Fathul Bari
Hadirnya tantangan energi yang semakin meningkat dan ancaman perubahan iklim, Indonesia menghadapi kebutuhan mendesak untuk mengembangkan sumber energi yang berkelanjutan. Proyek Energi Terbarukan Berbasis Komunitas (Community Based Renewable Energy - CBRE) muncul sebagai solusi inovatif yang tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi lokal tetapi juga memberdayakan masyarakat. Maka dengan cara memanfaatkan sumber daya alam yang ada, proyek-proyek ini dapat meningkatkan kemandirian energi serta mendukung pembangunan berkelanjutan.
Konsep CBRE didefinisikan sebagai partisipasi ekonomi dan operasional atau kepemilikkan oleh warga atau anggota komunitas tertentu dalam proyek energi terbarukan (IRENA, 2018). CBRE berbeda dari pendekatan top down yang ditemukan dalam bahan bakar fosil konvensional. Dalam hal proyek energi terbarukan berbasis komunitas, semua bagian di masyarakat memiliki kepentingan dan secara kolektif dapat memperoleh manfaat darinya, sebuah fitur yang hilang dari sistem energi bahan bakar fosul yang terpusat (Azzahra, 223-2021).
Potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar. Adanya kekayaan alam yang melimpah, seperti sinar matahari, angin, air dan biomassa, negara ini memiliki berbagai pilihan untuk mengembangkan energi terbarukan. Misalnya, pemanfaatan energi surya melalui panel surya dapat menjadi alternatif yang efektif, terutama di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik. Pada konteks ini, proyek CBRE menawarkan model pengembangan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, sehingga dapat memastikan bahwa manfaat dari proyek tersebut dirasakan oleh semua pihak.
Proyek CBRE dapat menciptakan kemandirian energi dengan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang semakin langka dan mahal. Memberdayakan masyarakat untuk mengelola sumber energi terbarukan mereka sendiri, proyek ini tidak hanya meningkatkan akses energi tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, proyek CBRE dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam.
Implementasi proyek CBRE di Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa langkah strategis. Pertama, diperlukan pendidikan dan pelatihan untuk masyarakat tentang teknologi energi terbarukan. Masyarakat harus memahami cara kerja teknologi yang akan diterapkan serta manfaat yang bisa diperoleh. Kedua, kemitraan antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan sektor swasta sangat penting dalam mendukung pengembangan proyek ini. Kerjasama ini dapat menciptakan akses terhadap pendanaan, teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan proyek energi terbarukan.
Tiga fitur utama CBRE : pertama, multidimensi karena tidak bergantung pada teknologi atau aspek prilaku tertentu; kedua, ini menyatukan masyarakat untuk tujuan komunitas Bersama dan mengatasi tantangan structural untuk memastikan keberlanjutan; ketia, ini mempercepat pengetahuan dan jejaring lokal serta penermuan solusi yang tepat, bauk itu dalam kondeks lokal maupun regional. Selain itu, CBRE lebih unggul jika dibandingkan dengan protek energi terbarukan konvensional; yang membutuhkan investasi besar dan memiliki pasokan energi satu arah yang terpusat (Azzahra, 2021).
Selain itu, regulasi yang mendukung perlu disusun untuk memfasilitasi pengembangan proyek CBRE. Pemerintah harus memberikan insentif dan dukungan kepada masyarakat yang ingin berinvestasi dalam energi terbarukan. Hal ini bisa dilakukan melalui kebijakan subsidi, pemotongan pajak, atau program pendanaan yang menarik bagi masyarakat. Melalui adanya dukungan dari pemerintah, masyarakat akan lebih termotivasi untuk terlibat dalam pengembangan proyek energi terbarukan.
Meskipun ada banyak potensi dan peluang, pengembangan proyek CBRE di Indonesia juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kurangnya akses terhadap teknologi dan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan infrastruktur dan jaringan komunikasi di daerah-daerah yang ingin mengimplementasikan proyek ini. Selain itu, tantangan budaya dan sosial juga harus diperhatikan. Proyek CBRE harus dilakukan dengan pendekatan yang menghormati kearifan lokal dan melibatkan semua pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan Proyek Energi Terbarukan Berbasis Komunitas di Indonesia menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mencapai kemandirian energi. Melalui upaya memanfaatkan sumber daya alam yang ada, memberdayakan masyarakat dan menjalin kemitraan yang kuat, Indonesia dapat mengatasi tantangan energi dan bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Keterlibatan aktif masyarakat dalam proyek ini bukan hanya penting untuk keberhasilan proyek itu sendiri, tetapi juga untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya energi berkelanjutan bagi kehidupan sehari-hari.