Mohon tunggu...
fatiha mulya
fatiha mulya Mohon Tunggu... Ahli Gizi - mahasiswa

.hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri

24 September 2024   15:23 Diperbarui: 24 September 2024   15:39 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada remaja putri memiliki kaitan yang sangat erat dan penting, terutama dalam konteks kesehatan global, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Berikut adalah penjelasan rinci dari file tersebut:

1. Anemia pada Remaja Putri

Anemia adalah masalah kesehatan global yang sangat penting, dengan prevalensi tinggi terutama di negara-negara berkembang. Remaja putri merupakan salah satu populasi yang paling rentan terkena anemia. Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai kondisi ketika konsentrasi hemoglobin dalam eritrosit berkurang sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh. Pada remaja putri, batas kadar hemoglobin normal adalah di atas 12 g/dl. Di Indonesia, prevalensi anemia pada remaja putri mencapai 27,2%, lebih tinggi dibandingkan pada remaja laki-laki. Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada remaja putri antara lain menstruasi dan kecenderungan mereka untuk melakukan diet ketat demi menjaga penampilan fisik, yang pada akhirnya dapat mengurangi asupan gizi penting seperti zat besi.

2. Pentingnya Pengetahuan tentang Anemia

Pengetahuan merupakan elemen yang sangat penting dalam mencegah terjadinya anemia. Pengetahuan yang dimaksud adalah pemahaman tentang apa itu anemia, gejala-gejalanya, faktor penyebab, serta bagaimana cara mencegah dan mengobatinya. Remaja putri yang memiliki pengetahuan yang memadai cenderung lebih sadar akan pentingnya menjaga pola makan yang seimbang dan memenuhi kebutuhan gizi, terutama zat besi, untuk mencegah anemia. Pengetahuan ini bisa didapat melalui pendidikan formal maupun non-formal, dan termasuk enam tingkatan pengetahuan: tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Remaja yang lebih tahu tentang anemia akan lebih memahami risiko yang mereka hadapi dan mampu menerapkan langkah-langkah pencegahan, seperti meningkatkan konsumsi makanan yang kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.

3. Penelitian-penelitian yang Mendukung

Berbagai penelitian yang dikutip dalam artikel menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dan kejadian anemia:

  • Penelitian oleh Budianto dan Fadhilah (2016) di MA Mathla'ul Anwar Gisting menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang anemia dan kejadian anemia pada remaja putri. Remaja dengan pengetahuan yang lebih baik mampu mengidentifikasi gejala anemia, faktor penyebabnya, dan mengambil langkah-langkah untuk menghindari atau mengobati anemia.
  • Penelitian Rahayu et al. (2021) juga menunjukkan hasil serupa, di mana remaja putri yang memiliki pengetahuan yang baik tentang anemia cenderung mencukupi kebutuhan gizinya dengan baik, terutama selama masa menstruasi, yang merupakan periode dengan risiko tinggi anemia.
  • Penelitian oleh Ngatu dan Rochmawati (2015) menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan pemenuhan kebutuhan zat besi pada remaja putri. Pengetahuan yang memadai akan berpengaruh pada cara seseorang dalam bersikap dan berperilaku, termasuk dalam hal pemenuhan gizi.
  • Penelitian Laksmita dan Yenie (2018) juga menemukan hubungan signifikan antara pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia, dengan Odds Ratio (OR) sebesar 2,222, yang artinya remaja putri yang memiliki pengetahuan rendah berisiko 2,222 kali lebih besar mengalami anemia

4. Faktor Lain yang Mempengaruhi Kejadian Anemia

Selain pengetahuan, faktor lain yang berkontribusi terhadap anemia pada remaja putri termasuk menstruasi dan kebiasaan diet yang sering kali dilakukan remaja putri untuk mempertahankan bentuk tubuh. Keinginan untuk tetap langsing sering kali membuat mereka melakukan diet ketat yang menyebabkan kekurangan asupan zat besi. Menstruasi yang terjadi setiap bulan juga meningkatkan risiko anemia, terutama jika disertai dengan asupan gizi yang kurang.

5. Dampak Anemia pada Remaja Putri

Anemia memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan produktivitas remaja putri. Beberapa dampak tersebut antara lain:

  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Mudah lelah dan kelelahan yang berlebihan
  • Kelesuan, pusing, dan sering merasa lemah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun