Mohon tunggu...
Fathurrachman Zuhdi
Fathurrachman Zuhdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi || Media Enthusiast

Senang berdiskusi dan berbicara tentang media dan dunia kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

skinnyindonesian24: Youtube Lebih "Berbahaya" dari TV!

9 Maret 2021   01:15 Diperbarui: 27 Januari 2022   13:32 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar diambil dari video Youtube Lebih Dari TV
Gambar diambil dari video Youtube Lebih Dari TV
Delapan bulan setelah diunggahnya video tersebut, pada tanggal 24 Februari 2021, mereka kembali mengunggah video yang menjelaskan bagaimana “permainan” yang ada di dunia Youtube sekarang ini. Video tersebut diberi judul Youtube Lebih Dari TV, sama seperti lirik yang dinyanyikan Jovial dalam video GGS yang diunggah 5 tahun sebelumnya. Video itu berisikan dua orang kakak-adik yaitu Jovial dan Andovi, yang sedang mendiskusikan bahaya dari Youtube jika “permainan kotor” di dalamnya tetap dijalankan.

Ada beberapa sudut pandang yang mereka jelaskan dalam video Youtube Lebih Dari TV, yaitu:

  • Sudut pandang penonton
  • Sudut pandang pejabat Youtube
  • Sudut pandang pengiklan
  • Sudut pandang pembuat konten

1. Sudut Pandang Penonton

Dalam sudut pandang ini, digambarkan 2 orang penonton Youtube yang sedang bermain catur dan mendebatkan hal-hal yang berlangsung di dunia. Kedua orang ini berbeda pemahaman dan keyakinan akan apa yang mereka debatkan sehingga pada akhirnya mereka bermusuhan karena perbedaan itu.

Menurut Jovial dan Andovi, itu disebabkan dari home page Youtube yang berbeda konten pembahasannya sehingga pemahaman dari kedua orang tadi berbeda. Ada home page yang berisikan konten informasi yang benar dan sesuai fakta maupun ilmiah, tetapi ada juga yang tidak sesuai dengan ilmiah, bahkan cenderung kepada hal yang belum terbukti kebenarannya sehingga informasi tersebut berpotensi menjadi hoaks.

2. Sudut Pandang Petinggi Youtube

Sudut pandang ini memiliki pesan tersirat bahwa pejabat Youtube pada saat ini lebih mengutamakan memberikan konten-konten yang secara data pasti ingin ditonton oleh masyarakat. Perdebatan yang dijelaskan dalam video ialah dalam variasi konten yang diberikan kepada penonton dan dilema dalam memilih konten yang disediakan sesuai dengan keinginan penonton atau kah kebutuhan penonton.

Kesimpulan akhir yang skinnyindonesian24 berikan dalam sudut pandang ini ialah para pejabat Youtube memilih untuk memberikan tontonan yang hanya ingin dilihat penonton daripada yang sebenarnya dibutuhkan. Seperti contoh, Youtube lebih sering menampilkan di home page konten yang berisikan sensasi dan drama karena lebih mengikat perhatian dan menghasilkan watch hour/durasi menonton yang tinggi daripada konten edukasi ataupun informasi yang sebenarnya lebih dibutuhkan bagi masyarakat. Hal ini mereka jelaskan bahwa bisnis yang lebih diutamakan oleh Youtube sekarang ini.

3. Sudut Pandang Pengiklan

Jovial dan Andovi menjelaskan melalui sudut pandang pengiklan bahwa sebenarnya ada strategi pengiklan dalam menarik perhatian penonton agar brand atau produk mereka dapat dilihat dan menghasilkan ketertarikan terhadap produk yang diiklankan. Strategi tersebut dilakukan dengan cara meletakkan iklan pada video-video yang kontennya berisikan drama maupun sensasi. Hal ini disebabkan karena menurut data analitik yang dimiliki pengiklan, video dengan konten yang mengandung sensasi dan drama akan lebih banyak mengundang penonton dibanding video yang tidak mengandung itu.

Poinnya ada pada meletakkan iklan pada video yang dirasa akan ditonton masyarakat sehingga produk mereka dapat dilihat oleh banyak orang. Jika direnungi, sebenarnya memang tidak salah pengiklan melakukan hal ini, karena wajar meletakkan iklan pada video dengan jenis konten yang disukai penonton. Namun, yang menjadi poin dari skinnyindonesian24 adalah bagaimana jika perhatian yang diberikan oleh masyarakat pada akhirnya dimanfaatkan pengiklan pada hal-hal yang tidak baik. Contohnya adalah perhatian penonton nantinya dapat dipakai untuk mendapatkan suara dalam politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun