Fathul Bari
Energi surya merupakan sumber energi terbarukan yang memiliki potensi besar untuk mengatasi krisis energi dan mengurangi emisi karbon. Namun, meskipun teknologi fotovoltaik (PV) telah berkembang pesat, masih terdapat sejumlah rintangan keuangan yang menghambat penyebarannya di berbagai negara, termasuk Indonesia. Artikel ini membahas beberapa hambatan keuangan yang ada dan strategi untuk mengatasinya, dengan tujuan meningkatkan adopsi energi surya di tingkat nasional.
Hambatan Keuangan dalam Implementasi Energi Surya
Salah satu rintangan utama dalam penyebaran energi surya adalah biaya awal investasi yang tinggi. Meskipun biaya panel surya telah turun dalam beberapa tahun terakhir, pengadaan dan instalasi sistem PV masih memerlukan modal yang cukup besar. Hal ini menjadi tantangan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan usaha kecil yang ingin beralih ke energi surya tetapi tidak memiliki cukup dana untuk melakukannya.
Kapasistas pembangkit terpasang nasional dari sebuah PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) masih sebesar 0,21% dari total keseluruhan kapisatas pembangkit terpasang nasional, dengan kontribusi energi surya baru mencapai 1,7% dari keseluruhan total produksi listrik (Dirjen Ketenagalistrikan, 2020). Padahal di tingkat global, biaya investasi rata-rata untuk PLTS berkasitas besar (Levelized cost of energy) menurun 82% antara 2010-2019 menjadi 568/MWh (IRENA, 2020).Â
Jika dibandingkan dengan biaya produksi PLN pada tahun sebelumnya (2018) yakni $79/MWh (ESDM, 2019), maka dapat disimpulkan bahwa biaya investasi PLTS terhitung lebih rendah ketimbang biaya produksi PLN pada tahun sebelumnya (Fatah, 2021).
Selain itu, akses terhadap pembiayaan juga menjadi masalah. Banyak lembaga keuangan yang belum sepenuhnya memahami manfaat dan potensi pengembalian dari investasi energi terbarukan, sehingga mereka cenderung enggan memberikan pinjaman.Â
Selain itu, prosedur untuk mendapatkan pembiayaan seringkali rumit dan memakan waktu, yang membuat para pemilik rumah dan pelaku bisnis ragu untuk melakukan investasi dalam teknologi energi surya.
Strategi Mengatasi Rintangan Keuangan
Guna mengatasi hambatan keuangan ini, beberapa strategi dapat diterapkan. Pertama, perlu ada pengembangan program insentif dan subsidi dari pemerintah untuk mendorong investasi dalam energi surya. Insentif seperti pengurangan pajak atau subsidi langsung dapat membantu mengurangi biaya awal dan memberikan dorongan bagi individu dan perusahaan untuk berinvestasi dalam sistem PV.
Menghadapi hambatan dalam pembiayaan transisi energi, sebelum beranjak kepada kebijakan yang perlu diterapkan, pemerintah perlu menetapkan isu transisi energi ini, sebagai prioritas dan bertindak sebagai kick starter dari berbagai inovasi yang ada. Selain itu, intervensi pasar juga dibutuhkan mengingat regulasi kredit yang meminimalisasi resiko untuk memberikan pinjaman skala besar dan jangka panjang.Â
Regulasi kredit yang ketat, tidak terlepas dari upaya sektor finansial untuk memperkuat jarring pengaman sosial dari krisis. Oleh karena itu agar pasar energi terbarukan mendapatkan kepercayaan dari investor, baik berupa return yang sepadan hingga transparansi, maka dibutuhkan prinsip goog governance yang mengedepankan partisipasi, kepastian hukum, transparansi, tanggunjawab, beriorentasi pada kesepakatan, keadlilan, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas dan visi stratejik untuk diimplementasikan pada proses transisi energi (Fatah, 2021).
Kedua, pengembangan model pembiayaan inovatif seperti penyewaan panel surya atau pembiayaan berbasis komunitas juga bisa menjadi solusi. Dengan model ini, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya besar di awal.Â
Alih-alih membeli sistem PV, mereka dapat menyewa panel surya dan membayar biaya bulanan yang lebih terjangkau. Pendekatan ini juga dapat membantu membangun kesadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap teknologi energi surya.
Ketiga, meningkatkan kemitraan antara pemerintah, lembaga keuangan, dan penyedia teknologi energi terbarukan dapat membantu mempercepat proses pembiayaan. Dengan melibatkan berbagai pihak, risiko investasi dapat diminimalkan, dan akses ke sumber daya keuangan yang lebih beragam dapat diperoleh. Misalnya, bank dapat bekerja sama dengan perusahaan energi surya untuk menawarkan produk pinjaman yang lebih menarik bagi pelanggan.
Kesimpulan
Menghapus rintangan keuangan adalah langkah krusial dalam meningkatkan penyebaran energi surya di Indonesia. Melalui strategi insentif pemerintah, model pembiayaan inovatif, dan kemitraan yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung investasi dalam energi terbarukan.Â
Melalui cara yang demikian, kita tidak hanya akan mempercepat transisi menuju energi bersih, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian target pengurangan emisi dan keberlanjutan lingkungan. Penyebaran energi surya yang lebih luas tidak hanya akan memberikan manfaat bagi individu dan bisnis, tetapi juga akan berperan penting dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat secara keseluruhan.
Referensi :
Fatah, M, H, A. 2021. Unlocking Financial Barries to Accelerate PV Energy Implementation. Indonesia Menuju Energi Bersih. 50 Karya Terbaik Kompetisi Penulisan Artikel Energi Baru Terbarukan. Piala Menteri ESDM RI 2021. Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). RM BooksÂ
Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM), 2021. Indonesia Menuju Energi Bersih. 50 Karya Terbaik Kompetisi Penulisan Artikel Energi Baru Terbarukan. Piala Menteri ESDM RI 2021. Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). RM Books