Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Penulis Buku dan Peneliti

Sebagai penulis dan peneliti di Institut Hijau Indonesia, saya menggabungkan keahlian akademis dengan dedikasi terhadap pelestarian lingkungan dan inovasi pendidikan. Dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan penelitian, saya telah berkontribusi melalui karya-karya yang mendalam dan relevan, termasuk makalah tentang keadilan pemilu dan pengelolaan sumber daya alam. Sebagai penulis, saya memiliki minat mendalam dalam menganalisis isu-isu global dan lokal dari perspektif geografi dan lingkungan. Dengan pendekatan yang kritis dan sarkastik terhadap demokrasi, saya terus berkomitmen untuk memperluas wawasan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan lingkungan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Sampah ke Energi, Memanfaatkan Plastik untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

7 Oktober 2024   21:16 Diperbarui: 7 Oktober 2024   21:56 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikatan polimer plastik yang terus dibakar sempurna menghasilkan senyawa CO2 (karbondioksida) atau CO (karbonmonoksida), H2O (air), dan energi dalam bentuk panas. Energi panas inilah yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. 

Unsur penyusun plastic yang didominasi oleh karbon dan hidrogen dapat membuat fokus permasalahan lingkungan hanya pada CO2 dan CO saja. Hal ini dikarenakan hasil pembakaran sempurna dari ikatan polimer plastik hanya berupa CO2 atau CO dan H2O saja. 

Karbondisoksida yang dihasilkan dapat diolah Kembali menjadi bahan pembuatan semen seperti CaCO3, sehingga dapat meningkatkan pembangunan di Indonesia. Selain itu dapat juga direaksikan dengan bahan kimia lain untuk dijadikan bahan-bahan untuk kebutuhan laboratorium. 

Bahkan, perusahaan air products menjual CO2 untuk berbagai keperluan industri seperti pendinginan makanan, makanan berkarbonasi, fabrikasi logam, dan masih banyak lagi. Banyak yang bisa dilakukan dengan emisi CO2 yang dihasilkan ini. Bahkan, H2O yang dihasilkan dapat dikumpulkan melalui proses kondensasi untuk menyumbang kebutuhan air yang ada (Hendrajaya, 2021).

Indonesia dapat meniru Singapura yang dapat memproses sampah-sampah plastic menjadi energi hanya dalam waktu satu hari, tetapi tetap menghasilkan buangan yang ramah lingkungan. Selian itu, Indonesia juga dapat meniru Jepang yang dapat melakukan pemilahan sampah palstik yang wajib dilakukan masing-masing rumah tangga. 

Namun, jika di Jepang tujuannya adalah untuk didaur ulang, maka di Indonesia dijakan sumber energi kemudian emisinya yang di daur ulang. 

Tantangan tersebesar dalam penerapan konsep ini adalah terkait edukasi. Edukasi ini harus menyadarkan masyarakat bahwa sumber energi yang dapat diperbaharui saja tidak cukup tetapi juga harus ramah lingkungan (Hendrajaya, 2021).

Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga memainkan peran penting dalam memaksimalkan potensi sampah plastik sebagai sumber energi. Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, serta manfaat dari pemanfaatan sampah plastik untuk energi. 

Adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya pengurangan, daur ulang dan pemanfaatan sampah plastik, membuat masyarakat dapat berkontribusi pada pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Sampah plastik memiliki potensi besar sebagai sumber energi yang berkelanjutan. Cara ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi seperti pirolisis dan mendorong inovasi dalam pengolahan sampah, kita dapat mengubah tantangan ini menjadi peluang. 

Pemanfaatan sampah plastik tidak hanya membantu mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga menyediakan sumber energi alternatif yang dapat mendukung keberlanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun