Mohon tunggu...
Fathul Wahid
Fathul Wahid Mohon Tunggu... Guru

Saya merupakan seorang mahasiswa yang berkeyakinan kuat untuk menjadi seorang guru profesional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Abad 21: Merdeka Belajar yang Memanusiakan dan Menghargai Pancasila

5 Januari 2024   10:28 Diperbarui: 5 Januari 2024   10:37 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan 

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam membangun masa depan bangsa. Seiring dengan perubahan zaman yang begitu cepat, pendidikan abad-21 menjadi kunci utama dalam memanusiakan manusia sekaligus memerdekakan mereka. Untuk mencapai tujuan ini, ruh Pancasila harus menjadi panduan yang mengilhami setiap aspek pendidikan kita. Pancasila, sebagai ideologi negara, bukan hanya sebuah dokumen resmi, tetapi juga sebuah nilai-nilai yang mencerminkan esensi kemanusiaan, keadilan, dan kesatuan dalam beragam masyarakat Indonesia. Dalam dua paragraf ini, kita akan menjelajahi bagaimana pendidikan abad-21 dapat memadukan ruh Pancasila untuk menciptakan pendidikan yang lebih bermakna dan relevan bagi masyarakat Indonesia.

Pendidikan abad-21 menjadi sorotan utama dalam perbincangan kita saat ini, dan dengan alasan yang baik. Era ini menandai perubahan global yang mendalam dalam berbagai aspek kehidupan, dan pendidikan menjadi garda terdepan dalam menghadapinya. Namun, pendidikan tidak hanya tentang mengajar siswa untuk menjadi profesional yang mahir dalam dunia kerja, tetapi juga tentang menciptakan manusia yang memahami dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Di tengah perubahan ini, penting untuk memastikan bahwa pendidikan abad-21 bukan hanya mempersiapkan individu untuk mencari nafkah, tetapi juga memanusiakan mereka dan memerdekakan mereka dalam ruh Pancasila, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, sosial, dan keadilan.

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, memainkan peran yang krusial dalam membimbing pendidikan abad-21. Nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan sosial, dan demokrasi yang tertanam dalam Pancasila harus menjadi pondasi utama dalam pembentukan karakter dan sikap hidup siswa. Pendidikan harus menjadi sarana untuk mengembangkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan kemampuan untuk berkontribusi pada masyarakat secara positif. Dalam dua paragraf ini, kita akan menjelajahi bagaimana pengintegrasian ruh Pancasila dalam pendidikan abad-21 dapat menciptakan manusia-manusia yang lebih manusiawi dan merdeka.

Hubungan Pendidikan abad 21 dengan identitas manusia Indonesia, Pancasila sebagai pondasi Pendidikan Indonesia, dan Pendidikan yang memerdekakan

Pendidikan di abad-21 merupakan landasan utama bagi perkembangan identitas manusia Indonesia yang kuat dan berbudaya. Dalam menghadapi perubahan global, pendidikan harus mampu merdeka belajar yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk membangun generasi yang memiliki identitas yang kuat dan menghargai budaya Indonesia.

Pada topik 3 (Identitas Manusia Indonesia), Pendidikan abad-21 harus mengakui dan memahami hakikat manusia Indonesia sebagai makhluk sosial, beragam, dan berbudaya. Identitas manusia Indonesia yang kaya akan keberagaman suku, budaya, dan agama harus menjadi fokus utama dalam pendidikan. Siswa harus diajak untuk mengenal dan menghargai keragaman budaya Indonesia, sehingga mereka dapat memahami identitas mereka sendiri dalam konteks budaya yang lebih luas.

Benang merah Pendidikan abad 21 dengan Topik 4 (Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia) adalah Pancasila yang merupakan dasar dari negara dan pendidikan Indonesia. Pendidikan abad-21 harus mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspeknya. Melalui pendidikan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan sosial, dan demokrasi, siswa dapat belajar bagaimana menghargai pluralitas dan mengatasi perbedaan dengan cara yang damai. Ini akan membantu dalam membentuk identitas manusia Indonesia yang inklusif dan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.

Sedangkan pada Topik 5, Pendidikan yang Memerdekakan adalah konsep penting dalam pendidikan abad-21. Siswa harus diberikan kesempatan untuk menjadi agen pembelajaran aktif, mengembangkan minat dan bakat mereka sendiri, dan mengambil peran dalam proses pembelajaran mereka. Dengan merdeka belajar, siswa dapat membangun identitas mereka sendiri, sambil tetap menghargai nilai-nilai Pancasila. Pendidikan harus memberikan siswa kebebasan untuk menjelajahi, berpikir kritis, dan berkontribusi positif pada masyarakat.

Dengan menggabungkan pemahaman tentang identitas manusia Indonesia, nilai-nilai Pancasila, dan konsep merdeka belajar dalam pendidikan abad-21, kita dapat menciptakan generasi muda yang memahami dan menghargai identitas budaya mereka sendiri sambil menjaga kesatuan bangsa. Pendidikan ini akan memanusiakan manusia sekaligus memerdekakan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung jawab.

Permasalahan yang Mungkin Muncul di Masa Depan

Pendidikan abad-21 adalah tuntutan mutlak dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan perubahan yang cepat. Namun, dalam perjalanan menuju visi pendidikan yang memanusiakan dan memerdekakan dengan semangat Pancasila, kita harus mengatasi sejumlah masalah yang mungkin muncul di masa depan. Salah satu masalah utama adalah kesenjangan akses pendidikan. Meskipun teknologi telah membuka pintu bagi pembelajaran online, masih ada komunitas yang tidak memiliki akses yang setara terhadap sumber daya pendidikan ini. Menciptakan kesempatan yang merata untuk semua lapisan masyarakat dan daerah adalah salah satu tantangan terbesar yang harus diatasi. Solusinya adalah memastikan bahwa semua sekolah memiliki infrastruktur teknologi yang memadai dan menyediakan akses perangkat bagi siswa yang membutuhkannya. Pelatihan guru dalam pemanfaatan teknologi juga penting

Masalah lainnya adalah penggunaan teknologi yang tidak seimbang dalam pendidikan. Ketika teknologi menjadi alat penting dalam proses pembelajaran, siswa yang kurang memiliki akses ke perangkat dan koneksi internet yang memadai dapat tertinggal. Oleh karena itu, perlu ada usaha yang lebih besar dalam menyediakan perangkat dan akses internet yang terjangkau bagi semua siswa. Selain itu, pendidikan abad-21 harus memastikan bahwa penggunaan teknologi lebih berfokus pada pemberdayaan siswa, bukan hanya konsumsi informasi. Solusi dari permasalahan ini adalah meningkatkan kemampuan literasi digital dan pemahaman tentang penggunaan internet positif.

Masalah lain yang muncul adalah tantangan dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan abad-21. Memahami dan menghargai nilai-nilai Pancasila bukanlah hal yang mudah, dan perlu ada pendekatan yang lebih kreatif dalam mengajarkannya kepada siswa. Pendidikan harus menciptakan ruang bagi diskusi dan refleksi tentang nilai-nilai Pancasila, serta mendorong siswa untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Solusinya adalah mengintegrasikan pendidikan nilai-nilai Pancasila secara eksplisit dalam kurikulum, dengan pendekatan yang lebih praktis dan relevan untuk siswa. Penyelenggaraan seminar, lokakarya, dan kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada nilai-nilai Pancasila juga dapat membantu siswa memahami dan menghargai Pancasila. Dengan mengatasi masalah-masalah ini, pendidikan abad-21 dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai tujuan memanusiakan manusia sekaligus memerdekakan mereka dengan semangat Pancasila.

Dengan mengatasi masalah-masalah ini dan mengimplementasikan solusi yang sesuai, pendidikan abad-21 dapat menjadi alat yang efektif untuk memanusiakan manusia sekaligus memerdekakan mereka dengan menghargai Pancasila dan menciptakan generasi yang kuat, berbudaya, dan bertanggung jawab di masa depan.

Kesimpulan

Dalam menghadapi tantangan dan perubahan di masa depan, pendidikan abad-21 harus diarahkan pada tujuan memanusiakan manusia dan memerdekakan mereka dengan semangat Pancasila. Kesimpulan dari pandangan ini adalah bahwa pendidikan harus menjadi wahana untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kerja sama. Ruh Pancasila, sebagai fondasi moral dan etika, harus menjadi panduan yang mengilhami setiap aspek pendidikan kita. Dengan mengatasi masalah-masalah seperti kesenjangan akses, penggunaan teknologi yang seimbang, dan integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum, pendidikan abad-21 dapat menciptakan manusia-manusia yang kuat, berbudaya, dan bertanggung jawab, siap menghadapi masa depan dengan keyakinan dan semangat yang sesuai dengan nilai-nilai Indonesia yang kita cintai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun