Mohon tunggu...
Fathur Rachim
Fathur Rachim Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar Abad 21

Pengamat Pendidikan, Narasumber Nasional terkait Asesmen dan Bank Soal, Teknologi Pendidikan, STEAM, Computational Thinking, E-learning dan Kebijakan Pendidikan. Aktif di HIPPER Indonesia (hipper.or.id), Google Certified, INTEL Education Visionaries Ambassador. Pengalaman benchmarking dalam bidang pendidikan ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Amerika, Korea Selatan dan India. (www.fathur.web.id)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Computational Thinking di Indonesia

2 Oktober 2019   07:01 Diperbarui: 2 Oktober 2019   07:52 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah Computational Thinking saat ini sedang naik daun, terlebih ketika Mata Pelajaran Informatika resmi masuk kedalam struktur kurikulum 2013 melalui Permendikbud Nomor 35, 36 dan 37 tahun 2018. 

Dalam lampiran permendikbud 37 tentang Kompetensi Inti / Kompetensi Dasar (KI/KD) Informatika, Computational Thinking (Berpikir Komputational) menjadi lingkup materi tersendiri, bahkan dipandang menjadi CORE dari mata pelajaran Informatika dan pembeda yang "signifikan" dengan mata pelajaran pendahulunya TIK, yang merupakan bagian dari Informatika.

Berpikir Komputational adalah teknik pemecahan masalah (problem solving) yang sangat luas wilayah penerapannya. Tidak mengherankan bahwa memiliki kemampuan tersebut adalah sebuah keharusan bagi seseorang yang hidup pada abad ke dua puluh satu ini. Seperti juga bermain musik dan belajar bahasa asing, Computational Thinking melatih otak untuk terbiasa berfikir secara logis, terstruktur dan kreatif.

Computational Thinking (CT) adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran. CT memang memiliki peran penting dalam pengembangan aplikasi komputer, namun CT juga dapat digunakan untuk mendukung pemecahan masalah disemua disiplin ilmu, termasuk humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan. 

Siswa yang belajar dimana CT diterapkan dalam kurikulum (proses pembelajaran) dapat mulai melihat hubungan antara mata pelajaran, serta antara kehidupan di dalam dengan di luar kelas.

Penulis mengenal lebih intensif mengenai Computational Thinking ini saat Google Asia-Pasipic (APAC) meluncurkan program pelatihan Computational Thinking  untuk Leader Google Educator Group (GEG) di seluruh Asia Pacipic pada pertengahan Juli tahun 2015. 

Selanjutnya AGTIFINDO.OR.ID dimana banyak para Leader GEG di Indonesia saat ini tergabung (GEG East Jakarta, GEG Kalimantan Timur, GEG Surabaya, GEG Makassar, GEG Bogor, dan beberapa GEG lainnya) mengadakan pelatihan Computational Thinking ini secara tatap muka (onsite) dengan disupport oleh Google APAC serta Google Indonesia baik dalam bentuk sistem pelatihannya hingga konsumsi dan sovenir kegiatannya dibeberapa daerah di Indonesia.

google-east-jpg-5d93e7310d823043f03e0fd2.jpg
google-east-jpg-5d93e7310d823043f03e0fd2.jpg
dokpri
dokpri
Paling tidak saat program tersebut diluncurkan, sudah ratusan bahkan mungkin ribuan guru baik TIK maupun guru Non-TIK yang sudah dilatih tentang Computational Thinking ini, bahkan beberapa diantaranya telah mendapatkan sertifikat langsung dari Google APAC atas keberhasilan melewati tahapan-tahapan pelatihan. 

Pelatihan Computational Thinking meskipun menggunakan teknologi daring, namun telah didesign Google untuk bisa mentransfer pengetahuan tersebut kepada peserta pelatihan karena juga menerapkan metode Blended Learning.

Saat itu, pelatihan ini hanya bisa diikuti dalam kalangan terbatas dan terdaftar di keanggotaan GEG. Namun beberapa waktu berselang, konten dan pelatihan ini sudah bisa diakses secara umum dan terbuka untuk seluruh guru dalam meningkatkan kemampuan dan pemahaman mereka mengenai Computational Thinking. Pelatihan ini bisa diikuti melalui link Kursus Online CT.

dokpri
dokpri
Kembali kepada masalah KI / KD Informatika khususnya Berpikir Komputasional (CT) dan Praktik Lintas Bidang (STEMA CS) dalam implementasinya akan menemui cukup banyak kendala, diantaranya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun