Mohon tunggu...
Fath Wiladisastra
Fath Wiladisastra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Majalengka

Pelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Mana Kita Berasal?

26 Juni 2022   09:25 Diperbarui: 26 Juni 2022   09:50 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemudian pada masa Rasulullah SAW, semua kodzoliman pada masa jahiliyah dihapuskan, Rasul mengangkat derajat perempuan tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki- laki Dimata Allah kecuali ketaqwaan, pahala yang diberikanpun sama namun proses ada yang berbeda tentunya sesuai fitrah sebagai perempuan atau fitrah sebagai laki-laki. Perempuan boleh menuntut ilmu, perempuan mendapatkan hak waris juga yang tentunya sesuai ketentuannya, serta hal lainnya. Bahkan wilayah Eropa yang pada masa itu masuk ke dalam wilayah Islam, meskipun perempuannya belum masuk agama Islam namun turut merasakan hak-hak nya sebagai manusia dan perempuan padahal disebagian negara Eropa yang tdk masuk dalam wilayah kekuasaan Islam perempuan masih merasakan kedzoliman tersebut.

Alhamdulillah bisa menjadi umat Rasulullah, bisa mengetahui bagimana perjuangannya merubah paradigma yang dzolim tersebut. Subhanalloh miris yah, tak terbayang ketika kita lahir sebelum masa Islam.

Selain itu anugrah terbesar ialah Islam, kenapa Islam ?

Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi” (H.R. Muslim).

Alhamdulillah kita bisa merasakan nikmat terbesar ini, keamanan ketika beribadah dan ujian2 yang mungkin belum ada apa-apanya dibandingkan sudara kita yang mualaf dimana tidak semua anggota keluarga nya menerima begitu saja keputusannya, ada yang disiksa sedemikian rupa agar kembali kepada agamannya yang terdahulu serta hal-hal lainnya, namun justru karena perjalanan spiritual, keimanan mereka serta kekaffahan dalam menerapkan syariat Islam bisa jadi lebih kokoh dari pada kita yang sudah Islam dari lahir. Semoga setiap hari kita senantiasa bersyukur, senantiasa tafakkur akan nikmat Allah sehingga semakin bertambah keimanan semakin berkurang keraguan kita, semakin yakin menerapkan syariat Islam tentunya berlandaskan Lillahi ta'ala, aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun