Mohon tunggu...
Fathul Wahid
Fathul Wahid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru

Saya merupakan seorang mahasiswa yang berkeyakinan kuat untuk menjadi seorang guru profesional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi dan Rangkuman Perjalanan Pendidikan Nasional

21 September 2023   00:29 Diperbarui: 21 September 2023   00:36 2331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya adalah seorang individu yang telah memilih karir sebagai guru, yang merupakan peran yang sangat berpengaruh dalam masyarakat. Sebagai seorang guru, Saya memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dan kualifikasi yang diperlukan untuk mengajar di tingkat Pendidikan.

Saya memiliki komitmen untuk mendidik dan membimbing generasi muda. Saya memahami bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengembangkan potensi siswa dan membantu mereka meraih tujuan dalam hidup. Sebagai guru, Saya merasa tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, aman, dan mendukung bagi siswa Saya.

Selain itu, Saya juga terus belajar dan mengembangkan diri sebagai guru. Saya menyadari pentingnya pembaruan kurikulum, tren pendidikan, dan teknologi terbaru dalam meningkatkan pengalaman belajar siswa Saya. Oleh karena itu, Saya berpartisipasi dalam pelatihan profesional dan berusaha untuk menjadi guru yang lebih efektif salah satunya PPG Prajabatan.

Salah satu Mata Kuliah di PPG Prajabatan adalah Perjalanan Pendidikan Nasional. Dimana dalam mata kuliah tersebut, pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara memicu perubahan menuju pendidikan yang berpusat pada nilai-nilai lokal dan nasional. Berikut ringkasan dari materi tersebut.

Perjalanan Pendidikan Nasional Indonesia merupakan perjalanan yang panjang, bercabang, dan penuh tantangan dalam upaya membangun sistem pendidikan yang berkualitas sesuai dengan nilai-nilai nasional.

Sebelum kemerdekaan, sistem pendidikan Indonesia di bawah penjajahan Belanda bertujuan untuk mendukung kepentingan kolonial, dengan penekanan pada pendidikan elit pribumi yang hanya mencakup segelintir orang. Hal ini menciptakan kesenjangan pendidikan yang besar antara pribumi dan penduduk asli Belanda, menciptakan hambatan dalam pembangunan nasional. Namun, seiring berjalannya waktu, semangat nasionalisme mulai tumbuh, dan pemikiran pendidikan nasional mulai berkembang.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pendidikan menjadi salah satu instrumen utama dalam membangun bangsa yang merdeka. Ki Hadjar Dewantara, seorang pendidik ulung, memainkan peran penting dalam perjuangan ini dengan gagasan tentang "taman siswa" yang mengedepankan pendidikan berdasarkan nilai-nilai lokal dan nasional. Ini menjadi salah satu dasar filosofi pendidikan nasional Indonesia yang menggambarkan semangat keadilan, kesetaraan, dan kebebasan dalam pendidikan.

Kebijakan-kebijakan pendidikan yang diluncurkan oleh pemerintah, seperti kurikulum nasional dan program wajib belajar, mencerminkan komitmen terus-menerus dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan. Kendati demikian, pendidikan Indonesia juga menghadapi tantangan serius, termasuk kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, kurangnya sumber daya, dan isu-isu berkaitan dengan kualitas guru dan kurikulum.

Di era digital saat ini, teknologi pendidikan telah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan Indonesia. Hal ini menciptakan peluang baru untuk peningkatan akses pendidikan, pembelajaran online, dan pendekatan berbasis teknologi lainnya. Namun, penerapan teknologi pendidikan juga menghadirkan tantangan seperti ketidaksetaraan akses internet dan literasi digital.

Meskipun pendidikan Indonesia telah mengalami perubahan besar selama perjalanan ini, peran pendidik dan pemikir pendidikan dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan nasional tetap sangat penting. Pendidik adalah ujung tombak dalam membentuk generasi muda Indonesia, dan mereka perlu terus menerus mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan nasional dalam pembelajaran sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun