Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi sehingga kebebasan dalam beropini sangat dijunjung tinggi.
Namun, sering kali istilah kebebasan beropini ini disalahartikan dan disalahgunakan oleh sekelompok ataupun segelintir pihak yang entah memang tidak mengerti makna dari kebebasan beropini itu sendiri, atau memang berniat untuk melakukan hal yang dapat merugikan orang lain saja.
Seiring berkembangnya teknologi informasi, seperti internet dan sosial media, Indonesia menjadi negara dengan warga yang “ramai” ketika menyampaikan opini di media sosial. Dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, rasanya tidak terbayangkan seberapa “ramai”-nya jagat media sosial di Indonesia saat ini.
Istilah netizen atau dalam bahasa Indonesia yang benar dinamakan warganet, adalah masyarakat yang berkecimpung di internet. Dalam artian, mereka adalah orang-orang yang aktif menggunakan internet dan sosial media.
Kita bangga jika ternyata masyarakat Indonesia telah banyak yang menggunakan internet dan media sosial. Hal ini berarti, masyarakat kita tidak tertinggal dan dapat dikatakan bisa beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun, sayangnya ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dari sebagian masyarakat Indonesia, khususnya di sebagian warganet.
- Microsoft: Warganet Indonesia tidak sopan!
Sejak zaman dahulu, Indonesia dikenal dunia dengan sikap ramah tamah dan kesopanan para warganya. Namun, pada saat ini, hal itu seperti ada penurunan kualitas sejak warganet Indonesia mulai aktif di media sosial.
Belum lama ini, Microsoft mengumumkan laporan berjudul Digital Civility Index (DCI), yang berisikan pengumuman terkait tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang tahun 2020.
Hal menarik yang menjadi perbincangan hangat di jagat media sosial belakangan ini adalah ditempatkannya Indonesia di urutan ke-29 dari 32 negara per kawasan partisipan survei. Hal ini juga menempatkan Indonesia di urutan terbawah se-Asia Tenggara, yang menandakan bahwa warganet Indonesia paling tidak sopan di kawasan Asia Tenggara.
Menurut laporan tersebut, tingkat kesopanan warganet Indonesia mengalami penurunan poin ke angka 76. Sedangkan warganet Singapura menempati urutan keempat secara global, dengan poin total 59.