Janganlah risau. Allah swt itu menciptakan kita semua sebagai hambanya yang harus selalu sadar bahwa kita bukan siapa siapa. Akan tetapi ad sedikit rasa kesal dan menyesakan hati akhir akhir ini. Terutama dengan perpolitikan di indonesia. Kasihan presiden kita bapak Jokowi yang dibully terus. Padahal kan dia pemimpin kita dan kita sepakat buat mengangkat beliau. Kalau tidak senang dengan pak presiden ya ketemu dan diskusi.
Jangan malah nyebarin hoax maupun hatespeech. Sayang loh pak Jokowi. Beliau itu abdi negara. Karier beliau juga tidak terlalu mulus karena apa, karena kadang ditentang. Coba lihat ketika beliau memilih ahok sebagai cawagubnya. Langsung saja diserang anti islam. Bahkan disebut PKI dan anak yang tidak jelas juntrungannya.Â
Aku bukan die hard fans nya pak Jokowi. Sebagai sosok yang lahir di tanggal 21 juni atau sama dengan aku. Aku respek dan hormat kepada beliau. Kenapa? Karena beliau cuma petugas partai. Bahkan dianggap capres boneka dan presiden yang ditunggangi antek aseng.
Jadilah oarang yang menghargai apapun yang dilakukan dan dikerjakan pemimpin kita. Kita tidak pernah tahu bahkan belum bisa menerka kedepannya jadi apa kita. Atau siapa presiden selanjutnya. Apakah bila Jokowi jadi presiden akan lebih baik atau malah buruk. Itu depends kepada nantinya bagaimana beliau memilih menteri dan jajarannya.
Bang Sandi Uno juga orang baik kok. Buktinya beliau pengusaha yang berhasil membuka lapangan kerja. Jadi jangan dibully juga. Itu ada kejadian terbaru yang mana ada sworang petani bawang yabg mengadu kepada bang Sandi soal rumah digadaikan. Tapi ternyata itu hoax. Tapi apakah itu kesalahan Bang Sandi. Aku pun tidak tahu. Mungkin saja bang Sandi dimanfaatkan oleh orang orang tertentu yang nyari ketenaran dan polpularitas.
Kemudian KH Ma'ruf Amin itu juga bukan sosok yang buruk. Beliau termasuk cendekiawan muslim yang terbaik kita miliki. Karier terbaiknya sebagai Rais di NU kemudian juga Ketua MUI. Dan sosok yang dekat dengan umat agama lainnya. Sayangnya beliau sempat dianggap anti toleransi dengan menjadi saksi pemberat buat Ahok. Padahal beliau harus jadi penengah dan netral.
Jadi kita tetap harus mawas diri. Tulisan ini fathur tulis sesuai dengan keresahan selama ini. Mungkin kedepannya bakalan banyak lagi tulisan politik, sosial, seni, budaya bahkan komunikasi yang akan fathur hasilkan. Karena kita sebagai manusia harus terus menghasilkan literasi yang baik untuk semua orang. Bahkan dalam Agama Islam kita diajarkan untuk Iqra' atau yang artinya baca.Â
Maka dari itu mari kita terus memperkaya diri dengan bacaan baik itu novel, cerpen, puisi, prosa maupun komik. Ada tuh politisi terkenal yang bilang baca komik gak ada manfaatnya.Â
Lah pop culture seperti komik dan animasi itu asalnya juga karena pemenuhan kebutuhan tersier kita yaitu hiburan bahkan ada juga terselip pesan baik tersurat maupun tersirat.
Mohon dengan sangat, jangan sampai hanya karena pilpres kita pecah. Karena bapak bangsa kita ataupun pendiri bangsa kita sudah susah payah mendirikan bangsa kita dari sekian banyak suku bangsa. Sangat disayangkan jika negara kita bubar atau bangkrut hanya karena ketidakpedulian kita.Â
Jadilah bangsa yang kuat. Fathur yang sekarang menjadi pengurus partai baru di kota banda aceh juga merasa bahwa dunia ini bukan sekedar bahas politik saja. Bukan sombong bahkan angkuh tapi fathur bahkan lebih punya kemampuan dibidang seni, public speaking, komunikasi maupun standup comedy. Tapi kenapa fathur juga terjun ke dunia politik?