Fathul Bari
Pada era modern ini, tantangan terkait sumber energi yang berkelanjutan semakin mendesak. Kebutuhan akan alternatif bahan bakar ramah lingkungan menjadi semakin penting, terutama di daerah pedesaan yang bergantung pada bahan bakar fosil. Salah satu inovasi yang menjanjikan adalah penggunaan Jelly Green Flame Stove yang memanfaatkan gel etanol selulosa dari tongkol jagung sebagai bahan bakar. Inovasi ini tidak hanya memberikan solusi energi, tetapi juga mendukung pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah.
Jelly Green Flame Stove adalah alat masak yang dirancang untuk menggunakan bahan bakar nabati, yang dihasilkan dari proses konversi biomassa. Pada konteks ini, gel etanol selulosa yang digunakan berasal dari tongkol jagung, yang merupakan limbah pertanian. Penggunaan limbah ini membantu mengurangi masalah pencemaran yang sering terjadi akibat limbah pertanian dan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada. Melalui pemanfaatan limbah, inovasi ini mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana sumber daya digunakan secara efisien dan diolah kembali untuk menghasilkan produk yang bermanfaat.
Penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama menyebabkan munculnya masalah baru di dunia seperti lingkungan polusi dan pemanasan global, salah satunya penggunaan gas LPG yang mayoritas digunakan untuk memasak yaitu 13,08% yang mana produksi gas LPG Indonesia 70% berasal dari impor. Salah satu energi alternatif yang sedang dilirik oleh dunia yaitu etanol selulosa yang menwakili 40% dari total konsumsi energi di dunia (Akbar, 2021).
Proses pembuatan gel etanol selulosa dimulai dengan pengumpulan tongkol jagung setelah panen. Tongkol yang biasanya dibuang atau dibakar dapat diolah menjadi etanol melalui fermentasi. Setelah itu, etanol tersebut dikombinasikan dengan selulosa untuk menghasilkan gel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.Â
Keunggulan dari gel etanol ini adalah sifatnya yang mudah terbakar dan efisien, sehingga dapat memberikan panas yang stabil saat digunakan dalam Jelly Green Flame Stove.
Proses pembuatan gel etanol selulosa yakni pertama limbah tongkol jagung dikeringkan pada suhu 80o C selama 3 jam dan dihaluskan dengan alu mortal kemudian diblender dan diayak 40 mesh serta ditimbang 90 gram. Kemudian ditambah 300 ml. NaOH 1 M dan dihomogenisasi menggunaka shaker dengan kecepan 100 rpm selama 3 menit dan dipanaskan dalam autoclave pada suhu 121o C selama 15 menit.Â
Setelah itu, sampel disaring dan dibilas dengan 3000 mL akuades sampai pH netral. Bagian holoselulosa tongkol jagung dengan konsentrasi 10%wt dimasukkan dalam tabung reaksi ukur 30 ML dan ditambahkan media nutrisi (yeast ekstrak 1%wt dan pepton 2%wt) dan buffer sitrat hingga 13 mL PH 4,5 kemudian disterilisasi pada suhu 121o C selama 15 menit.
 Setelah dingin, ditambahkan encim sulase 1,5 mL dengan konsentrasi 30 FPU (v/v) dan starter Z monilis : S cerevisale dengan konsentrasi di dalam shaker water batch pada suhu 38o C dengan kecepatan goyangan reciprocating shaker 150 rpm selama 72 jam. Filtrat dari hasil inkubasi tersebut dianalisis kada etaniolnya. Hasil etanol selulosa dijadikan sebagai gel etanol selulosa yaitu dengan menambahkan zat pengental berupa CMC yang telah digelingkan dengan aquadest yang kemudian diaduk secara perlahan sampai homogen selama 45 menit berbentuk gel (Akbar, 2021).
Salah satu lokasi yang menerapkan inovasi ini adalah Desa Humbang Hasundutan di Kabupaten Tanah Karo, Sumatra Utara. Masyarakat di desa ini memiliki potensi besar dalam pertanian jagung, namun sering kali menghadapi kendala dalam pengelolaan limbah. Melalui adanya program penerapan Jelly Green Flame Stove, masyarakat tidak hanya mendapatkan solusi energi yang bersih, tetapi juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari produk pertanian mereka.Â
Pada proses ini, masyarakat dilibatkan dalam setiap tahap, mulai dari pengumpulan tongkol jagung hingga produksi gel etanol. Keterlibatan masyarakat ini penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya energi terbarukan dan menciptakan rasa kepemilikan terhadap inovasi yang dihasilkan.
Selain memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan, penggunaan Jelly Green Flame Stove juga berdampak positif pada kesehatan masyarakat. Pembakaran bahan bakar fosil sering kali menghasilkan asap berbahaya yang dapat menyebabkan masalah pernapasan.Â
Adanya peralihan energi fosil ke bahan bakar nabati seperti gel etanol selulosa, menjadikan risiko kesehatan akibat polusi udara dapat diminimalkan. Penggunaan stove ini juga lebih efisien dalam menghasilkan panas, sehingga waktu memasak menjadi lebih singkat dan penggunaan bahan bakar menjadi lebih hemat.
Namun, untuk mewujudkan transformasi energi yang berkelanjutan melalui Jelly Green Flame Stove, diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, lembaga penelitian dan organisasi non-pemerintah perlu bekerja sama untuk memberikan pelatihan, sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pengembangan teknologi ini. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan juga harus menjadi fokus agar mereka dapat memahami dan mengadopsi teknologi ini dengan lebih baik.
Secara keseluruhan, penggunaan Jelly Green Flame Stove yang memanfaatkan gel etanol selulosa dari tongkol jagung merupakan langkah inovatif dalam transformasi energi yang berkelanjutan. Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah energi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui dukungan yang tepat, inovasi ini memiliki potensi untuk diadopsi lebih luas, menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Referensi :
Akbar, M, G. 2021. Jelly Green Flame Stove : Inovasi Teknologi Gel Etanol Selulosa Dari Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Nabati Masa Depan Untuk Aplikasi Flowtune Di Desa Humbang Hasundutan, Kabupaten Tanah Karo. Indonesia Menuju Energi Bersih. 50 Karya Terbaik Kompetisi Penulisan Artikel Energi Baru Terbarukan. Piala Menteri ESDM RI 2021. Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). RM BooksÂ
Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM), 2021. Indonesia Menuju Energi Bersih. 50 Karya Terbaik Kompetisi Penulisan Artikel Energi Baru Terbarukan. Piala Menteri ESDM RI 2021. Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). RM Books   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H