Mohon tunggu...
Fathurrahman Jamal
Fathurrahman Jamal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

still learning

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Sih Reproduksi Tulisan Itu?

2 Juli 2023   14:38 Diperbarui: 2 Juli 2023   15:09 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reproduksi tulisan merupakan suatu proses untuk menghasilkan karya tulis baru yang didasarkan pada karya tulis sebelumnya. Proses reproduksi tulisan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti mengutip, merujuk, atau mengambil ide dari karya tulis sebelumnya. Reproduksi tulisan juga dapat dilakukan dengan cara mengembangkan atau memperbarui karya tulis yang sudah ada.

Salah satu contoh reproduksi tulisan adalah dalam tradisi pendidikan salaf pesantren Lirboyo di Kediri. Dalam menghadapi arus modernisasi, pesantren Lirboyo menggunakan pola kebertahanan dengan langkah reproduksi. Pertama, reproduksi proses komposisi sistem sosial genetikal secara hierarki yang memegang teguh prinsip bahwa pesantren merupakan warisan leluhur yang harus dijaga kelestariannya. Kedua, reproduksi paradigma bangunan keilmuan pesantren (dari ilmu agama saja menjadi perpaduan ilmu agama dengan ilmu umum) yang berimplikasi pada skill dan karakter lulusan pesantren. Ketiga, reproduksi tata kelola pesantren secara desentralisasi dan otonomi pada pondok cabang dan unit-unit yang dimiliki.

Reproduksi tulisan juga dapat dilakukan dalam konteks edukasi kesehatan reproduksi remaja di desa Peterongan Kabupaten Jombang. Penelitian ini hendak mengungkap pola kesehatan reproduksi yang dimiliki remaja di desa Peterongan Kabupaten Jombang. Banyaknya kasus hamil di luar nikah yang memiliki presentase yang besar, dikarenakan banyaknya remaja belum mengetahui bahayanya seks di luar nikah. Penelitian ini dianggap penting karena sebagai bahasan terkecil yang ada di Indonesia mengenai kebutuhan remaja mengenai edukasi kesehatan reproduksi terutama dikalangan remaja. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan penelitian lapangan dengan teknik penggalian data wawancara, dokumentasi dan observasi. Data-data tulisan berupa buku, jurnal dan artikel juga menjadi data yang sifatnya sekunder. Dari penelitian ini ditemukan bahwa edukasi kesehatan reproduksi di desa Peterongan belum adanya pemerataan sampai tingkat dusun, edukasi yang terjadi pada tingkat desa yang mana remajanya sendiri belum begitu antusias adanya program ini, karena beberapa hal, yang menjadi kendala yang mengakibatkan remaja belum seutuhnya melaksanakan program ini, selain remaja para orang tua dan masyarakat ikutan di dalam program ini. Peran dari masyarakat yaitu sebagai seorang yang mengatur jalanya aturan yang ada di lingkungan kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Cerpen dan Macamnya

Selain itu, reproduksi tulisan juga dapat dilakukan dalam konteks penulisan artikel pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMK sesuai dengan kurikulum 2013. Tepatnya pada kompetensi inti nomor 3.47 dan kompetensi dasar 4.47, artinya kompetensi tersebut merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai siswa pada jenjang tersebut. Namun dalam praktiknya menulis artikel masih banyak kesalahan, seperti kesalahan morfologi, tanda baca, dan tatanan sintaksis. Beberapa kriteria yang digunakan peneliti untuk menyeleksi sumber data diantaranya 1) Artikel harus asli karangan siswa sendiri karena itu peneliti melakukan pengecekan keaslian. 2) Tulisan siswa tampak jelas dan terbaca. 3) Adanya kecocokan antara judul dengan isi. 4) Mempunyai struktur artikel yang runtut dari orientasi, isi dan reorientasi.

Dalam konteks reproduksi tulisan, terdapat juga penelitian tentang reproduksi budaya pada perempuan Salafi di kalangan kelas menengah di area perkotaan. Pada perspektif budaya, Salafisme menjadi salah satu sebab proses reproduksi budaya yang berpengaruh pada aspek kehidupan sosial mereka, terutama pada perempuan. Berdasarkan argumen tersebut, tulisan ini akan menjelaskan bentuk reproduksi budaya mereka. Artikel ini juga menjawab pertanyaan yang lebih luas, apakah corak Salafisme yang diadopsi oleh kalangan perempuan Salafi tersebut bersifat politis atau apolitis.

Dalam penulisan artikel, penting untuk memperhatikan kohesi dan koherensi serta tata bahasa baku bahasa Indonesia, sehingga tulisan tersebut runtut serta mudah dipahami. Proses reproduksi tulisan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti mengutip, merujuk, atau mengambil ide dari karya tulis sebelumnya. Reproduksi tulisan juga dapat dilakukan dengan cara mengembangkan atau memperbarui karya tulis yang sudah ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun