Mohon tunggu...
Fathur RS
Fathur RS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga Prodi Teknologi Sains Data. Sedang menekuni bidang Data Engineer, Ahli Data, dan Visualisasi Data

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menyoroti Fenomena Fear of Missing Out terhadap Penggunaan Media Sosial di Kalangan Pelajar

24 Juni 2022   19:06 Diperbarui: 24 Juni 2022   19:32 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, penggunaan media sosial di kalangan pelajar amatlah dibutuhkan, tidak hanya dalam rangka bersosialisasi, tetapi juga sebagai alat dalam menerima informasi pendidikan. Semua hal dapat diakses dengan efektif melalui media sosial, dari mulai terkait politik, perekonomian negara, berita selebriti, bahkan pendidikan. 

Pandemi mengubah masyarakat lebih konsumtif dalam menggunakan media sosial dan dampak itu tentunya sangat berpengaruh hingga tiga tahun setelah maraknya virus tersebut memaksa manusia untuk beraktivitas lewat dunia maya.

Pada umumnya, media sosial menjadi ranah yang baik dalam mempromosikan diri. Semua orang berlomba-lomba untuk menunjukkan versi terbaik dalam dirinya di dunia tersebut. 

Tidak jarang, kini prestasi yang diraih tiap pelajar kerap menjadi sorotan yang disebarluaskan dan tentunya menjadi poin plus bagi mereka dalam promosi diri. 

Konten positif itu tentunya membuat orang lain dapat termotivasi untuk menjadi lebih baik, tetapi tanpa sadar terlalu banyak melihat keberhasilan orang lain akan mengubah konten positif tersebut menjadi negatif. Mereka akan merasa tertinggal dengan teman sebayanya yang terlihat memiliki banyak keberuntungan hidup melebihi dirinya.

Perasaan takut tertinggal atau yang kerap disebut Fear of Missing Out ini akan amat berbahaya jika pelajar tidak dapat mengontrolnya dengan baik. Apalagi di umur yang masih belia ini, mereka cenderung memiliki emosional yang belum stabil. 

Seseorang akan selalu merasa cemburu melihat keberhasilan orang lain, tetapi di sisi lain juga merasa gagal akan segala hal yang menimpa hidupnya. 

Mereka akan menyalahkan diri sendiri dan menyesali kehidupannya yang tidak seindah seperti yang ia lihat di dunia maya. Padahal, seseorang yang dianggapnya beruntung itu juga memiliki sisi gelap yang mungkin tidak ia perlihatkan di media sosial.

Sebelum perasaan itu terus menghantui pelajar dan memberikan dampak yang kurang baik bagi mereka, hal ini harus segera diatasi, baik oleh kesadaran diri pelajar, maupun bimbingan orangtua dalam mengarahkan anaknya agar tidak mudah putus asa dalam kehidupan. Banyak cara yang dapat dilakukan bagi pelajar dalam menghentikan perasaan tersebut, diantaranya:

Meningkatkan kualitas diri dengan kepercayaan diri

Seseorang dapat merasa tertinggal dan putus asa karena tidak ada rasa percaya yang kuat dalam dirinya. Sedangkan, seseorang yang memiliki pengendalian diri  dan rasa percaya diri yang baik, ia tidak akan terfokus pada orang lain dalam menentukan kesuksesannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun