Manchester City akan menghadapi Tottenham Hotspur dalam laga lanjutan gameweek ke-12 Liga Primer Inggris. Meski akan berlaga di Etihad Stadium, laga ini tentu tidak akan mudah. Tottenham bukan lawan yang patut dianggap remeh, terutama berkaca dari statistik City yang baru saja menelan empat kekalahan secara beruntun.
Kubu tamu memang sedang pincang setelah beberapa punggawa andalannya dipastikan absen dalam lawatan ke Manchester. Namun, bukan berarti The Lilywhites bisa dianggap remeh pada pertandingan yang akan berlangsung pada Minggu (24/11) nanti. Tottenham juga dalam misi bangkit pasca kekalahan melawan Ipswich Town di pekan sebelumnya. Lantas, siapa yang bakal bangkit?
Pukulan Telak Man City
Tidak pernah ada kalimat kalah empat kali secara beruntun dalam kamus Pep Guardiola. Kekalahan melawan Brighton pada gameweek ke-11 Premier League menandai momentum tersebut untuk pertama kalinya buat seorang Pep Guardiola. Sebuah momentum yang tentu saja mengganggu langkah Man City dalam perburuan gelar Premier League musim ini.
Banyak yang bilang kalau City memang gemar bersantai di pertengahan awal musim kompetisi. Musim lalu, paruh musim perdana City juga berjalan tidak begitu bagus. Namun pada akhirnya, tim besutan Pep ini ngegas di akhir-akhir kompetisi, sehhingga pada akhirnya sukses menaklukkan Arsenal dalam perburuan gelar yang begitu intens.
Sayangya, kasus yang terjadi pada City musim ini agak lain. Ada sebuah problem besar yang membuat mereka kehilangan daya cengkeram di paruh musim awal. Absennya Rodri dari skuad tentu menjadi kehilangan paling besar. Ketiadaan gelandang Spanyol itulah alasan utama mengapa City angin-anginan akhir-akhir ini.
Tidak biasanya City lemah dalam situasi transisi negatif, alias transisi dari menyerang ke bertahan. Berkaca dari empat kekalahan terakhir, City takluk dari skema-skema ini. Alasannya tentu gara-gara tidak adanya Rodri. Kehilangan Rodri berarti kehilangan filter pertahanan pertama City dalam menghadapi setiap serangan balik lawan.
PR Pep Guardiola sekarang adalah, skuad asuhannya bakal menghadapi Tottenham, tim yang memang dikenal memiliki kekuatan dalam skema transisi positif, alias transisi dari bertahan ke menyerang. Pep setidaknya harus meminimalisir celah dalam situasi transisi negatif timnya, agar tidak kehilangan poin di laga akhir pekan nanti.
Tottenham Pincang
Pasukan London Putih Tottenham Hotspur adalah skuad yang tidak bisa dianggap remeh. Pun begitu, anak asuh Ange Postecoglou juga tidak bisa dianggap spesial. Tabel klasemen menggambarkan fakta tersebut. Tottenham besutan Postecoglou belum bisa beranjak dari papan tengah, dan kini menghuni urutan ke-10 klasemen sementara.
Sektor serang yang ganas boleh jadi keunggulan utama tim asuhan Ange Postecoglou ini. Namun, konsistensi, di sisi lain masih menjadi sesuatu yang sulit digapai oleh Son Heung-min CS. Masalahnya, setelah kemenangan 4-1 atas Aston Villa, Tottenham dua kali dibikin tersungkur lawannya, yakni ketika melawan Galatasaray dan Ipswich Town.
Lini belakang Tottenham bukanlah salah satu yang terbaik di EPL. Kondisi ini makin diperparah dengan hilangnya dua pemain belakang andalan, Micky van de Ven dan Christian Romero yang tidak bisa bermain akibat cedera. Tottenham harus berjuang ekstra menghadapi gempuran City, saat barisan pertahanan terbaik mereka tidak bisa turun akhir pekan nanti.
Rodrigo Bentancur, sementara itu juga tidak bisa memperkuat pasukan London Putih, gegara terlibat kasus yang diduga bernada rasisme terhadap rekannya Son Heung-min. Pun begitu, Ange Postecoglou masih punya harapan dari diri Son Heung-min dan Dominic Solanke. Dua pemain inilah yang diprediksi bakal jadi titik tumpu serangan Tottenham di Etihad nanti.
Kendati dalam kondisi pincang, Ange Postecoglou berharap Son dan Solanke bisa bahu-membahu membantu timnya meraih kemenangan di markas City yang nasibnya juga sedang kurang bagus akhir-akhir ini. Kemenangan setidaknya akan membawa Tottenham ke posisi yang lebih baik untuk membawa mereka ke kompetisi Eropa musim 2025/2026 mendatang.
Ujian Paling Berat Pep
Pep mungkin tidak akan pernah menyangka kalau timnya bakal kalah empat kali secara beruntun. Pun begitu, ia juga tidak menyangka kalau lawan yang akan dihadapi selanjutnya adalah Tottenham Hotspur. City harus menghadapi tim dengan produktivitas gol yang mengerikan, sekaligus salah satu tim dengan skema transisi positif terbaik di EPL musim ini.
Tidak berlebihan kalau mengatakan laga melawan Tottenham adalah ujian terberat Pep. Bagaimana tidak, skema menyerang all out ala Postecoglou akan menjadi lawan berikutnya buat City yang belum punya filter memadai untuk menghadapi tim-tim semacam ini. Katakanlah lini belakang Tottenham sedang pincang. Tapi yang perlu diingat adalah, Postecoglou bukan pelatih yang peduli-peduli amat dengan lini belakang.
Anomali lini depan dan lini belakang itu ada dalam diri Tottenham. Di saat tim ini dikenal sebagai tim dengan sektor serang paling berbahaya, lini belakang mereka terbilang rapuh. Statistik menggambarkan semuanya. Soal kebobolan, gawang Tottenham tercatat sudah koyak 13 kali. Ini menjadi catatan terbanyak ke-3 di antara tim-tim penghuni 10 besar, setelah Aston Villa dan Brighton yang masing-masing kebobolan 17 dan 15 gol.
Namun, seperti yang sudah dibahas, Tottenham mempunyai sektor serang yang luar biasa. 23 gol telah digelontorkan Son Heung-min CS sepanjang musim ini. Catatan tersebut membuat London Putih menjadi klub tersubur di EPL musim ini. Yang menarik, City, dengan torehan 22 gol musim ini, menjadi tim tersubur ke-2 di EPL, sejajar dengan Brentford yang juga telah menceploskan bola 22 kali ke gawang lawan-lawannya.
Bagi Postecoglou, yang terpenting adalah tetap menyerang dan mencuri gol sebanyak-banyaknya. Gaya seperti ini tampaknya sesuai untuk dipakai mengeksploitasi kelemahan City yang belum bisa mencari pengganti Rodri sejauh ini. PR nya kini ada pada Pep. Ia harus paham bagaimana cara menghentikan Tottenham di saat timnya merindukan sosok Rodri, yang berimbas pada buruknya form mereka akhir-akhir ini.
Prediksi Pertandingan
City tampaknya akan turun dengan pakem 4-1-4-1, sebuah skema yang memang menjadii andalan Pep sepanjang musim ini. Pep tetap akan memainkan seorang single pivot yang tampaknya bakal diperankan Mateo Kovacic. Sementara itu, City diprediksi bakal tetap memainkan garis pertahanan tinggi, walau mereka tahu, strategi seperti ini akan sangat riskan melawan Tottenham.
Dari kubu tamu, Ange Postecoglou akan tetap menjadi Ange Postecoglou. Kehilangan satu dua pemain tidak akan membuatnya terpaksa mengubah skema. 4-3-3 full attacking tampaknya akan dipilih sang pelatih blasteran Australia-Yunani ini. Harapannya tentu, mencuri gol sebanyak-banyaknya, dari situasi transisi, di saat City sedang lemah menghadapi situasi-situasi demikian.
Tidak ada cedera yang berarti buat City, yang berarti Pep bisa menurunkan skuad penuhnya, tentu saja tanpa kehadiran Rodri yang belum bisa pulih. Kwartet Ake, Akanji, Gvardiol dan Walker kemungkinan bisa dipilih. Di tengah, Kovacic bakal ditopang Gundogan dan Matheus Nunes. Sementara di sektor sayap, Foden dan Savinho bakal menyokong Haaland sebagai goal getter.
Tottenham Hotspur sementara itu masih akan mengandalkan pakem 4-3-3 menyerang khas Postecoglou. Dragusin dan Ben Davies kemungkinan akan mengisi pos centre back, didukung Pedro Porro dan Destiny Udogie di sektor fullback. Trio lini tengah akan diisi Kulusevski, Bissouma dan Sarr. Sementara untuk lini depan, Son dan Solanke dipastikan main, bertandem dengan Brennan Johnson di sisi kanan.
Untuk satu atau dua alasan, Tottenham berpotensi mencuri gol di markas Man City. Tapi, untuk satu alasan lain, City bisa saja mengawali comeback mereka di kompetisi EPL pasca jeda internasional dengan catatan positif. Hasil paling realistis untuk laga ini rasanya adalah 2-1 untuk kemenangan Manchester Biru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H