Mohon tunggu...
Fatih Romzy
Fatih Romzy Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penyuka Olahraga, Film, Musik dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

De Rossi dan Awan Kelam Dunia Manajerial Buat Legenda Sepakbola

22 September 2024   19:02 Diperbarui: 23 September 2024   14:08 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
De Rossi vs Empoli (Getty Images/Gabriel Maltinti)

Mungkin, alasan Giallorossi memecat De Rossi terbilang masuk akal. Tapi jika meninjau performa musim lalu, harusnya ada sedikit yang perlu dikaji dari keputusan ini. Toh pada akhirnya, pemecatan De Rossi menimbulkan protes dari kalangan fans mereka sendiri. Sebagian dari fans masih percaya kalau De Rossi bisa mengembalikkan Roma kembali ke jalur yang benar, sebagai salah satu raksasa Serie A.

Apa yang terjadi pada De Rossi adalah contoh kesekian kalinya betapa seorang pelatih tidak dilihat dari seperti apa latar belakangnya. Seorang legenda dengan nama besar sekalipun bisa tiba-tiba ditendang kalau hasilnya mengecewakan, menurut manajemen tentunya. Frank Lampard, Steven Gerrard, Xavi, Andrea Pirlo, hingga Gennaro Gattuso adalah contoh nyata betapa gelar legenda yang mereka sandang tidaklah berguna di dunia manajerial yang begitu keras.

Pemecatan De Rossi akhirnya memantik reaksi mantan rekan setimnya yang juga legenda Roma, Francesco Totti. Mantan kapten Serigala Ibukota itu bilang kalau De Rossi sedari awal diatur sebagai kambing hitam. Totti sudah menduga kalau De Rossi bakal jadi orang yang paling disalahkan ketika situasi Roma berada pada titik nadir seperti sekarang.

Tak Selamanya Kejam Untuk Legenda

Sudah banyak contoh para legenda yang namanya tidak lagi harum gara-gara kegagalan mereka di dunia manajerial. Namun, mengacu sejarah, tidak selamanya karir manajerial seorang legenda berakhir mengerikan. Ada beberapa dari mereka yang justru sukses mendongkrak namanya di dunia kepelatihan.

Contoh mudahnya di era sekarang, ada Mikel Arteta. Pria yang pantas disebut sebagai legenda Arsenal itu telah berhasil menyulap Meriam London menjadi tim yang paling enak ditonton selama periode kepelatihannya. Arteta memberikan sentuhan sepakbola modern yang membuat Arsenal bersaing memperebutkan gelar dalam dua musim beruntun.

Mundur sedikit ke era Real Madrid yang masih diperkuat para galactico jilid dua mereka, nama Zinedine Zidane juga sempat sohor. Pria berpaspor Perancis yang sempat sohor sebagai pemain ini sukses juga meraih sejumlah gelar prestisius semasa melatih Real Madrid. Zidane adalah orang pertama yang berhasil meraih gelar Liga Champions hingga tiga kali berturut-turut.

Pep Guardiola juga merupakan salah satu pemain legenda yang sukses beralih profesi sebagai seorang manajer. Pep yang dulu dikenal sebagai gelandang Barcelona sempat mendapat predikat salah satu playmaker paling top dunia. Status pria 53 tahun kini berubah total. Pep tidak lagi menjadi salah satu pemain paling top, tetapi telah berubah menjadi salah satu manajer top dunia.

Pep, Zidane dan Arteta hanya beberapa contoh bahwa dunia manajerial tidak selamanya berakhir mengerikan. Namun, terlepas kesuksesan nama-nama tersebut, manajerial tetap jadi dunia yang menakutkan buat seorang mantan pemain. Reputasi mereka selama masih aktif bermain menjadi taruhan apabila sebagai manajer, mereka gagal mencapai target tertentu yang sudah dipersiapkan tim.

Semua Tergantung Manajemen

Nama-nama seperti Pep, Zidane dan Arteta adalah bukti bahwa tidak selamanya seorang legenda menjadi pesakitan ketika memutuskan banting setir ke dunia manajerial. Namun kembali lagi, sang manajer tidak punya kontrol penuh atas posisinya. Klub lah yang berhak menilai apakah seorang manajer layak dipertahankan atau tidak.

De Rossi sayangnya adalah contoh kesekian tidak adanya kepercayaan penuh klub terhadap seorang pelatih. Totti bahkan berani bilang kalau De Rossi memang dipersiapkan sebagai kambing hitam. Rasa cintanya yang mendalam tentu membuat Rossi tidak bisa menolak tawaran dari Roma, seberapa parah pun krisis yang dialami I Luppi. Sayangnya, manajemen tidak memberinya banyak waktu dan langsung memecat De Rossi, meski kompetisi baru seumur jagung.

Soal yang satu ini, lihatlah bagaimana Arsenal menikmati era barunya bersama sang legenda, yang kini beralih profesi sebagai juru taktik. Musim pertama Arteta, hampir mirip seperti De Rossi. Pergantian manajerial kala itu sempat membuat Arsenal goncang. Arteta bisa dibilang gagal mendongkrak performa klub, karena di musim perdananya, Arteta gagal membawa Arsenal lolos ke zona Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun