Dari hukuman tersebut membuat dirinya mengalami tuli. Lalu dia dibebaskan setalah mengalami kehilangan pendengarannya akibat dapat siksaan dari pemerintah Belanda. Opu Daeng harus mengalami tuli hingga akhir hayatnya. Pada tahun 10 Februari 1964 beliau meninggal dunia di Palopo dan Beliau di makamkan  di pekuburan raja-raja Lokkoe di Palopo.
Opu Daeng  Risadju diberi Gelar Pahlawan Perempuan. Dan namanya saat ini dijadikan nama jalan di Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Opu Daeng Risadju adalah sosok perempuan yang sangat gigih dalam memperjuangkan Indonesia melawan penjajah dengan landasan agama yang kuat yang menjadikan motivasi untuknya dan juga salah seorang toko perempuan Muhammadiyah.
Nama beliau Kurang terdengar dikalangan masyarat namun sejarah dan perjuangan beliau tercatat dalam media, dia adalah sosok perempuan yang paling menentang pemerintah belanda.
Ada satu kalimat yang terkenal dari beliau "Kalau hanya ada darah bangsawan mengalir dalam tubuhkuh sehingga aku harus meninggalkan partaiku dan berhenti melakukan gerakanku irislah dadaku dan keluarkanlah darah bangsawan itu dari tubuhku supaya datu dan hadat tidak terhina
kalau saya diperlakukan tidak pantas." Kata-kata ini menjukan bahwa seorang bangsawan sekalipun bisa melakukan ini bukan hanya duduk dan menikmati semuanya tapi berjuang mempertaruhkan nyawanya, sampai ia harus disiksa oleh pemerintah Belanda dan pada akhir hayatnya ia harus kehilangan pendengarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H