Mohon tunggu...
Fatihani Syahira
Fatihani Syahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya hobi mendengarkan musik, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Gibah Online "Spill The Tea" dalam Pandangan Islam

13 Juli 2023   10:08 Diperbarui: 13 Juli 2023   10:12 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Islam, terdapat beberapa prinsip dan ajaran yang berkaitan dengan kejujuran, melindungi aib orang lain, dan menjaga lisan dari ucapan yang negatif atau menghina. Oleh karena itu, dalam konteks Islam, mengungkapkan gosip atau mengedarkan informasi pribadi orang lain tanpa izin atau tanpa kepentingan yang jelas bisa dianggap tidak tepat.

Dengan demikian, fenomena Spill the Tea ini dianggap sebagai sesuatu yang lebih banyak menimbulkan mudarat atau sesuatu yang tidak menguntungkan dalam pandangan islam, diantaranya :

1. Mengundang Pergibahan

Seperti yang bisa kita lihat jika ada seseorang yang "mengumumkan" Spill the Tea ini pasti akan langsung mendapatkan atensi besar dari para pengguna sosial media dan pasti terjadi pergibahan. Gibah dapat diartikan sebagai pengungkapan aib atau kekurangan seseorang dalam ketidakhadirannya atau tanpa izinnya. Dalam Islam, ghibah dianggap sebagai perilaku yang dilarang dan dianggap dosa,  orang yang gibah diumpamakan seperti sedang memakan bangkai saudaranya sendiri. Hukum gibah haram, tetapi dalam beberapa situasi tertentu yang dikecualikan.

Al-Qur'an secara tegas melarang ghibah dalam Surah Al-Hujurat (49:12): "Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Adakah sebagian kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya."

2. Memunculkan Fitnah

Tidak jarang informasi yang diungkap lewat spill the tea ini adalah tidak benar dan berujung fitnah. Biasanya ini terjadi ketika ada seseorang yang mengaku-ngaku mengetahui tentang rahasia suatu perkara orang lain yang tidak disukainya sehingga sengaja menimbulkan fitnah. Selain iti fitnah bisa terjadi karena adanya disinformasi atau kesalahpahaman. Pelaku spill the tea hanya asal membeberkan informasi tanpa bisa mempertanggungjwabkan kebenaran faktanya. Hal ini jelas merugikan pihak yang difitnah. Fitnah adalah salah satu dosa besar dalam islam bahkan disebutkan bahwa fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.

"Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 191)

3. Membuka Aib Orang Lain

Fenomena spill the tea ni juga dapat disamakan dengan membuka aib  seseorang di muka umum. Dalam Islam, membuka aib orang didepan umum atau melakukan pengungkapan aib (exposing someone's faults or sins publicly) dianggap sebagai perilaku yang sangat dilarang dan dianggap dosa. Ajaran Islam menekankan pentingnya menjaga privasi, menghormati orang lain, dan melindungi reputasi individu, seperti yang disebutkan dalam hadist,

Daripada Ibn Umar R.anhuma bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Barangsiapa yang mencari-cari aib (atau kelemahan) saudaranya yang Muslim, nescaya Allah akan membuka aibnya walaupun dia berada di dalam rumahnya." (Hadis riwayat Imam al-Tirmidhi - 2032)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun