Mohon tunggu...
Fathur Pramudya Putra
Fathur Pramudya Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang percaya bahwa kebermanfaatan bisa lahir dari pemikiran kita masing-masing. saat ini dia baru sadar bahwa salah satunya cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survei Pemilu 2024: Mempengaruhi Opini Publik Sekaligus Cerminan Realitas

25 Desember 2023   22:56 Diperbarui: 25 Desember 2023   23:17 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

romeltea.net

Survei merupakan metode penelitian yang sering digunakan dalam pemilu untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas para kandidat. Survei dapat menjadi alat yang ampuh untuk mempengaruhi opini publik, terutama jika hasil survei tersebut dipublikasikan secara berlebihan atau tidak kredibel.

Dalam konteks pemilu 2024, survei dapat menjadi penggiring opini jika hasil survei tersebut digunakan untuk membingkai kandidat tertentu secara menguntungkan. Misalnya, media massa dapat menyoroti hasil survei yang menunjukkan bahwa kandidat tertentu memiliki tingkat popularitas yang tinggi. Hal ini dapat membuat publik menjadi lebih percaya terhadap kandidat tersebut, meskipun kandidat tersebut belum tentu memiliki elektabilitas yang tinggi.

Selain itu, survei juga dapat menjadi penggiring opini jika hasil survei tersebut tidak kredibel. Survei yang dilakukan dengan metode yang tidak sistematis atau representatif dapat menyebabkan hasil survei tidak akurat dan tidak dapat dipercaya. Jika hasil survei tersebut dipublikasikan secara luas, hal ini dapat membuat publik menjadi lebih percaya terhadap hasil survei tersebut, meskipun hasil survei tersebut tidak akurat.

Di sisi lain, survei juga dapat menjadi data faktual jika hasil survei tersebut dipublikasikan secara tepat dan kredibel. Hasil survei yang dipublikasikan secara tepat dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi politik terkini. Sedangkan hasil survei yang kredibel dapat dipercaya oleh publik. kemudiana, mari kita ulas satu per satu dibawah ini:

Pertama,  kita akan membahas perihal dengan Survei sebagai Penggiring Opini. Survei dapat menggiring opini publik jika hasil survei dipublikasikan secara tidak tepat. Misalnya, hasil survei yang menunjukkan bahwa seorang kandidat memiliki tingkat popularitas yang tinggi dipublikasikan secara berlebihan. Hal ini dapat membuat publik menjadi lebih percaya terhadap kandidat tersebut, meskipun kandidat tersebut belum tentu memiliki elektabilitas yang tinggi.

Selain itu, hasil survei juga dapat menggiring opini publik jika hasil survei tersebut tidak kredibel. Misalnya, survei yang dilakukan dengan metode yang tidak sistematis atau representatif. Hal ini dapat membuat publik menjadi tidak percaya terhadap hasil survei tersebut. Kemudian terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan survei menjadi penggiring opini. Faktor-faktor tersebut antara lain:

*       Metode pengambilan sampel:  Metode pengambilan sampel yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil survei menjadi tidak representatif. Hal ini dapat menyebabkan hasil survei tidak akurat dan tidak dapat dipercaya.

*       Teknik pengumpulan data: Teknik pengumpulan data yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil survei menjadi bias. Hal ini dapat menyebabkan hasil survei tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

*       Pemilihan pertanyaan: Pertanyaan yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil survei menjadi tidak relevan. Hal ini dapat menyebabkan hasil survei tidak dapat digunakan untuk membuat keputusan yang tepat.

Kedua, Survei sebagai Data Faktual. Survei dapat menjadi data yang faktual jika hasil survei dipublikasikan secara tepat dan hasil survei tersebut kredibel. Hasil survei yang dipublikasikan secara tepat dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi politik terkini. Sedangkan hasil survei yang kredibel dapat dipercaya oleh publik. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa survei menjadi data yang faktual. Hal-hal tersebut antara lain:

*       Metode pengambilan sampel : Metode pengambilan sampel harus tepat dan representatif. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode probabilitas, seperti simple random sampling, stratified random sampling, atau cluster sampling.

*       Teknik pengumpulan data: Teknik pengumpulan data harus tepat dan tidak bias. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka, wawancara telepon, atau survei online.

*       Pemilihan pertanyaan: Pertanyaan harus relevan dan tidak bias. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang terbuka atau tertutup.

Ulasan yang sudah disampaikan diawal akan membuat kita berpikir bahwa kedudukan survei dalam pemilu dapat menjadi penggiring opini atau data yang faktual, tergantung pada bagaimana survei tersebut digunakan. Survei dapat menjadi penggiring opini jika hasil survei dipublikasikan secara tidak tepat atau hasil survei tersebut tidak kredibel. Namun, survei dapat menjadi data yang faktual jika hasil survei tersebut dipublikasikan secara tepat dan hasil survei tersebut kredibel.

Tinjauan kritis terhadap kedudukan survei dalam pemilu dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori framing. Teori framing menjelaskan bagaimana media massa dapat mempengaruhi opini publik dengan cara membingkai isu-isu tertentu. Dalam konteks survei, media massa dapat membingkai hasil survei dengan cara yang menguntungkan kandidat tertentu. Misalnya, media massa dapat menyoroti hasil survei yang menunjukkan bahwa kandidat tertentu memiliki tingkat popularitas yang tinggi. Hal ini dapat membuat publik menjadi lebih percaya terhadap kandidat tersebut, meskipun kandidat tersebut belum tentu memiliki elektabilitas yang tinggi.

Berikut adalah beberapa contoh framing survei dalam pemilu:

*       Framing kandidat terkuat : Media massa dapat menyoroti hasil survei yang menunjukkan bahwa kandidat tertentu memiliki tingkat popularitas yang tinggi. Hal ini dapat membuat publik menjadi lebih percaya terhadap kandidat tersebut dan lebih cenderung untuk memilihnya.

*       Framing kandidat yang sedang naik daun: Media massa dapat menyoroti hasil survei yang menunjukkan bahwa kandidat tertentu memiliki tingkat popularitas yang meningkat. Hal ini dapat membuat publik menjadi lebih tertarik terhadap kandidat tersebut dan lebih cenderung untuk mempelajarinya lebih lanjut.

Framing kandidat yang menjadi underdog: Media massa dapat menyoroti hasil survei yang menunjukkan bahwa kandidat tertentu memiliki tingkat popularitas yang rendah. Hal ini dapat membuat publik menjadi lebih bersimpati terhadap kandidat tersebut dan lebih cenderung untuk memberikan dukungannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun