Selain dari sudut pandang pelaku industri perfilman, penting juga menelaah dari sudut pandang komunitas-komunitas film. Komunitas film tentunya terkena dampak berupa penurunan produktivitas kegiatan dan karya. Namun, banyak sekali komunitas film yang memang memiliki indie spirit untuk tetap berusaha produktif dikala wabah ini. Salah satunya adalah MUDA Creative yang baru saja merilis film pendek pada kanal Youtubenya berjudul Miscommunication arahan sutradara muda, Ridho Ivander Rama. Film pendek tersebut memiliki konsep yang sangat unik dan gokil, digarap ditengah-tengah wabah tanpa adanya koordinasi secara tatap muka. Film berdurasi 17 menit tersebut full berlatar di aplikasi teleconference.    Â
       Komunitas lainnya yang masih berusaha menjaga produktivitas karya adalah Bale Films. Komunitas yang berbasis di Kabupaten Bogor ini memproduksi web series bertema Ramadhan yang bertajuk Diary Ramadhan. Agung Jarkasih, selaku founder Bale Films mengakui bahwa pandemi ini memaksan ia dan tim produksinya untuk banyak merombak konsep web series guna menyesuaikan situasi. Mulai dari jadwal produksi, proses produksi yang harus menuruti protokol kesehatan, hingga set lokasi yang harus berada di sekitar homebase Bale Films. Diary Ramadhan yang berjumlah 30 episode itu, hingga hari ke 15 bulan Ramadhan, masih dalam tahap produksi beberapa episode.
       Lain halnya dengan komunitas Cinema Darurat, komunitas yang rutin mengadakan acara screening & sharing setiap weekend dan mendapat pemasukan dari kegiatan tersebut, kini terpaksa terhenti. Panji Respati selaku Head Programmer dari komunitas Cinema Darurat mengakui, pandemi ini berdampak besar bagi pemasukan Cinema Darurat. Ia mengakali kegiatan screening & sharing dengan mengundang film-film dari komunitas lain untuk menayangkan film mereka lewat platform Youtube untuk agenda screening dan Instagram Live untuk sharing sessionnya. Selain kegiatan screening & sharing, komunitas Cinema Darurat juga mengadakan online sharing dengan komunitas lain serta mengadakan online mini workshop via aplikasi teleconference. Dan Masih banyak lagi komunitas-komunitas yang mengadakan online sharing session untuk mengakali aktivitas komunitasnya akibat dari dampak pandemi ini.
      Tentu saja sama seperti harapan semua orang, dari sudut pandang para seniman film, berharap bisa kembali melanjutkan aktivitas kesenian dan aktivitas produksi karyanya masing-masing, baik para pelaku industri film maupun para komunitas film. Walau bisa diprediksi, ketika pandemi ini berakhir, semua tidak akan terasa sama. Produksi-produksi film yang harus berjalan sesuai protokoler kesehatan dari pemerintah serta bioskop-bioskop yang nantinya kembali dibuka, tidak bisa secara cepat dapat bangkit dengan efektif seperti biasanya. Terlebih lagi, blantika perfilman tanah air yang saat ini sedang berada pada fase yang berkembang, namun harus dihadapkan dengan cobaan yang tidak diketahui kapan berakhirnya. Semoga pandemi ini akan cepat berakhir sehingga aktivitas perfilman tanah air bisa kembali berjalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H