Mohon tunggu...
@boo.book
@boo.book Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penggiat hemat ,aktivis gratis, pecinta kata. IG: @boo.book Blog: www.reviewbuku99.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Review "Doctor Zhivago", Karya Sastra Menjadi Alat Propaganda

3 Maret 2019   13:04 Diperbarui: 3 Maret 2019   14:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul                       : Doctor Zhivago
Penulis                   : Boris Pasternak
Penerjemah.         : Haryo Dipo Adinegoro
Penerbit                  : Narasi
Tahun cetakan      : Cetakan pertama, 2007
Jumlah halaman  : 144 hlm.
ISBN                         : 979-168-063-9

  Kalau dilihat sekilas, memang terlihat tidak istimewa. Tidak menarik malah. Tapi jangan salah, buku ini sudah difilmkan dan meraih Nobel Sastra pada tahun 1958.

   Berlatang belakang Rusia di tahun 1901-1943, hal itulah yang membuat saya tertarik. Karena penasaran dengan gambaran tentang rusia sewaktu revolusi.

   Buku ini versi ringkasannya saja. Versi aslinya memiliki 592 halaman (Penerbit Pantheon). Pantas saja, rasanya hubungan antartokoh terasa terlalu singkat untuk diceritakan di buku setipis ini.

   Menceritakan kisah hidup Dr. Yury Andreyevich Zhivago, dari masa kecil hingga kematiannya. Perjuangan hidup di jaman revolusi dan juga kisah cintanya yang 'unik' menjadi daya tarik. Membaca buku ini membuat kita sedikit mengenal kondisi sosial dan politik di zaman itu.

   Untuk memudahkan membaca, sebaiknya hafalkan nama tokoh-tokohnya serta keluarganya, agar tidak perlu membaca ulang halaman sebelumnya.

   Beredarnya buku ini diduga ada kaitannya dengan propaganda CIA. Mengingat terbit dimasa-masa terjadi konflik berlatar ideologi.

   John Maury, Kepala Divisi Soviet Rusia dalam sebuah memo menulis "Pesan humanistik Pasternak -bahwa setiap orang berhak atas kehidupan pribadi dan layak dihormati sebagai manusia, terlepas dari tingkat loyalitas politiknya atau kontribusi kepada negara- merupakan tantangan fundamental bagi etika Soviet soal pengorbanan individu untuk sistem komunis,"(tempo.co)

   Namun pesan humanistik itu kurang terasa di novel mungil ini. Mungkin terasa di versi aslinya. Jadi ingin membaca versi aslinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun