Mohon tunggu...
Fath Wiladisastra
Fath Wiladisastra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Majalengka

Pelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islamophobia Terus Bergema, Apa yang Dilakukan Dunia?

1 Maret 2024   12:14 Diperbarui: 1 Maret 2024   12:30 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Serangan terhadap Palestina sudah lebih dari 140 hari, namun Zionis masih terus memborbardir rakyat Palestina.  Di sisi lain, serangan tersebut ternyata meningkatkan Islamophobia di Inggris dan negara eropa lainnya. Kelompok pemantau di Inggris Tell Mama menyebutkan bahwa terdapat 2.010 kasus Islamophobia. 

Islamophobia merupakan salah satu serangan terhadap Islam karena kebencian orang-orang kafir.  Islamophobia bahkan terus digaungkan saat umat Islam menjadi korban kezaliman zionis. Bahkan masjid yang menjadi tempat ibadahpun, menjadi sasaran islamophobia, dinding masjid bertuliskan graffiti ancaman "bunuh muslim", "Pulanglah."

Dunia bahkan tak mampu bertindak apa-apa Ketika umat Islam dijadikan sasaran meski PBB sudah menetapkan hari anti Islamophobia.  Di sisi lain hal ini menunjukkan lemahnya PBB untuk menghilangkan kejahatan yang demikian besar dan menjaga umat manusia.

Sudah saatnya umat Islam bersatu, sudah saatnya umat Islam bangkit dari tidur panjangnya, dinina bobokan oleh urusan pribadi, sudah saatnya kita berfikir secara menyeluruh, bagaimana pertanggung jawaban kita di akhirat nanti, saat ditanya mengenai nasib sodara kita.

Genosida di Palestina serta islamophobia di Eropa seharusnya menjadikan kita sadar, bahwa harga diri kita sedang diinjak-injak oleh mereka. Dimana letak rahmatan lil Al-Amin yang sesungguhnya? 

Sungguh hanya Khilafah Islam yang mampu menjaga dan melindungi umat Islam dan memberantas kezaliman dunia. Islam berada dalam satu naungan, tidak ada pemisahan ras, suku dan kebudayaan, semua diperlakukan sama dalam sebuah sistem Islam yang tentunya berlandaskan aturan Allah sang pencipta alam, bukan aturan manusia yang cacat, yang menyebabkan ketimpangan antara pemilik modal, penguasa, dan rakyat biasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun