Melihat perilaku yang dilakukan anak dapat tergolong perilaku yang abnormal secara SDM atau abnormal menurut pandangan orang tua. Terkadang dan tak jarang perilaku yang dilakukan anak dianggap abnormal bagi orang tua padahal itu merupakan perilaku wajar yang terjadi pada usia-usia tertentu, dapat dicontohkan pada saat awal pertumbuhannya terdapat kemungkinan bahwa seorang anak akan mengalami beberapa ketakutan atau kecemasan yang kita orang dewasa menganggap hal tersebut hal yang wajar, biasanya anak akan menangis saat ditinggal oleh orang tuanya dan terdapat orang-orang yang asing menurutnya. Itu merupakan hal yang wajar diusianya yangmana ia masih belum bisa berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya dan takuk dengan kedatangan orang-orang baru.
Masalah-masalah psikologis yang dialami pada masa anak-anak seringkali menjadi persoalan tersendiri. Tak jarang permasalahan-permasalahan yang muncul akan mempengaruhi anak yang dimana mereka memiliki kapasitas yang terbatas untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Permasalahan terseut dapat menghambat potensi-potensi perkembangan sianak tersebut. Permasalahan psikologis yang terjadi pada anak tidak jauh berbeda dengan permasalahan psikologis yang dialami oleh orang dewasa, misalnya gangguan mood, kecemasan,dan beberapa masalah namun nampak berbeda masa anak dibandingkan pada masa dewasa.
Ke-abnormalitasan tindakan anak menurut sudut pandang orang tua dapat dipengarhi oleh latar belakang budaya, misal pandanngan orang jawa akan berbeda dengan pandanngan orang Sumatra dalam menanggapi perilaku anak. Begitu pula halnya penelitian yang dilakukan oleh Weisz, J.R,dkk (1988) menyajikan hasil penelitian mengenai beberapa gambaran masalah pada anak yang dicirikan oleh kontrol diri yang berlebiha dan kurangnya kontrol diri, permasalahan tersebut disajikan pada orang tua Thailand dan orang tua Amerika Serikat. Dibandingkan orang tua Amerika, orang tua Thailand memandang kedua masalah tersebut tidak terlalu serius dan mnghawatirkan dan kemungkinan akan membaik tanpa penanganan. Orang tua Thailand berasumsi bahwa perilaku anak-anak tersebut aan membaik dan berunbah dengan seiring waktu.
Gangguan-ganggan anak terkadang terlihat diawal masa perkembangannya namun terkadang juga dapat dilihat saat ia mulai beranjak remaja atau dewasa. Beberapa gangguan yang terjadi pada masa anak-anak adalah;
1)Gangguan perkembangan pervasif, gangguan ini merupakan gangguan yang nyata terlihat pada berbagai area perkembangan. Gangguan ini dapat dilihat pada tipe gangguan autisme dan gangguan asperger.
2)Gangguan retrasi mental, gangguan keterlambatan yang meluas dalam perkembangan kognisi dan fungsi sosial anak. Gangguan ini dapat didiagnosa berdasarkan skor IQ yang rendah dan fungsi adaptif yang buruk. Semua itu dapat terjadi karea faktor abnormalitas kromosom,genetis, infeksi janin ataupun penyalahgunaan obat terlarang pada ibu hamil ataupun penyebab budaya-keluarga.
3)Gangguan belajar, gangguan defisiensi pada kemampuan belajar spesifik dalam konteks setidaknya intelegensi rata-rata dan ada kesempatan belajar. Gangguan ini biasanya terdapat pada gangguan matematika, gangguan menulis atau gangguan membaca (disleksia)
4)Gangguan komunikasi, gangguan ini dapat terlihat pada gangguanbahasa ekspresif, gangguan bahasa campuran resentif/ekspresif,gangguan fonologi, dan gagap.
5)Gangguan pemusatan perhatian dan perilaku bermasalah, merupakan gangguan pola-pola perilaku bermasalah yang umumnya mengganggu orang lain atau fungsi sosial adaptif. Gangguanini dapat dicirikan pada ganngguan ADHD (Attention Deficit Hyperacvity), CD (gangguan tingkah laku), ODD (gangguan sikap menentang)
6)Kecemasan dan depresi, ganggan ini mencolok terlihat pada gangguan kecemasan akan perpisahan, fobia spesifik, fobia sosial, gangguan kecemasan menyeluruh, depresi mayor, dan gangguan bipolar
7)Gangguan eliminasi, atau gangguan /masalah pada kontrol BAK atau BAB yang persisten dan tidak dapat dijelaskan oleh sebab organik. Pada kurangnya kontrol terhadap BAK disebut Enuresis sedangkan kurangnya kontrol terhadap BAB dikenal dengan Enkopresis
Semua gangguan diatasterjadi karena terdapat faktor-faktor yang ada pada diri anak itu sendiri, lingkungan ataupun perilaku dari orang tua mereka sendiri. Gangguan-gangguan tersebut juga membutuhkan penanganan yang lebih agar tidak menjadikan permasalahan baru, misal pada penderita gangguan Autisme perlu mendapatkan penanganan perilaku yang intensif dan dalam jangka panjang untuk diharapkan dapat memperbaiki perilaku adaptif dan keterampilan komunikasi dari lingkungan dan orang-orang yang mampu menangani masalah tersebut.
Sebagai orang tua diharuskan dapat mengenali gangguan-gangguan yang muncul pada anak-anaknya sedini mungkin agar gangguan-gangguan yang terjadi tidak menjadi permasalahan baru pada masa perkembangan anak, sekaligus dapat ditangani sedini mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H