Mohon tunggu...
Moch Fatih Allam Firmansyah
Moch Fatih Allam Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang

Suka Sejarah dari berbagai bidang dan Otomotif nuansa Retro Klasik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peranan Irigasi Kedungkandang Sebagai Peninggalan Belanda yang Tetap Eksis Saat Ini

8 Maret 2023   03:59 Diperbarui: 19 November 2023   18:50 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dam ini merupakan lanjutan dari irigasi Kedungkandang (Kedungkandang werken) yang terletak di Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. (Dokpri)

Selanjutnya, petani akan membudidayakan tanaman yang ada di lahan pertanian tersebut salah satunya padi. Padi tersebut akan diailiri air tersebut melalui saluran irigasi buatan dari bambu, batu dan bahan alam sekitarnya serta menggunakan pipa untuk mengalirkan air tersebut. 

Sebelumnya, para petani memastikan sumber air yang akan digunakan irigasi mencukupi kebutuhan bertani dan sumber air tersebut berasal dari sungai atau sumur yang ada disekitarnya. 

Dari irigasi buatan tersebut, para petani tidak bergantung pada air hujan dalam waktu tertentu dan beralih menggunakan daerah resapan yang kapasitas airnya lebih besar. 

Hal tersebut dapat memungkinkan para petani untuk menanam padi atau tanaman sejenis di luar musim hujan. Dari pernyataan tersebut bahwa masyarakat pribumi khususnya yang bekerja menjadi petani telah membuat saluran irigasi air sederhana untuk kebutuhan pertanian dan pangan pada masa itu. 

Irigasi tersebut dibuat dari bahan alam sekitarnya seperti bambu, batu dan bahan alam sekitarnya serta menggunakan pipa untuk mengalirkan air ke lahan pertanian yang dituju.

Selain itu, sistem irigasi air di seluruh Pulau Jawa pada masa itu masih bersakala kecil, sederhana dari segi desain bentuknya dan ketahanan irigasi yang tidak bertahan lama (mudah hancur). 

Dari ketahanan irigasi, apabila volume air tinggi akan menghancurkan saluran irigasi tersebut dan mengalami banjir disekitar wilayah tersebut. Setelah itu, pemerintah Hindia Belanda mencari solusi dalam mengatasi ketahanan pangan termasuk lahan pertanian dengan menggunakan teknik irigasi barat (Belanda) yang memiliki tujuan memperbaiki sistem irigasi yang ada (Ravesteijn, 1997:4). Pembangunan irigasi air di Pulau Jawa mulai dibangun pada abad ke-20 dan melibatkan beberapa insinyur dari barat (Belanda). 

Dari pembangunan tersebut, pemerintah Hindia Belanda menghasilkan beberapa irigasi air yang tersebar di seluruh Pulau Jawa dan dapat digunakan untuk kebutuhan pertanian dan sumber mata air bagi masyarakat sekitar. Irigasi yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel ini menunjukkan bahwa pembangunan irigasi air di Pulau Jawa berurutan dari tahun 1853-1908. (Sumber dari Ravesteijn, 1997)
Tabel ini menunjukkan bahwa pembangunan irigasi air di Pulau Jawa berurutan dari tahun 1853-1908. (Sumber dari Ravesteijn, 1997)

Proyek irigasi yang ada didaerah Malang sendiri ditunjukkan pada nomor 21 dan 22 (yang diblok pada tabel tersebut). Irigasi Molek (Molek wergen) yang bersumber dari Sungai Brantas di Blobo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dan Irigasi Kedungkandang (Kedungkandang werken) yang bersumber dari Sungai Amprong di Kedungkandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Pembahasan berikutnya akan difokuskan pada irigasi Kedungkandang (Kedungkandang werken).

Irigasi Kedungkandang (Kedungkandang werken)

Irigasi Kedungkandang (Kedungkandang werken) merupakan irigasi buatan Belanda (masa kolonial) dari Sungai Amprong yang terletak di Kedungkandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang sampai daerah Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun