Mohon tunggu...
Fatih Alfali
Fatih Alfali Mohon Tunggu... -

college student, fat, curly and 18 :-)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langkah

16 Januari 2011   13:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:31 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dinginnya angin dan tajamnya pantulan cahaya bulan terus mengikuti perjalanan ini. Setiap jengkal kaki menginjak tanah tercipta sebuah tanda yang membekas, meninggalkan tanya kemanakah diri ini akan melangkah? Tubuh yang tergoyah oleh dinginnya malam seolah terkulai bagai daun yang berjatuhan, lepas dan terseret. Pikiran yang terbuai oleh rayuan hujan mulai tertidur perlahan seperti pasir yang terhempas oleh air laut. Jiwa ini terus bertanya tentang misteri, misteri apa yang akan dihadapinya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun