Sebelum saya akhiri tulisan ini, izinkan saya menertawai tulisan amburadul ini terlebih dahulu (gak karuan kemana-kemana, bukan?)
Maka dengan penuh rasa hormat kepada yang mulia, Ibu Asmiati Malik sebagai senior saya dan orang yang lebih berkompeten dalam bidang ini, saya akan menutup tulisan tidak berbobot saya ini dengan beberapa kesimpulan:Â
1. al-Qur'an sebagai sumber agama islam bersifat absolute. Sedangkan, sains dan ilmu pengetahuan yang lain lebih bersifat relatif. Ini jelas berbeda. al-Qur'an juga bukan kitab sains yang menginformasikan ilmu fisika atau apapun itu namanya, namun di dalam al-Qur'an ada ribuan ayat yang berkaitan dengan materi-materi sains, itu semata untuk menunjukkan kebesaran Tuhan dan ke-Esa-an-Nya. Di sisi lain juga sebagai motivasi untuk umat manusia agar senantiasa melakukan pengembangan-pengembangan dalam ilmu pengetahuan.
2. Teori-teori dan hasil riset ilmiah tidak bisa dijadikan sebagai landasan dalam membenarkan atau menyalahkan agama yang bersumber dari al-Qur'an. Bukan berarti, karena tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern dogma-dogma agama menjadi usang dan diragukan kebenarannya. Sebab, sekali lagi, teori-teori itu bersifat relatif, sedangkan dogma-dogma yang diambil dari teks suci itu bersifat absolut. Denga begitu, sangat mungkin sekali jika agama dan sains saling bertolak belakang.
3. Menjadikan agama sebagai landasan mengembangkan ilmu pengetahuan, bisa dikatakan akan berakibat fatal. Hal itu dikarenakan keabsolutan wahyu yang menjadi dasar beragama akan dianggap salah/tidak valid jika sewaktu-waktu teori-teori itu digantikan oleh teori yang baru. Bukankah kebenaran teori-teori tadi bersifat relatif.
4. Mengatakan langkah para ulama (penyebar agama) yang terkesan mengatakan agama dan ilmu pengetahuan itu bertolak belakang (tidak saling beriringan) merupakan sesuatu yang tidak etis. Karena bagaimanapun tidak ada yang bisa memastikan siapa yang lebih baik diantara kita.
Maka, agar lebih etis, saya memohon maaf atas kehadiran tulisan kacau-balau ini, syukur-syukur jika Ibu Asmiati berkenan meluruskan keliru-salahnya. Mohon maaf dan terimakasih. Wassalamu 'Ala man-ittaba'a al-huda.
:Sebagian besar isi tulisan ini saya adopsi dari tulisan guru-guru saya di pesantren.
Hamba Allah Yang Mengharap Petunjuk.
Murid Madrasah Aliyah di Pasuruan, Kelas XII jurusan Tafsir-Hadis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H