Mohon tunggu...
Fathur Fdj
Fathur Fdj Mohon Tunggu... Pewarta Lokal -

Pewarta Lokal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mesjid Keramat Pelajau, Bangunan Mesjid Ke-5 Kerajaan Islam Demak

30 Juli 2016   01:50 Diperbarui: 30 Juli 2016   02:05 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mesjid Keramat Pelajau di  Desa Pelajau Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Propinsi Kalimantan Selatan adalah salah satu mesjid tertua, memiliki keistimewaan dan kekhasan tersendiri, sering dikunjungi masyarakat lokal ataupun dari luar daerah.

Menurut Tokoh Masyarakat Jayadi, warga sering berkunjung ke mesjid baik dalam rangka berziarah atau pun karena ada hajat tertentu agar dapat terkabul, diyakini mesjid ini memiliki rahasia tersendiri dan sejarah penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan.

Mimbar Mesjid
Mimbar Mesjid
Saat ini  di Kecamatan Pandawan terdapat 32 Mesjid, 81 Langgar, dan 9 Mushala, Mesjid Keramat Pelajau didirikan di abad ke - 14 selain mesjid tertua juga merupakan bukti dari perjuangan melawan penjajah Belanda di masa lalu khususnya di Kalimantan Selatan. "Letak Mesjid ini berada di desa Pelajau Kecamatan Pandawan yang berjarak kurang lebih 3 sampai 5 kilo meter ke arah Barat laut dari Kota Barabai, Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah, mesjid memiliki luas 400 m2 dan keberadaan mesjid dikelola masyarakat dengan pendanaan pada swadaya bersama,"katanya.
Mesjid Keramat Pelajau Sekarang
Mesjid Keramat Pelajau Sekarang
Keberadaan mesjid ini memang saat berarti bagi masyarakat Pelajau yang taat beribadah dan agamis, disamping tempat untuk beribadah juga berkembang beragam mitos atau tempat perantara hajatan untuk meminta kepada Allah ditambah dengan salah satu bagian bangunan berupa tiang yang setiap tahunnya semakin tinggi.
Tiang Guru Mesjid yang tetap utuh dari dibangun awal
Tiang Guru Mesjid yang tetap utuh dari dibangun awal
Penulis Meldy Muzada Elfa dalam bukunya "Sejarah Mesjid Keramat Pelajau Barabai" mengungkapkan sejarah berdirinya Mesjid Keramat dimulai dari telah dikenalnya Kampung Pelajau yang memiliki sungai sejak abad ke - 13 M yang mulanya sungai tersebut bernama Palayarum, sebuah nama yang diambil dari sungai di pegunungan Meratus.

Namun keberadaan sungai Palayarum sekarang sudah mati dan ditumbuhi oleh pohon-pohon-pohon rumbia, padahal sebelumnya air mengalir dari pegunungan Meratus melalui sungai batang alai, sungai Palayarum ini menjulur ke sungai Buluh sampai ke Negara dan terus ke Banjarmasin yang merupakan pusat dari Kerajaan Banjar.

"Pada Daerah lereng pegunungan Meratus  yang bertemu dengan dataran rendah ini, terdapatlah pusat kediaman  penduduk yang tertua di Kalimantan Selatan, memanjang dari utara  ke selatan yaitu Muara Tabalong, Kelua sampai pada Amuntai atau yang lebih dikenal dengan Negara Daha, Sungai Alai Birayang dengan ranting sungai-sungainya seperti Sungai Kambat dan Sungai Palayarum yang semakain mengalami pendangkalan karena erosi"ujarnya.

Dijelaskannya sungai Palayarum dahulu merupakan satu-satunya  urat nadi perhubungan yang dapat dilayari oleh para pedagang, sambil berdakwah menyiarkan agama Islam, ditepi sungai yaiut ditempat yang disebut Pelajau tumbuh sebatang pohon kayu besar yang rimbun yang dibawahnya kemudian di bangun tempat peristirahatan yang sangat sederhana, pohon kayu tersebut kemudian dinamai Pelajau.

Pada Abad ke-14 datanglah utusan Raden Fatah dari Kerajaan Islam Demak, bersama-sama Pangeran dari Kerajaan Banjar, utusan dari Pulau Jawa itu berjumlah 7 (tujuh) orang yakni : Malik Ibrahim, Imam Santoso, Habib Marwan, Mujahid Malik, Rangga Ali Basah, Santeri Umar dan Imam Bukhari, dari Kuin mereka menyusuri sungai Negara, terus ke Sungai Buluh  dan Ilir Pemangkih sehingga sampai ke Sungai Palayarum, Pelajau.

Di Bawah Pohon Pelajau itulah kemudian dibangun Mesjid, pembangunan mesjid ini bersamaan dengan program dari pengembangan ajaran Islam Kerajaan Demak Bintaro yang membangun 9 (sembilan) buah mesjid, termasuk mesjid yang dibangun di Pelajau  dengan bentuk yang sama dengan mesjid-mesjid yang ada di Demak.

Sumur, Sumber Air Abadi di Mesjid Keramat Pelajau
Sumur, Sumber Air Abadi di Mesjid Keramat Pelajau
Menurut Sejarah mesjid Pelajau  ini adalah yang kelima dari sembilan buah mesjid yang dibangun oleh Kerajaan Islam Demak, jadi jumlahnya sesuai dengan jumlah Wali Songo, yaitu sembilan orang, bukti sejarahnya  pada tiang bangunan tersebut terdapat tulisan pahat dari huruf Jawa di tinang menara (tiang guru) dan terdapat tulisan tempat, nama hari dan waktu pendirian mesjid.

Di tiang itu ada lubang pahatan  berbentuk panjang tempat penyimpanan catatan-catatan dengan tulisan Allah, memuat silsilah orang-orang yang terlibat dalam pembangunan mesjid, disamping itu ada juga gumpalan rambut Raden Fatah, satu bilah keris yang berelok sembilan dan sebuah tombak skil segi tiga dengan ukiran sembilan Wali.

Tajau Peninggalan Leluhur, tetap awet hingga kini
Tajau Peninggalan Leluhur, tetap awet hingga kini
Begitupun pada kubah mimbar digunakan motif pohon hayat, dalam metodologi Dayak atau ajaran Kaharingan dilukiskan mengenai pohon hayat  yang disebut "batang garing", pohon hayat ini mewujudkan kesatuan alam atas dan bawah, konsep serba dua seperti ayam jantan betina, siang malam, terang gelap, baik jahat atau baik, hidup dan kematian.

Selain melambangkan totalitas kosmos, juga dualisme religius, jadi kenyataan ini menggambarkan agama Islam yang berkembang, tidak terlepas  dari unsur Kaharingan dan agama Hindu-Budha, dalam perkembangannya sampai sekarang Mesjid Keramat Pelajau tetap lestari walaupun sudah beberapa kali mengalami perubahan atau renovasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun