Dalam satu riwayat dari jendela jendela usang
Gubuk tua hampir tergadai
Disitu menjelma aku menjadi karang
Terkikis deburan ombak kata lautan peri
Bercerita bagaimana wanita yang disakiti hatinya
Dari laki laki yang selalu memegang tangannya
Mendekap dikala dingin, Â berbicara tentang sepi
Dikala rintik waktu tak ingin berlalu
Indra Indra bersahut jantung nadi yang terpacu
Disitu aku hanya diam termangu
Jeritan pusara, rintik lirih kata ibu
Menyuarakan angin masa lalu
Wangsit untukmu, kata Ibu
"Jangan sekali kali kau menyakiti hati"
Sedang kau bakal menyesal tertikam perinya
Hati wanita layaknya kaca
Retak tiada bayang yang sempurna
Sekalipun bersatu padu
Biasnya menyendu, pilu...
Jaga.. Itu pesan ibu
Sendu tersayat masa lalu
Air mata bak kobaran api biru
Maaf kekasih, aku sedang menuju itu
Agustus 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H