, publik sepakbola tanah air sudah kadung larut dalam stigma bahwa Indonesia harus juara. Mereka sejenak lupa kalau Indonesia cuma mencari pengalaman untuk para pemain mudanya di ajang ini. Tidak ada target muluk-muluk, bahkan dari PSSI sendiri.

Akhirnya, bermula dari kekalahan melawan Vietnam, lalu berlanjut dengan kekalahan melawan Filipina, kekecewaan publik membuncah. Dualisme pecah di tengah-tengah kita. Memang ada banyak kubu. Tetapi, dua yang paling dominan adalah mereka yang menyalahkan pelatih Shin Tae-yong, lalu mereka yang menyalahkan para pemain.

Publik seakan dibuat lupa kalau turnamen Piala AFF cuma dijadikan semacam 'turnamen penggembira.' Bukan bermaksud merendahkan citra turnamen, tetapi Indonesia memang sudah punya urgensi yang lebih besar, berjuang di Kualifikasi Piala Dunia. Rasanya, jika ini yang tertanam dalam benak publik, maka kekecewaan atas kegagalan timnas di Piala AFF 2024 rasanya tidak akan sebesar sekarang.

Salah Pemain Atau Salah Pelatih?

Pada akhirnya, kita sampai pada pembahasan soal siapa yang salah dalam kegagalan Indonesia lolos ke semifinal Piala AFF 2024. Sudah disebutkan bahwa ada dua kubu paling dominan menyikapi kegagalan ini. Satu kubu adalah mereka-mereka yang menyalahkan pelatih. Sementara kubu lain adalah mereka-mereka yang menyalahkan pemain. Lalu siapa yang salah?

Mari analisa kinerja Shin Tae-yong terlebih dahulu. Secara pemilihan pemain, seharusnya, komposisi pemain yang dibawa STY ke Piala AFF 2024 adalah yang terbaik. Katakanlah pemain-pemain ini bukan yang terbaik. STY juga tidak punya banyak pilihan, karena para pemain andalannya banyak yang tidak mendapat restu klub mengingat Piala AFF sendiri memang tidak masuk agenda FIFA.

Lantas, jika pemilihan pemain sudah tepat, apa taktiknya yang salah? Rasanya tidak juga. Perlu diketahui, game model dan taktik yang dimainkan STY untuk Piala AFF ini masih sama dengan yang dia mainkan di Kualifikasi Piala Dunia. Jadi, tidak ada alasan taktik Shin Tae-yong yang salah, karena di Kualifikasi Piala Dunia, taktik ini terbukti berhasil.

Kalau kegagalan ini bukan salah STY, lalu, apakah ini salah pemain? Secara teknis, tidak bisa juga kita menyalahkan pemain atas kegagalan timnas. Kembali lagi ke poin seleksi tadi, pemain yang dipakai timnas Indonesia ini umurnya rata-rata masih di bawah 21 tahun. Jadi, secara pengalaman dan kedewasaan, mereka masih belum cukup matang.

Di sisi lain, untuk membentuk sebuah tim dengan chemistry dan pemahaman taktik yang pas dengan pelatih, diperlukan jam terbang. Sementara banyak dari pemain kita yang tampil di Piala AFF 2024 adalah pemain-pemain debutan. Katakanlah ada beberapa yang sudah pernah main di timnas. Tapi, pemain-pemain ini menghadapi kondisi yang sudah berbeda, baik dari segi pelatih, rekan setim, atau bahkan atmosfer dari turnamen Piala AFF itu sendiri.

Apakah Salah PSSI?

Jika pelatih dan pemain tidak bisa disalahkan, maka, apakah PSSI sebagai induk utama sepakbola Indonesia patut dipersalahkan? Sayangnya tidak juga. Erick Thohir dari awal sudah meminta Shin Tae-yong dan pasukannya tampil maksimal. Kendati demikian, sekadar catatan juga, PSSI juga pernah mengatakan bahwa tidak ada target spesifik untuk tim besutan Shin Tae-yong ini.

Dalam sebuah wawancara, manajer timnas Sumardji mengungkapkan bahwa tidak ada target spesifik yang diberikan PSSI untuk timnas Indonesia di Piala AFF 2024. Erick Thohir selaku ketua umum hanya meminta STY dan pasukannya memberikan penampilan terbaiknya di ajang ini. "Kalau bisa menang, kenapa tidak," Kira-kira demikian pernyataan sang ketua umum.

Pernyataan Erick Thohir ini mungkin sudah disalah artikan oleh para pemain timnas, atau bahkan mungkin Shin Tae-yong sendiri. Erick mengeluarkan pernyataan demikian, kemungkinan agar timnas bisa bermain tanpa beban di turnamen nanti. Bukan benar-benar mempersilahkan STY dan pasukannya bermain dan sekadar numpang lewat di Piala AFF 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun