Mohon tunggu...
Fathurrozak Jek
Fathurrozak Jek Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Jek: A cup of rebellion | Passionate on journalism | Enjoy art, drama, books | Prefer to KOP-SID | Huge reader-Jolly write | Gigantic Banana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Joko Anwar Biarkan Film Organik

22 Agustus 2015   22:55 Diperbarui: 23 Agustus 2015   08:34 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sutradara Joko Anwar saat menyampaikan materi penyutradaraan dalam Movie Camp, di Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Sabtu, (22/8)."][/caption]

"You've to know what do you want."

Sutradara bertubuh gempal, Joko Anwar menyampaikan tips dalam membuat film, pada Sabtu, (22/8). Dirinya mengungkapkan, buatlah film yang jujur, dan ‘organik'.

Mengenakan setelan serba biru, Joko menjelaskan pada peserta Movie Camp, salah satu rangkaian acara L.A. Indie Movie, di gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, agar membuat film sejujur mungkin. Selama ini, banyak film yang justru terperangkap dengan jargon film bagus adalah yang mendidik, atau memiliki pesan moral. Ia menghimbau, agar para movie maker tidak terkerangkeng pada jargon film bagus adalah yang memiliki pesan moral. "Film sebagai karya seni justru bukan untuk mempersempit pandangan, tapi untuk membuka pandangan lebih luas." Tuturnya.

Melalui storry telling, film seharusnya tidak menggurui penonton, tetapi mengalir natural, dan ‘organik.' Sutradara Modus Anomali ini juga menganalogikan, bercerita dalam film, seperti membawa anjing. Membiarkan ke mana saja bergerak, dan mau apa, namun tetap harus menjaganya. "Kaya bawa anjing aja, dia mau nagapain aja terserah, tapi kalau menurut kita sudah nggak sesuai, ya kita harus tarik si anjing itu. Jadi tetap dijagain." 

Tak hanya dalam cerita film, Joko menekankan juga, dalam proses pembuatan film, untuk mencari aktor yang natural. Dalam materi penyutradaraan yang ia bawakan, salah satu tipsnya, memilih aktor. Syarat utama dalam memilih pemeran, haruslah natural dan tidak kaku di depan kamera. "Aktor yang good permormance adalah yang natural, if not believeable, forget it! Cantik, ganteng itu nomor sekian." Dirinya mengungkapkan, ia selalu membuat aktor di setiap filmnya merasa nyaman. Ia juga membeberkan, dalam proses casting, tak pernah menggunakan naskah film, melainkan, dengan memberikan pilihan karakter kepada pemain. Dia juga menilai dari dialog yang dilontarkan dalam memainkan karakter, apakah menarik atau tidak.

Joko melanjutkan, aktor bukanlah robot, maka perlakukan secara manusiawi. Sejalan dengan tips yang disampaikannya untuk cerita sebuah film, maka aktor pun juga harus natural dan ‘organik.' Terakhir, ia kembali menegaskan, jika sebuah plot dalam film, tak bisa dipaksakan, justru hal tersebut akan membuat tekanan. "Cerita dengan sengaja membuat suprise, lebih baik dihindari, itu cuma membuat pretenciuos, nggak bisa plotnya dipaksakan harus begitu, harus begini, biarkan saja mengalir, organik!" Tegasnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun