Baiklah disini penulis, ingin mengaitkan teori belajar asosisiasistik yang dikembangkan oleh Pavlov dengan secercah harapan perdamaian dua supporter besar di Jawa Timur yaitu Bonek dan Aremania. Mengapa penulis ingin mengaitkan perdamaian antara Bonek dan Arema dengan teori Asosiasistik?
Baiklah disini saya sebagai penulis ingin menjelaskan apa itu teori Asosiasistik. Teori Asosiasistik adalah sebuah teori belajar yang dikembangkan oleh Pavlov. Dimana Pavlov menyebutkan dalam teori ini bahwasannya perilaku itu dapat dibentuk melalui kondisioning atau kebiasaan. Dimana jika ingin mendamaikan supporter antara Bonek dan Arema maka pertama dapat dimulai dengan menebar kebiasaaan virus-virus perdamaian. Tentunya dengan menebar kebiasaan-kebiasaan baik diharapkan dapat mengurangi rasa kebencian dan amarah yang selama ini terpendam diantara kedua supporter tersebut. Memang untuk mendamaikan kedua supporter besar di Jawa Timur ini bukanlah suatu hal yang mudah. Tapi kita harus belajar dari tragedy stadion Kanjuruhan ini bahwasannya tidak ada rivalitas yang sebanding dengan nyawa. Oleh karena itu diperlukan sebuah kebiasaan-kebiasaan baru bagi para kedua supporter seperti halnya duduk bersaama agar jalinan silaturahmi kedua belah pihak semakin membaik. Sehingga hal itu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Pavlov bahwa perilaku berasal dari respon akibat adanya stimulus. Dimana stimulusnya ialah dengan mengadakan pertemuan perdamaian antara kedua supporter ini sehingga nantinya dapat menimbulkan respon yang baik bagi para kedua supporter, serta nantinya perilaku kedua supporter pun dapat membaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H