Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Suka Menulis

Agar saya tetap dapat berkarya dan memperbaiki karya saya, maka mohon komentarnya dan like.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Transformasi Energi, Jelly Green Flame Stove dan Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar

7 Oktober 2024   22:20 Diperbarui: 8 Oktober 2024   03:48 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Editing Penulis - AI

Fathul Bari

Pada era modern ini, tantangan terkait sumber energi yang berkelanjutan semakin mendesak. Kebutuhan akan alternatif bahan bakar ramah lingkungan menjadi semakin penting, terutama di daerah pedesaan yang bergantung pada bahan bakar fosil. Salah satu inovasi yang menjanjikan adalah penggunaan Jelly Green Flame Stove yang memanfaatkan gel etanol selulosa dari tongkol jagung sebagai bahan bakar. Inovasi ini tidak hanya memberikan solusi energi, tetapi juga mendukung pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah.

Jelly Green Flame Stove adalah alat masak yang dirancang untuk menggunakan bahan bakar nabati, yang dihasilkan dari proses konversi biomassa. Pada konteks ini, gel etanol selulosa yang digunakan berasal dari tongkol jagung, yang merupakan limbah pertanian. Penggunaan limbah ini membantu mengurangi masalah pencemaran yang sering terjadi akibat limbah pertanian dan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada. Melalui pemanfaatan limbah, inovasi ini mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana sumber daya digunakan secara efisien dan diolah kembali untuk menghasilkan produk yang bermanfaat.

Penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama menyebabkan munculnya masalah baru di dunia seperti lingkungan polusi dan pemanasan global, salah satunya penggunaan gas LPG yang mayoritas digunakan untuk memasak yaitu 13,08% yang mana produksi gas LPG Indonesia 70% berasal dari impor. Salah satu energi alternatif yang sedang dilirik oleh dunia yaitu etanol selulosa yang menwakili 40% dari total konsumsi energi di dunia (Akbar, 2021).

Proses pembuatan gel etanol selulosa dimulai dengan pengumpulan tongkol jagung setelah panen. Tongkol yang biasanya dibuang atau dibakar dapat diolah menjadi etanol melalui fermentasi. Setelah itu, etanol tersebut dikombinasikan dengan selulosa untuk menghasilkan gel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. 

Keunggulan dari gel etanol ini adalah sifatnya yang mudah terbakar dan efisien, sehingga dapat memberikan panas yang stabil saat digunakan dalam Jelly Green Flame Stove.

Proses pembuatan gel etanol selulosa yakni pertama limbah tongkol jagung dikeringkan pada suhu 80o C selama 3 jam dan dihaluskan dengan alu mortal kemudian diblender dan diayak 40 mesh serta ditimbang 90 gram. Kemudian ditambah 300 ml. NaOH 1 M dan dihomogenisasi menggunaka shaker dengan kecepan 100 rpm selama 3 menit dan dipanaskan dalam autoclave pada suhu 121o C selama 15 menit. 

Setelah itu, sampel disaring dan dibilas dengan 3000 mL akuades sampai pH netral. Bagian holoselulosa tongkol jagung dengan konsentrasi 10%wt dimasukkan dalam tabung reaksi ukur 30 ML dan ditambahkan media nutrisi (yeast ekstrak 1%wt dan pepton 2%wt) dan buffer sitrat hingga 13 mL PH 4,5 kemudian disterilisasi pada suhu 121o C selama 15 menit.

 Setelah dingin, ditambahkan encim sulase 1,5 mL dengan konsentrasi 30 FPU (v/v) dan starter Z monilis : S cerevisale dengan konsentrasi di dalam shaker water batch pada suhu 38o C dengan kecepatan goyangan reciprocating shaker 150 rpm selama 72 jam. Filtrat dari hasil inkubasi tersebut dianalisis kada etaniolnya. Hasil etanol selulosa dijadikan sebagai gel etanol selulosa yaitu dengan menambahkan zat pengental berupa CMC yang telah digelingkan dengan aquadest yang kemudian diaduk secara perlahan sampai homogen selama 45 menit berbentuk gel (Akbar, 2021).

Salah satu lokasi yang menerapkan inovasi ini adalah Desa Humbang Hasundutan di Kabupaten Tanah Karo, Sumatra Utara. Masyarakat di desa ini memiliki potensi besar dalam pertanian jagung, namun sering kali menghadapi kendala dalam pengelolaan limbah. Melalui adanya program penerapan Jelly Green Flame Stove, masyarakat tidak hanya mendapatkan solusi energi yang bersih, tetapi juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari produk pertanian mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun