Manchester United baru saja resmi mengumumkan kepergian Dan Ashworth dari posisinya sebagai direktur olahraga klub. Kepergian pria 53 tahun tentu terasa mengejutkan, mengingat Ashworth baru menjabat selama 5 bulan sebagai direktur olahraga MU. Kesepakatan ini kabarnya diambil atas hasil diskusi dari pihak klub, maupun Ashworth sendiri.
Sebelum MU mengonfirmasi bahwa Ashworth meninggalkan jabatannya, tidak ada desas-desus apapun. Kepergian sang direktur olahraga tiba-tiba datang begitu saja, tanpa adanya rumor apapun sebelumnya, membuat banyak orang berspekulasi, ada huru-hara apa di balik kepergian Ashworth. Lalu, huru-hara apakah yang membuat Ashworth pergi?
Drama Kedatangan Dan Ashworth
Ketika restrukturisasi terjadi pasca akuisisi saham minoritas Manchester United oleh INEOS pimpinan Sir Jim Ratcliffe, saat itu juga MU menunjukkan minat pada Dan Ashworth. Negosiasi untuk mendatangkan sang direktur olahraga sudah berlangsung sejak bulan Februari. Tetapi kedatangan Ashworth baru terwujud di bulan Juli 2024.
Bulan Mei 2024, ada sebuah kabar yang menyatakan bahwa CEO MU saat ini, Omar Berrada, sempat terlibat percakapan dengan Ashworth melalui email. Kabar ini cukup menarik lantaran status keduanya kala itu masih belum resmi menjadi staff Setan Merah. Berrada menduduki posisi sebagai Kepala Kantor Operasi Sepakbola City Football Group yang juga menaungi Manchester City. Sementara Ashworth menduduki jabatan sebagai direktur olahraga Newcastle United.
Singkat cerita, negosiasi antara MU dan Newcastle berakhir dengan kesepakatan kepindahan Dan Ashworth ke Old Trafford. BBC melaporkan bahwa MU harus membayar sekitar 2 sampai 3 juta poundsterling untuk membawa Ashworth ke Old Trafford. Ashworth akhirnya merapat ke MU setelah menjalani masa gardening leave selama lima bulan dari Newcastle.
1 Juli 2024, Dan Ashworth telah resmi menjadi direktur olahraga Manchester United yang baru. Pria kelahiran 6 Maret 1971 itu akhirnya benar-benar bekerja bersama Berrada di Old Trafford. Ashworth yang sempat dilabeli Ratcliffe sebagai salah satu direktur olahraga terbaik dipasrahi mengawasi kinerja sepakbola, rekrutmen pemain, serta operasional klub.
Tiba-Tiba Berpisah
Kerjasama antara Manchester United di bawah Sir Jim Ratcliffe dengan Dan Ashworth tampak seperti kerjasama yang akan berlangsung jangka panjang. Apalagi melihat bagaimana Ashworth tampaknya memimpikan bekerja bersama CEO Omar Berrada dalam satu naungan. Sayangnya, fakta yang terjadi justru sebaliknya.
Tidak ada angin, tidak ada hujan, United tiba-tiba mengonfirmasi kalau Dan Ashworth meninggalkan jabatannya sebagai direktur olahraga. MU menyatakan kalau kepergian Ashworth ini merupakan hasil dari pertemuan antara pihak manajemen dengan Ashworth sendiri. MU mengonfirmasi kepergian Ashworth ini, hanya lima bulan pasca perekrutannya.
"Dan Ashworth akan meninggalkan jabatannya sebagai direktur olahraga Manchester United dengan kesepakatan bersama. Kami ingin berterimakasih atas kinerja Dan dan dukungan yang dia berikan selama masa transisi klub, sembari berharap yang terbaik untuknya di masa depan," Â Bunyi pernyataan resmi Man United, seperti dilansir via The Guardian.
Kepergian Dan Ashworth menjadi yang kesekian kalinya, perombakan manajemen terjadi di Manchester United semenjak akuisisi INEOS. Sekarang, pasca kepergian mantan direktur olahraga Brighton itu, MU tidak mau buru mencari pengganti. Tanggung jawab dan tugas Ashworth sementara diserahkan pada Jason Wilcox, sampai MU menemukan pengganti yang tepat.
Di Balik Kepergian Dan Ashworth
Kepergian Dan Ashworth yang tiba-tiba tentu saja menimbulkan tanda tanya besar dari sejumlah pihak. Ada apa sebenarnya dengan Manchester United? Spekulasi pada akhirnya beredar di luaran sana. Banyak yang menyebut bahwa kedatangan Ruben Amorim sebagai pelatih baru menjadi puncak permasalahan yang mengakibatkan Ashworth hengkang.
Sebagai catatan, Ashworth memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan mempertahankan Erik Ten Hag di awal musim 2024/2025 lalu. Sir Jim Ratcliffe pada waktu itu meminta saran dari Ashworth terkait siapa sosok yang pantas menggantikan Ten Hag. Sayangnya, Ratcliffe tidak sepaham dengan Ashworth, yang mengajukan list pengganti antara lain Eddie Howe, Gareth Southgate, Marco Silva, Thomas Frank, hingga Graham Potter.
Pada akhirnya, Ratcliffe CS memilih mempertahankan Ten Hag, yang berimbas pada makin jebloknya performa tim sepanjang musim 2024/2025. MU sudah kadung memberi keprecayaan penuh pada Ten Hag. Termasuk mengucurkan dana sekitar 200 juta euro untuk kebutuhan belanja pemain sang manajer asal Belanda.
Pada akhirnya, keputusan ini berbuah kerugian tersendiri buat MU. Ten Hag dipecat, dan mengharuskan Setan Merah membayar kompensasi menyentuh 10 juta poundsterling lebih, atau sekitar 202 miliar rupiah. Kedatangan Ruben Amorim membuat Ashworth makin terancam, karena mantan pelatih Sporting CP diketahui punya visi yang berbeda dengan sang direktur olahraga.
Awal kedatangannya, Amorim menyatakan bahwa dirinya akan mengubah total MU sesuai filosofi sepakbola yang ia anut. Akan tetapi, Ashworth menginginkan struktur, filosofi dan gaya bermain yang masih sama, siapapun pelatih penggantinya. Perbedaan pandangan ini akhirnya sangat mempengaruhi keputusan MU dan Ashworth untuk berpisah.
Blunder INEOS Kesekian Kalinya
Mengakhiri kerjasama dengan Dan Ashworth tampaknya merupakan langkah yang tepat buat Manchester United. Ketidakcocokan antara sang direktur olahraga dengan Ruben Amorim, bagaimanapun bisa menciptakan masalah baru. Namun, kalau berbicara soal faktor ekonomi, berakhirnya kerjasama ini tentu memakan kerugian besar buat MU dan INEOS.
Ketika pertama kali direkrut dari Newcastle United, Ashworth telah membuat United harus merogoh kocek sebesar 2,5 juta poundsterling. Jika dirupiahkan, nilai ini berkisar 50,5 miliar rupiah. Pemutusan kerjasama sebelum masa kontrak Ashworth tentu saja membuat United harus membayar kompensasi berikutnya, walau sampai tulisan ini dibuat, belum ada sumber yang menyatakan berapa besaran biaya kompensasi tersebut.
Di sisi lain, bisa dibayangkan bagaimana MU menelan banyak kerugian akibat keputusan-keputusan krusial Ashworth. Mempertahankan Erik Ten Hag contohnya. Akibat perpanjangan yang diberikan United awal musim lalu, klub Manchester kini harus membayar kompensasi berkisar 10 juta pounds kepada sang pelatih yang dipecat, tepat setelah perpanjangan kontrak diberikan.
Kemudian, kepergian Ten Hag menimbulkan masalah yang lebih pelik, yakni pencarian pelatih baru. Untuk mendatangkan pelatih baru, lagi-lagi, United harus merogoh koceknya dalam-dalam. Alternatif yang ditawarkan Ashworth sejatinya lebih murah. Tetapi MU tetap percaya pada CEO Omar Berrada yang menginginkan Ruben Amorim, sehingga mereka harus menebus pria Portugal senilai sekitar 11 juta euro dari Sporting CP.
Belum lagi, MU harus menelan kerugian tambahan akibat menuruti semua permintaan Ten Hag pada jendela transfer musim panas kemarin. Pembelian banyak pemain bintang seperti Matthijs De Ligt, Noussair Mazroui, Manuel Ugarte dan Lenny Yoro telah menguras sekitar 200 juta euro dari saldo keuangan klub. Sekarang, saldo tersebut makin terkuras, seiring keputusan-keputusan krusial yang dilakukan INEOS di bawah Sir Jim Ratcliffe.
Terlepas dari semua kerugian yang ditimbulkan, Ratcliffe, INEOS dan manajemen MU sudah membuat keputusan. Mengakhiri kerjasama dengan Ashworth adalah keputusan yang cukup bijak, karena MU tampaknya ingin berkomitmen penuh dengan Ruben Amorim. Itu artinya, INEOS menginginkan perubahan total dari era Ten Hag yang sudah terlanjur rusak total.
Belum ada pergerakan dari United untuk mencari pengganti Dan Ashworth. Tetapi bukan berarti Ratcliffe tidak punya rencana mendatangkan direktur olahraga baru lagi. Bagaimana menurut anda sendiri? Perlukah United mendatangkan pengganti Ashworth segera? Atau, Jason Wilcox saja sudah cukup untuk mengampu jabatan dan peran yang ditinggalkan Ashworth?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H