Mohon tunggu...
Fatih DaffaKhairan
Fatih DaffaKhairan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya Memancing

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Teknologi Dala Prespektif Pancasila

30 Januari 2025   14:30 Diperbarui: 30 Januari 2025   14:26 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pengaruh Teknologi dalam Perspektif Pancasila

 

Pendahuluan

Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. Dari komunikasi hingga ekonomi, teknologi telah memberikan kemudahan yang luar biasa. Namun, dalam konteks Indonesia, dampak teknologi harus selalu dikaji melalui perspektif Pancasila sebagai dasar negara dan panduan moral. Artikel ini akan membahas bagaimana teknologi memengaruhi kehidupan masyarakat berdasarkan nilai-nilai dalam Pancasila.


Ketuhanan yang Maha Esa dalam Era Digital

Teknologi membuka akses luas terhadap informasi, termasuk dalam aspek keagamaan. Berbagai platform digital menyediakan ceramah, kajian, dan literatur keagamaan yang memperdalam pemahaman spiritual masyarakat. Namun, di sisi lain, penyebaran informasi yang tidak diverifikasi dapat menimbulkan misinformasi tentang ajaran agama. Oleh karena itu, nilai Ketuhanan yang Maha Esa mengajarkan bahwa teknologi harus digunakan dengan bijak untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan, bukan menyebarkan kebencian atau berita bohong.

Contoh: Aplikasi Al-Qur'an digital dan platform streaming ceramah keagamaan yang membantu umat dalam memperdalam ajaran agama.

 

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Era Teknologi

Teknologi seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan memperkuat rasa kemanusiaan. Artificial Intelligence (AI), robotika, dan otomatisasi mempermudah pekerjaan manusia, tetapi juga berpotensi mengurangi kesempatan kerja. Dalam perspektif Pancasila, pengembangan teknologi harus memperhatikan aspek keadilan dan kemanusiaan agar tidak merugikan kelompok tertentu. Selain itu, penggunaan teknologi harus tetap menjunjung tinggi etika dan moralitas.

Contoh: Penggunaan AI dalam dunia medis yang membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit lebih cepat dan akurat, tetapi tetap mempertahankan sentuhan kemanusiaan dalam pelayanan kesehatan.

 

Persatuan Indonesia dalam Dunia Digital

Media sosial dan teknologi komunikasi memungkinkan interaksi antarindividu dari berbagai daerah dan latar belakang. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, media sosial dapat menjadi alat perpecahan, seperti penyebaran ujaran kebencian, hoaks, dan provokasi. Oleh karena itu, nilai Persatuan Indonesia harus menjadi pedoman dalam menggunakan teknologi untuk memperkuat solidaritas kebangsaan, bukan memperlebar perpecahan.

Contoh: Kampanye digital untuk meningkatkan kesadaran tentang keberagaman budaya Indonesia dan mencegah perpecahan akibat hoaks.

 

 

Demokrasi Digital dan Hikmat Kebijaksanaan

Dalam sistem demokrasi, teknologi memberikan akses luas terhadap partisipasi masyarakat dalam proses politik. E-voting, petisi online, dan diskusi daring menjadi contoh bagaimana teknologi dapat memperkuat demokrasi. Namun, ancaman seperti penyalahgunaan data, manipulasi informasi, dan penyebaran propaganda juga meningkat. Oleh karena itu, prinsip musyawarah dan hikmat kebijaksanaan dalam Pancasila harus diterapkan agar teknologi mendukung demokrasi yang sehat dan bertanggung jawab.

Contoh: Platform e-voting dalam pemilihan umum yang meningkatkan transparansi dan memudahkan masyarakat dalam berpartisipasi dalam pemilu.

 

Keadilan Sosial dalam Transformasi Digital

Teknologi memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial melalui berbagai inovasi, seperti ekonomi digital, e-learning, dan layanan kesehatan berbasis teknologi. Namun, kesenjangan digital masih menjadi tantangan besar. Akses terhadap teknologi yang tidak merata dapat memperlebar ketimpangan sosial. Oleh karena itu, nilai keadilan sosial dalam Pancasila menuntut adanya kebijakan inklusif yang memastikan semua lapisan masyarakat mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi.

Contoh: Program internet gratis di desa-desa terpencil yang memungkinkan akses pendidikan online bagi anak-anak di daerah tertinggal.

 

Kesimpulan

Teknologi adalah pedang bermata dua yang dapat membawa manfaat besar tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, dalam perspektif Pancasila, penggunaan teknologi harus selalu diiringi dengan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam pemanfaatan teknologi, Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju secara digital tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai luhur kebangsaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun