Ketika Arsenal dan Liverpool kompak gagal meraih kemenangan di pekan ke-16 Premier League, kesempatan emas datang untuk Chelsea. Anak asuh Enzo Maresca berhasil memetik kemenangan ketika harus menjamu Brentford di Stamford Bridge. Kemenangan ini membuat Chelsea menempel ketat Liverpool di puncak klasemen sementara EPL.
Tidak ada yang mengira kalau Chelsea bakal tampil sebagus ini di musim 2024/2025. Justru, banyak yang menyebut kalau tim berjuluk The Blues ini akan sama melempemnya dengan musim sebelumnya. Namun, gameweek demi gameweek dilahap Enzo Fernandez dan kolega, membuat mereka kini kembali diperhitungkan kembali sebagai kandidat juara.
Sayangnya, Enzo Maresca dan pasukannya membuang jauh-jauh anggapan kandidat juara itu. Chelsea memilih merendah ketika ekspektasi mulai meninggi di sekitaran mereka. Maresca dan pasukannya ingin tampil tanpa beban dan memulai segalanya perlahan. Lantas, sebenarnya, layakkah Chelsea disebut kandidat juara EPL musim ini?
Transfer Serampangan dan Hujan-hujatan
Seiring dengan konflik antara Rusia dan Ukraina, owner Chelsea, Roman Abramovich memilih melepas klub kesayangannya ke pemilik baru. Todd Boehly yang membeli Chelsea dari bos Roman membawa The Blues ke dalam era baru. Sebuah era yang bagi sebagian besar orang justru terlihat membingungkan.
Dua musim tanpa gelar, Boehly dan jajarannya nyatanya tidak pernah kapok belanja jor-joran. Musim panas ini, Chelsea menjadi tim yang paling aktif bergerak di pasar transfer pemain. Chelsea bahkan rela mengeluarkan dana di atas 50 juta euro untuk memboyong bintang-bintang muda yang belum tentu bisa tampil menjanjikan di London Barat.
Bagi sebagian besar orang, apa yang dilakukan Chelsea bersama Boehly dan jajarannya adalah sebuah perjudian. Namun, selayaknya sistem dalam sebuah taruhan, Boehly meyakini bahwa untuk mendapatkan keuntungan yang besar, ia juga harus siap dengan modal yang besar. Inilah yang mendasi dasar aktivitas jor-jorannya di bursa transfer musim panas.
Seiring dengan kegiatan belanja yang jor-joran, skuad Chelsea menjadi semakin gendut. Hujatan datang dari sana-sini. Ada yang menyebut bahwa Chelsea adalah klub paling gaje dalam urusan transfer. Sementara yang lain mengatakan kalau skuad Chelsea adalah skuad 'Palung Mariana', mengacu pada banyaknya skuad dan kedalaman The Blues musim ini.
Enzo Maresca Sang Problem Solver
Selain pemain, satu hal yang juga banyak disoroti dari Chelsea musim ini adalah bagaimana cara mereka merekrut pelatih. Ada banyak nama yang sempat diincar pasukan London Biru di musim panas. Namun, setelah banyak kandidat gagal maju menuju kursi panas kepelatiha Chelsea, pilihan akhirnya dijatuhkan pada boss Leicester City, Enzo Maresca.
Meski kapasitasnya sebagai pelatih jempolan sudah teruji dengan membawa Leicester langsung promosi ke EPL secara langsung pasca degradasi, pesimisme itu tetap ada dalam diri fans dan semua yang menyaksikan kedatangan Maresca. Pelatih asal Italia itu disebut belum punya kapasitas yang memadai untuk membawa Chelsea kembali bersaing di papan atas.
Namun, stigma biarlah tetap menjadi stigma. Sementara ada banyak keraguan menyelimuti dirinya, Maresca tetap berusaha membuktikan ucapannya ketika pertama kali datang. Ucapan yang menyebut bahwa Chelsea akan kembali bersaing di papan atas. Mantan asisten Pep Guardiola memperbaiki satu persatu masalah Chelsea, hingga berhasil memabngkitkan kembali sang singa yang tertidur.
Memang, masalah Chelsea dalam dua musim terakhir belum sepenuhnya tuntas. Tapi paling tidak, dengan posisi yang sudah nyaman di urutan ke-2 klasemen, Maresca membuktikan bahwa dirinya sudah membawa banyak perubahan. Sejumlah pemain yang sebelumnya tidak bisa perform, juga mendadak bisa tampil cemerlang di bawah polesannya.
Maresca sempat dibuat pusing dengan gemuknya skuad Chelsea yang jumlah menyentuh 40-an pemain. Namun, pada akhirnya, Maresca berhasil menerapkan sebuah sistem yang bisa dipahami oleh seluruh lapisan pemain. Buktinya, Chelsea sama-sama konsisten di EPL dan kompetisi Eropa UEFA Conference League, padahal skuad yang dipakai benar-benar berbeda satu sama lain.
Calon Juara Menolak Jumawa
Stigma negatif yang sempat menghinggapi Chelsea di awal musim tampaknya mulai luntur, berganti dengan stigma positif dan label calon juara. Namun, sekali lagi, juara bukanlah target utama buat Enzo Maresca dan pasukannya sejak awal. Alih-alih membawa trofi, pelatih asal Italia itu hanya mendapat mandat melakukan pembenahan secara permainan terlebih dahulu.
Itulah yang dikatakan Enzo Maresca ketika dirinya ditanya perihal peluang Chelsea menjuarai Premier League musim 2024/2025. Jika melihat posisi di tabel klasemen pasca kemenangan melawan Brentford, Chelsea ada di posisi yang sangat siap untuk menantang trofi. Tapi Maresca tetap merendah, menyatakan bahwa juara bukanlah target yang realistis untuk saat ini.
"Ini bukan soal berapa banyak kami memenangkan pertandingan. Ini soal bagaimana bersikap realistis," kata Maresca selepas laga yang mereka menangkan dengan skor 2-1 itu. "Ada beberapa hal yang harus kami lakukan dengan lebih baik. Tim yang siap memperebutkan (gelar), bisa memanfaatkan bola dengan lebih baik," pungkasnya.
Pernyataan Maresca pasca laga melawan Brentford senada dengan apa yang ia ucapkan pada pertandingan sebelumnya. Bagi Maresca, peluang untuk menjadi tim terbaik di Inggris, atau bahkan Eropa, masih ada dalam diri Chelsea. Namun, mantan asisten Pep Guardiola itu beranggapan bahwa untuk saat ini, timnya masih belum siap.
"Anda dapat melihatnya, anda dapat merasakannya, itulah mengapa saya bilang, kami belum siap. Saya hanya ingin meyakinkan pada diri saya dan para pemain, satu-satunya cara untuk mendapatkan sesuatu adalah dengan fokus, hari demi hari. Karena jika anda mulai memikirkan besok, minggu depan, atau bulan depan, itulah akhir dari segalanya," kata Maresca, seperti dikutip Sky Sports.
Adakah Peluang Chelsea Juara?
Di musim 2024/2025, mungkin, tidak ada klub yang lebih unik dari Chelsea. Sementara mereka dihujat di awal musim, Chelsea membuktikan bahwa mereka layak bersaing di papan atas. Bicara soal peluang juara, walau Enzo Maresca terus berusaha merendah, asa itu masih tetap ada, jika berkaca dari form The Blues sejauh ini.
Di Liga Primer Inggris, Chelsea sudah mengumpulkan 36 poin dari 16 pertandingan, terpaut hanya dua angka dari Liverpool. Memang, fakta bahwa Liverpool masih punya hutang satu pertandingan tidak bisa begitu saja dikesampingkan. Namun, dengan jarak tak lebih dari tiga angka, ada peluang Chelsea mengudeta Liverpool, andaikata The Anfield Gank tidak waspada dengan rival mereka yang satu ini.
Beralih ke kompetisi Eropa, atau tepatnya kompetisi kasta ketiga Benua Biru, UEFA Conference League. The Blues masih sangat nyaman bertengger di urutan pertama klasemen sementara. Raihan sempurna 15 poin dari 5 pertandingan membuat The Blues sementara tidak terkejar oleh rival-rival mereka yang lainnya.
Menilik sejarah, ada memori-memori indah antara Chelsea dengan juru taktik Italia. Mulai dari Roberto Di Matteo, Antonio Conte, Carlo Ancelotti, sampai Maurizio Sarri. Hampir semua kesuksesan pasukan London Barat diraih ketika ditukangi pelatih Negeri Pizza, dan bukan tidak mungkin, momen-momen bersejarah itu akan kembali terulang di musim 2024/2025 ini.
Akhir kata, masih terlalu dini menilai apakah Chelsea bakal juara atau tidak. Arsenal saja yang sempat memimpin klasemen cukup lama, masih bisa terpeleset di pekan-pekan terakhir dalam dua musim ke belakang. Jadi, sampai momen angkat piala itu tiba, Enzo Maresca dan Chelsea memilih untuk tetap merendah dan fokus menatap laga demi laga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H