Mohon tunggu...
Fathurrahman Helmi
Fathurrahman Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Sepakbola

Jika Menulis Bisa Membuatmu Abadi, Kenapa Masih Berdiam Diri. Ambil Penamu dan Goreskan di Kertas Putih Itu. | Kontak: Fathur99mbo@gmail.com fathurhelmi (Instagram) @fathoerhelmi (twitter)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saatnya Mendengarkan Mereka Bercerita

3 November 2018   12:46 Diperbarui: 3 November 2018   17:37 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Mungkin ini tulisan pertama setelah sekian lama vakum. Tulisan ini juga bisa saja antar paragraf tidak bertautan tapi intinya saya ingin menceritakan apa yang aku alami. Semoga bisa menjadi tulisan buat koreksi tentang bagaimana kita berhubungan dengan setiap orang) 

Salam dari aku dan mari kita mulai tulisan ini:

Aku mungkin gak pernah merasa akrab dengan seseorang tapi kalau orang tersebut merasa akrab dan nyaman hingga sharing hal yang tak pernah sama sekali dia ceritakan kepada orang lain ya itu mungkin adalah suatu hal yang menyenangkan.

Mendengarkan mereka bercerita dan mencurahkan isi hati mungkin termasuk hal yang sangatlah membuat aku beruntung.

Beruntung karena mereka mempercayai ku sebagai orang yang pantas untuk mendengar kisah hidup mereka.

Semakin hari semakin terasa betapa beratnya hidup mereka yang cerita denganku. Tapi aku mencoba untuk berpikir jernih bahwa setiap orang memang punya persoalan yang tak selamanya harus diberikan tanggapan dari kita bagaimana mereka bisa lepas atau setidaknya menyelesaikan masalah tersebut.

Mendengarkan mereka berkisah saja sudah cukup membuat mungkin saja mereka jadi lebih tenang.

Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Walaupun iya aku tidak bisa memberi tanggapan jika persoalan yang dialami mereka itu adalah masalah cinta.

Aku terlalu sedikit mempunyai ilmu tentang percintaan. Aku bahkan bisa sangat buta hanya karena tidak bisa menanggapi curhatan mereka.

Selalu ada yang baru di kehidupan ini. Setelah kamu menderita karena persoalan yang kamu alami, pasti kamu akan beranjak dan pergi melihat hal yang baru.

Seperti itulah hidup. Manusia cuma bisa menerka apa yang akan terjadi selanjutnya di kehidupan mereka. Bagi yang paham betapa penyembuhan diri dengan hanya berdiam dan merenung pasti tahu bahwa sesungguhnya tak ada yang tak mungkin.

Aku pernah jatuh, bahkan lebih sering jatuh memang. Tapi bukan persoalan bagaimana kita bangun setelah jatuh. Yang harus benar benar kita lakukan adalah menghitung seberapa banyak kita jatuh sehingga kita tahu bahwa bangun sekali saja sudah membuat kita jadi lebih tegar.

Merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain yang punya hidup senang dan seakan tanpa persoalan itu tidak setiap orang bisa. Akan tetapi menjadi orang yang punya empati akan membuat kita lebih tahu bahwa jatuh dan bangun cuma persoalan waktu.

Apa yang ada dipikiran kita tidak semuanya bisa dilancarkan dengan tingkah laku kita. Semua orang punya pemikiran ataupun keinginan untuk lebih baik kedepannya. Entah itu dengan cara yang sesuai dengan alam pikiran kita atau dengan bantuan orang lain.

Menjadi orang yang selalu ada disetiap teman temanmu bercerita mungkin kamu jadi bisa bercermin bahwa tidak ada hal yang tak bisa diutarakan.

Mereka bercerita dan kita yang jadi tempat mereka bersandar.

Tuhan sudah menempatkan kita pada tempat yang terbaik. Jika pada saat itu kamu berada di sebuah daerah yang tak kamu kenali karena baru kali itu berada disana maka kamu akan curhat dengan temanmu yang mengerti tempat itu untuk bisa beradaptasi.

Maka dari itu jangan pernah lupa. Jika temanmu curhat kepadamu maka anggaplah itu sebagai suatu kesempatan untuk tidak melakukan hal yang sama di kondisi yang sama pula.

Memang aneh jika kita selalu merasa kenapa aku hanya bisa menjadi pendengar saja tapi tidak ada momen dimana aku ingin mengutarakan isi hati ini.

Semua yang terjadi pasti ada sebab. Tuhan menciptakan kita dengan kemampuan berujar yang luar biasa. Walau menurut orang hal yang diutarakan adalah yang sepele tapi kita harus tetap mendengarkan. Karena pengalaman kita memang tidak sama tapi kita bisa juga merasakan betapa hati bergetar mendengar bahwa teman kita itu punya sesuatu yang tak pernah kita alami.

Jikalau diberi kesempatan untuk bisa menanggapi apa yang diutarakan temanmu itu pastikan bahwa tanggapan itu adalah hal yang dihasilkan dengan pemikiran yang matang.

Setidaknya kamu juga bisa untuk melemparkan pertanyaan sederhana dalam percakapan dengan temanmu untuk membuat dia lebih dalam lagi bercerita agar tidak ada yang tertahan.

Teman sampaikan salamku kepada mereka yang mau mendengarkan keluh kesah mereka yang punya persoalan yang tidak bisa dia selesaikan. Sampaikan pula bahwa kapanpun waktu yang ada, semoga kita sempat mendengarkan apapun itu yang ingin mereka utarakan karena Tuhan pun senang dwngan kita yang mau mendengar dan tanggap akan cerita yang kita dapatkan dari teman teman kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun