Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Suka Menulis

Agar saya tetap dapat berkarya dan memperbaiki karya saya, maka mohon komentarnya dan like.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Energi dari Aspal: Mengungkap Potensi Tersembunyi di Jalan Raya

7 Oktober 2024   10:23 Diperbarui: 7 Oktober 2024   10:24 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fathul Bari

Jalan raya selama ini identik dengan kemacetan, polusi, dan bahan bakar fosil. Namun, di tengah tantangan energi yang kian mendesak, para ilmuwan dan insinyur telah mulai melihat jalan raya dari sudut pandang berbeda. Aspal, material yang lazim digunakan untuk membangun jalan raya, kini dianggap memiliki potensi sebagai sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk masa depan. Teknologi dan inovasi memungkinkan kita untuk mengeksplorasi bagaimana jalan raya bisa menjadi bagian dari solusi energi berkelanjutan.

 

Potensi Energi Panas dari Aspal

Salah satu sifat utama aspal adalah kemampuannya menyerap panas. Aspal, memliliki permukaannya yang gelap, sehingga aspal dapat mencapai suhu yang sangat tinggi di bawah sinar matahari. Fenomena ini membuka peluang besar untuk memanfaatkan energi panas yang tersimpan di permukaan jalan raya. Teknologi yang disebut "aspal surya" atau solar roadway dirancang untuk menangkap energi panas tersebut dan mengubahnya menjadi listrik.

Berdasarkan data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki angka pertumbuhan kendaraan bermotor yang termasuk sangat tinggi setiap tahunnya. Jumlah kendaraan kendaraan bermotor di Indonesia berkisar antara 5-6% per tahun dengan rata-rata sebesar 6,135%. Tentunya, dari tingginya angka pertumbuhan kendaraan bermotor ini bisa dibayangkan pula besarnya tingkat mobilitas masyarakat Indonesia. Berdasarkan Outlook Energi Indonesia 2019 oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (KESDM), dapat dilihat bahwa permintaan energi di Indonesia akan semakin meningkat setiap tahunnya (Saputra, 2021).

Pada dasarnya, teknologi ini bekerja dengan memasang sistem pipa atau jaringan di bawah permukaan aspal yang dapat mengalirkan cairan untuk menyerap panas. Panas yang terkumpul kemudian digunakan untuk memanaskan air, menghasilkan uap yang dapat memutar turbin untuk menghasilkan listrik. Sehingga dengan demikian, jalan raya tidak hanya menjadi infrastruktur transportasi, tetapi juga pembangkit energi yang berkelanjutan.

Setiap kendaraan tentunya memerlukan konsumsi energi untuk menggerakkan mesin dan melepas energinya dalam bentuk lain. Sebagian dari energi yang dilepaskan ini nantinya akan berupa energi mekanik yang mengalir ke jalan raya. Faktanya, terdapat setidaknya 15-21% energi yang ditrasnfer dari roda kendaraan ke jalan raya. Tingginya angka transfer energi tersebut juga berarti bahwa sebagian besar energi mekanik yang di transfer ke jalan raya itu terbuang sia-sia tanpa digunakan dan diolah dengan baik. Padahal, bukan tidak mungkin jika jalan raya bisa membuat energi yang tidak terpakai tersebut melalui teknologi khusus yang bisa mengumpulkan dan mengonversi energi mekani dari kendaran menjadi energi listrik. Teknologi ini disebut sebagai perangkat Road Pavement Energy Harvesting (RPEH) (Saputra, 2021).

            Selanjutnya penerapan kasus yang berhubungan dengan output dari material piezoelektrik. Material piezoelektrik bisa menghasilkan output energi listrik hingga 1,9x106 J (Cao et al dalam Saputra, 2021). Energi yang dihasilkan ini setara dengan energi yang dibutuhkan oleh 35 hanpdhone dengan kapasitas baterai sebesar 3000 mAh. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa energi yang dihasilkan piezoelektrik akan menjadi lebih besar, mengingat output energi dari material ini bergantung pada kondisi jalan raya. Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya output yang dihasilkan oleh material piezoelektrik ini adalah tingginya volume kendaraan dalam suatu jalan raya. Semakin besar volume kendaraan, maka semakin besar pula energi yang dapat dihasilkan oleh material piezoelektrik (Saputra, 2021).

 

Teknologi Pembangkit Listrik Piezoelektrik

Selain memanfaatkan panas, jalan raya juga dapat menghasilkan energi melalui teknologi piezoelektrik. Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan tekanan dari kendaraan yang melintas di permukaan jalan. Saat kendaraan melintasi sensor piezoelektrik yang dipasang di jalan, tekanan yang dihasilkan dari gerakan kendaraan diubah menjadi energi listrik.

Sejalan dengan besarnya potensi pengembangan sumber energi baru piezoelektrik, sumber energi ini juga termasuk dalam kategori energi terbarukan. Hal ini didasarkan pada prinsip kerja piezoelektrik yang bersumber dari gerakan kendaraan di jalan raya, maka piezoelektrik akan tetap mengasilkan energi listrik (Saputra, 2021).  

Meskipun energi yang dihasilkan dari setiap kendaraan tidak besar, namun di jalan raya dengan lalu lintas padat, energi tersebut bisa terakumulasi menjadi sumber listrik yang signifikan. Energi ini dapat digunakan untuk kebutuhan sekitar, seperti penerangan jalan, lampu lalu lintas, atau bahkan disimpan dalam baterai untuk digunakan di tempat lain. Inovasi ini menawarkan potensi besar bagi kota-kota yang memiliki volume lalu lintas tinggi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.

 

Tantangan dan Peluang

Meskipun konsep jalan raya sebagai pembangkit energi terdengar menjanjikan, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah biaya pemasangan dan perawatan teknologi ini. Sistem penyerapan panas dan piezoelektrik membutuhkan investasi awal yang signifikan. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, diharapkan biaya ini akan menurun, terutama ketika konsep ini diadopsi secara luas.

Selain itu, durabilitas teknologi tersebut juga menjadi perhatian. Jalan raya, terutama di negara-negara tropis, harus mampu menahan beban lalu lintas yang berat dan kondisi cuaca ekstrem. Oleh karena itu, diperlukan riset dan pengembangan lebih lanjut untuk memastikan bahwa sistem-sistem ini dapat bertahan dalam jangka waktu panjang tanpa mengurangi fungsionalitasnya.

 

Potensi Masa Depan

Kehidupan di masa depan, jalan raya yang tidak hanya sebagai jalur transportasi, tetapi juga sumber energi, akan menjadi bagian dari kota pintar yang ramah lingkungan. Teknologi ini juga dapat diintegrasikan dengan jaringan listrik pintar (smart grid) untuk mendistribusikan energi ke berbagai kawasan. Jika berhasil diimplementasikan secara luas, inovasi ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global.

Adanya perkembangan teknologi yang pesat, jalan raya masa depan mungkin tidak hanya menjadi sarana mobilitas, tetapi juga bagian dari solusi energi berkelanjutan. Pemanfaatan energi dari aspal dan tekanan kendaraan merupakan salah satu cara inovatif untuk menjawab tantangan krisis energi dunia.

           

Referensi :    

Saputra, R, W. 2021.Menyingkap Hidden Treasure Energi dari Jalan Raya. Indonesia Menuju Energi Bersih. 50 Karya Terbaik Kompetisi Penulisan Artikel Energi Baru Terbarukan. Piala Menteri ESDM RI 2021. Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). RM Books

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun