Mohon tunggu...
@boo.book
@boo.book Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penggiat hemat ,aktivis gratis, pecinta kata. IG: @boo.book Blog: www.reviewbuku99.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Review "Kemi 2", Mengintip di Balik Paham Kesetaraan Gender

28 Januari 2019   05:08 Diperbarui: 29 Januari 2019   11:17 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul: Kemi 2, menyelusuri jejak konspirasi

Penulis: DR. Adian Husaini

Penerbit: Gema Insani
Kategori: Novel
Tahun cetakan: Cetakan pertama/ Oktober 2012
Jumlah halaman: 163 hlm.
ISBN: 978-602-250-068-1

Peringatan tulisan ini mengandung sedikit spoiler. Diharapkan sudah membaca novel "Kemi 1". Misi Rahmat untuk menyadarkan Kemi tidak bisa dikatakan berhasil. Namun keberadaan di kampus Institut Damai Sentosa mampu membuat resah para aktivis liberal. Rahmat berhasil mematahkan argumentasi beberapa dedengkot aktivis liberal.

Dengan bantuan Siti, Rahmat bisa mengetahui sepak terjang kotor aktivis liberal yang menjerat kalangan santri dengan kedok beasiswa. Siti yang semula lantang menyuarakan kesetaraan gender mulai sadar dengan kesalahannya. 

Namun itu semua tak berakhir indah. Siti diracun dan Kemi disiksa oleh donaturnya sendiri. Sedangkan Rahmat berhasil selamat.

Setelah peristiwa tersebut Siti berubah haluan. Ia mulai membongkar dan menulis bantahan terhadap paham kesetaraan gender. Sepak terjangnya mengantarkannya pada acara debat dengan tema gender. Melawan Dr. Demiwan  Ita, tokoh kesetaraan gender yang selalu tampil dengan busana muslimah.

Sedangkan Kemi terbujur di rumah sakit. Dan tiba-tiba kemi diculik!!!

Rahmat, kiyai Rois, dibantu habib Marzuki dan kawan-kawan berusaha menyelidiki kasus tersebut. Menyusuri jejak konspirasi.

Novel ini lebih menekankan bantahan-bantahan kepada pemikiran kesetaraan gender. Juga motif ekonomi dan kepentingan lainnya dibalik serbuan pemikiran sekularisme, liberalisme dan kesetaraan gender.

Ada beberapa tokoh di novel ini yang sepertinya terinspirasi dari tokoh nyata. Para pembaca bisa menebak siapakah tokoh yang dimaksud penulis.

Meskipun ada beberapa dialog tidak penting yang terasa hambar tapi kandungan novel ini mampu menutupi kekurangan tersebut.

Sedikit mengenal DR. Adian Husaini, lahir di Bojonegoro, 17 Desember 1965. Beliau menerima pendidikan agama di surau dan madrasah diniyah. Mengenyam pendidikan di SMP Negeri Padangan Bojonegoro lalu SMPP Negeri Bojonegoro (SMAN 2 Bojonegoro). Serta nyantri di PONPES Al-Rosyid Kendal Bojonegoro.

Melanjutkan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada tahun 1984 dan lulus pada tahun 1989. Dimasa perkuliahan beliau juga berguru dengan beberapa Kiai dan Ustad. Mulai berkarier di Harian Berita Buana, lalu lanjut ke Harian Republika sampai tahun 1997.

Menyelesaikan studi S-2 bidang Hubungan Internasional Unniversitas Jayabaya Jakarta. Lalu kuliah di Internasional Institut Of Islamic Thought And Civilizationa-Internasional Islamic University Malaysia(ISTAC-IIUM).

Sekarang beliau menjadi pengajar di beberapa universitas, pembina PONPES At-taqwa atau Pesantren for the Study of Islamic Thought and Civilizations (PRISTAC) dan aktif menulis. Tulisan beliau bertebaran diberbagai media islam.

Silahkan difollow

IG: @boo.book

https://www.instagram.com/boo.book/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun