Survei merupakan metode penelitian yang sering digunakan dalam pemilu untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas para kandidat. Survei dapat menjadi alat yang ampuh untuk mempengaruhi opini publik, terutama jika hasil survei tersebut dipublikasikan secara berlebihan atau tidak kredibel.
Dalam konteks pemilu 2024, survei dapat menjadi penggiring opini jika hasil survei tersebut digunakan untuk membingkai kandidat tertentu secara menguntungkan. Misalnya, media massa dapat menyoroti hasil survei yang menunjukkan bahwa kandidat tertentu memiliki tingkat popularitas yang tinggi. Hal ini dapat membuat publik menjadi lebih percaya terhadap kandidat tersebut, meskipun kandidat tersebut belum tentu memiliki elektabilitas yang tinggi.
Selain itu, survei juga dapat menjadi penggiring opini jika hasil survei tersebut tidak kredibel. Survei yang dilakukan dengan metode yang tidak sistematis atau representatif dapat menyebabkan hasil survei tidak akurat dan tidak dapat dipercaya. Jika hasil survei tersebut dipublikasikan secara luas, hal ini dapat membuat publik menjadi lebih percaya terhadap hasil survei tersebut, meskipun hasil survei tersebut tidak akurat.
Di sisi lain, survei juga dapat menjadi data faktual jika hasil survei tersebut dipublikasikan secara tepat dan kredibel. Hasil survei yang dipublikasikan secara tepat dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi politik terkini. Sedangkan hasil survei yang kredibel dapat dipercaya oleh publik. kemudiana, mari kita ulas satu per satu dibawah ini:
Pertama, Â kita akan membahas perihal dengan Survei sebagai Penggiring Opini. Survei dapat menggiring opini publik jika hasil survei dipublikasikan secara tidak tepat. Misalnya, hasil survei yang menunjukkan bahwa seorang kandidat memiliki tingkat popularitas yang tinggi dipublikasikan secara berlebihan. Hal ini dapat membuat publik menjadi lebih percaya terhadap kandidat tersebut, meskipun kandidat tersebut belum tentu memiliki elektabilitas yang tinggi.
Selain itu, hasil survei juga dapat menggiring opini publik jika hasil survei tersebut tidak kredibel. Misalnya, survei yang dilakukan dengan metode yang tidak sistematis atau representatif. Hal ini dapat membuat publik menjadi tidak percaya terhadap hasil survei tersebut. Kemudian terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan survei menjadi penggiring opini. Faktor-faktor tersebut antara lain:
* Â Â Â Metode pengambilan sampel: Â Metode pengambilan sampel yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil survei menjadi tidak representatif. Hal ini dapat menyebabkan hasil survei tidak akurat dan tidak dapat dipercaya.
* Â Â Â Teknik pengumpulan data: Teknik pengumpulan data yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil survei menjadi bias. Hal ini dapat menyebabkan hasil survei tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
* Â Â Â Pemilihan pertanyaan: Pertanyaan yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil survei menjadi tidak relevan. Hal ini dapat menyebabkan hasil survei tidak dapat digunakan untuk membuat keputusan yang tepat.
Kedua, Survei sebagai Data Faktual. Survei dapat menjadi data yang faktual jika hasil survei dipublikasikan secara tepat dan hasil survei tersebut kredibel. Hasil survei yang dipublikasikan secara tepat dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi politik terkini. Sedangkan hasil survei yang kredibel dapat dipercaya oleh publik. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa survei menjadi data yang faktual. Hal-hal tersebut antara lain: