Mohon tunggu...
Fathul Wahid
Fathul Wahid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru

Saya merupakan seorang mahasiswa yang berkeyakinan kuat untuk menjadi seorang guru profesional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Pendidikan: Merajut Kembali Nilai-nilai Ki Hajar Dewantara dalam Menghadapi Tantangan Kekerasan di Sekolah

8 Oktober 2023   23:14 Diperbarui: 8 Oktober 2023   23:17 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh:

Fathul Wahid

Mahasiswa PPG Pendidikan Matematika 2023
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Pendahuluan

Beberapa waktu yang lalu, hampir semua media sosial digemparkan dan diramaikan oleh sebuah kasus perundungan yang terjadi di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Hal ini merupakan permasalahan serius yang memerlukan perhatian kita Bersama.

Kasus ini mencerminkan sorotan yang mendalam terhadap tantangan dalam sistem pendidikan kita. Kekerasan ini tidak hanya merusak masa depan individu yang menjadi korban, tetapi juga menggoyahkan fondasi pendidikan yang seharusnya mempromosikan nilai-nilai seperti kerjasama, toleransi, dan rasa hormat. Ini adalah pengingat bahwa pendidikan tidak hanya tentang prestasi akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan kesejahteraan fisik serta mental siswa. Dengan meningkatkan kesadaran akan masalah ini, kita dapat bekerja menuju solusi yang memastikan setiap siswa merasa aman dan dihormati di lingkungan pendidikan mereka, serta memperbaiki sistem pendidikan yang harus memainkan peran penting dalam membentuk masa depan masyarakat kita.

Kekerasan siswa di Cilacap hanyalah serpihan kecil dari kasus-kasus kekerasan siswa yang terjadi dewasa ini karena hampir setiap tahun kasus seperti ini terjadi di Indonesia. Hal ini secara tidak langsung menggambarkan masih kusutnya praktik pendidikan yang seharusnya memerdekakan dengan realitas yang dihadapi oleh banyak siswa. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang memerdekakan menekankan pembentukan karakter, nilai-nilai luhur, dan kehidupan yang bermartabat. Namun, kasus ini menjadikan tamparan hebat bagi kita bahwa implementasi pemikiran ini masih menjadi tantangan di banyak lingkungan pendidikan. Pendidikan, yang seharusnya membebaskan siswa dari ketidaksetaraan dan kekerasan, seharusnya menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan kita. Oleh karena itu, kita harus lebih tekun dalam menggali dan menginternalisasi pemikiran Ki Hajar Dewantara dan menerapkannya secara konkret dalam pendidikan kita. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan visi dan nilai-nilai beliau, di mana setiap siswa dapat tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut dan kekerasan.

Kasus ini seharusnya juga mengingatkan kita untuk mengembalikan fokus pada pendidikan yang lebih holistik, yang membentuk individu yang sadar akan pentingnya kerjasama, toleransi, dan rasa hormat dalam masyarakat. Yang mana, secara tidak langsung pemikiran Ki Hajar Dewantara harus menjadi pedoman dalam upaya memperbaiki sistem pendidikan yang dapat membentuk generasi masa depan yang lebih baik.

Tulisan ini merupakan salah satu bentuk protes sekaligus rasa prihatin penulis terhadap kekerasan-kekerasan siswa yang sering terjadi di Indonesia. Harapannya, tulisan ini dapat merangsang pemikiran dan kesadaran akan urgensi penerapan nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam mengatasi kasus kekerasan siswa di Indonesia. Melalui tulisan ini, mudah-mudahan kita dapat menggali bagaimana pemikiran beliau tentang pendidikan yang memerdekakan, sistem among, kodrat zaman, kodrat alam, budi pekerti, dan nilai budaya luhur dapat memberikan panduan yang berharga dalam merancang pendidikan yang lebih aman, inklusif, dan bermartabat. Dengan menjembatani pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan permasalahan aktual seperti kekerasan di sekolah, kita dapat menciptakan visi pendidikan yang lebih baik yang mengutamakan kesejahteraan dan perkembangan holistik setiap siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun