Mohon tunggu...
Fatia A Umma
Fatia A Umma Mohon Tunggu... -

life is sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Haruskah UN Tetap Ada

21 Mei 2014   04:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:18 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ujian nasional merupakan hal yang penuh dengan ketegangan dan kecemasan. Banyak para siswa SD,SMP ataupun SMA yang merasakan kecemasan saat menghadapi Ujian Nasional bukan hanya siswa, para guru serta orang tua pun ikut merasakan kecemasan ujian nasional. Hal tersebut terjadi dikarenakan kelulusan adalah segalannya dari perjalanan pendidikan siswa. Dengan standar nilai (cut off score) yang tinggi serta beberapa proses yang menegangkan membuat para peserta ujian tertekan.

Banyak fenomena serta kontrofersi yang bersumber dari ujian nasional, tak jarang kita dengar atau bahkan kita lihat dilingkungan kita sendiri ada beberapa siswa yang rela melepas nyawa dengan cara bunuh diri karena hanya steres dan cemas dalam menghadapi Ujian Nasional (UN). Peningkatan mutu pendidikan pemerintah yang diharapkan menjadikan Indonesia lebih baik haruskan menjadi tekanan bagi beberapa pihak yang tidak mampu menghadapi Ujian Nasional yang memiliki standar nilai (cut off score) serta paket soal yang semakin tahun semakin bertambah. Bagi beberapa pihak merasa tidak begitu terganggu dengan standar yang diberikan oleh kementerian pendidikan Indonesia dikarenakan pihak-pihak tersebut telah mendapatkan bekal yang jauh lebih matang dari diri dan lingkungannya, namun bagi pihak-pihak yang tidak mendapatkan bekal yang matang dari diri dan lingkungannya akan merasakan Ujian Nasional adalah sebuah hal yang menakutkan.

Fenomena terbaru yang tak kalah mengejutkan dan menjadikan kita harus memperhitungkan keberlangsungan program UJIan Nasional sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 adalah telah ditemukan beberapa soal yang soal tersebut merupakan soal jebakan dengan dimaksudkan ada beberapa soal yang tidak lengkap atau tidak tuntas, yang lebih parah telah ditemukan sebuah soal di mata pelajaran tertentu soal tersebut merupakan soal copy-an dari soal ujian dari negara lain, dengan soal yang sama gambar yang sama namun menggunakan bahasa indonesia. Terdapat pula soal mengenai Jokowi pada soal Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang dipandang oleh KPAI merupakansebuah praktisi politik dan akhirnya direvesi sedangkan soal hasil revisi dan soal yang bersegel dari pemerintah diberikan bersamaan hingga menimbulkan beberpa persoalan yang secara psikis sangat mengganggu. Cukup memprihatinkan...

Dalam suatu acara di salah satu stasiun televisi telah mengadakan polling dalam akun twitter mereka dari 10.000 polling telah didapakan data 9042 responden memilih kembali pada Evaluasi Belajar Tahap Nasional (EBTANAS) yang telah berlangsung pada tahun 1980-2003 dan 958 memilih tetap melanjutkan program Ujian Nasional yang telah berlangsung pada tahun 2005-sekarang.

Tetap dengan Ujian Nasional(UN) dengan beberapa ketentuan yang dirasa menyulitkan atau Evaluasi Belajar Tahap Nasional (EBTANAS).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun