Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Suka Menulis

Agar saya tetap dapat berkarya dan memperbaiki karya saya, maka mohon komentarnya dan like.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Limbah Biomasa Perkebunan dan Pertanian untuk Produksi Biohidrogen

6 Oktober 2024   00:37 Diperbarui: 6 Oktober 2024   00:44 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fotolisis biologis, di sisi lain, melibatkan penggunaan mikroalga atau cyanobacteria yang dapat memanfaatkan sinar matahari untuk memecah air dan menghasilkan hidrogen. Meskipun fotolisis biologis memerlukan sinar matahari, proses ini juga dapat memanfaatkan biomasa sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme, sehingga meningkatkan efisiensi produksi hidrogen. Kedua metode ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memungkinkan penggunaan limbah yang selama ini dianggap tidak bernilai menjadi sumber energi yang bermanfaat.

Biohidrogen dapat diproduksi dari limbah organik dan hasil samping industri pertanian, seperti lignosellulosa dari limbah kayu, gliserol kasar dari industri, tetes tebu (cane molasses) dan gula hidrolisat dari bahan berkarbohidrat seperti gula singkong dengan menggunakan mikroorganisme (Zulfi, 2021).

            Biohidrogen yang dihasilkan kemudian langsung disalurkan ke fuel cell untuk menghasilkan listrik. Pada prinsipnya fuel cell adalah suatu peralatan yang bekerja berdasarkan proses elektrokimia, yang mampu mempertemukan antara hydrogen dengan oksigen untuk menghasilkan energi listrik menjadi air dan panas. Peningkatan pemanfaatan energi biohydrogen dari biomassa, dalam rangka diversifikasi energi dan mengatasi perubahan iklim sangat strategis untuk diwujudkan. Produksi hydrogen yang berbasis teknologi bebas CO2 adalah harapan besar untuk pelaksanaan masa depan ekonomi hidrogen berkelanjutan dan ramah lingkungan. Bagaimanapun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan. Walaupun secara komersil masih bersaing dengan produk energi dan sumber bahan baku lain, namun tahap transisi ini akan membuka perubahan pasar produksi hydrogen yang besar. Pengembangan biohydrogen harus dilakukan dengan tetap melakukan riset terhadap berbagai bahan baku dan sumber mikroorganisme agar dihasilkan produksi yang efisien dan berkelanjutan tinggi. Untuk mendorong energi terbarukan yang bebas CO2, yang kemudian akan mendorong ekonomi berbasis hydrogen di Indonesia (Zulfi, 2021).

Manfaat Lingkungan dan Ekonomi

Pemanfaatan limbah biomasa perkebunan dan pertanian untuk produksi biohidrogen memberikan berbagai manfaat, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Dilihat dari sudut pandang lingkungan, proses ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan dua cara. Pertama, dengan memanfaatkan limbah biomasa, potensi emisi metana yang dihasilkan dari pembusukan biomasa di tempat pembuangan dapat dikurangi. Kedua, hidrogen yang dihasilkan sebagai bahan bakar pengganti fosil akan menghasilkan nol emisi karbon, sehingga secara signifikan mengurangi kontribusi terhadap perubahan iklim.

Secara ekonomi, produksi biohidrogen dari limbah biomasa dapat menciptakan peluang baru bagi sektor pertanian dan perkebunan. Petani dan pengelola perkebunan dapat memanfaatkan limbah mereka secara lebih produktif, daripada membuangnya atau membakarnya. Maka dengan adanya industri biohidrogen, limbah pertanian dan perkebunan bisa menjadi komoditas yang bernilai, menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi petani. Selain itu, pengembangan industri biohidrogen juga dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan.

Tantangan dan Solusi

Meskipun potensi biohidrogen dari limbah biomasa sangat besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mewujudkan produksinya secara masif. Salah satu tantangan utama adalah biaya produksi yang masih relatif tinggi dibandingkan dengan energi fosil. Teknologi yang dibutuhkan untuk mengolah limbah biomasa menjadi biohidrogen masih memerlukan pengembangan lebih lanjut agar lebih efisien dan ekonomis.

Selain itu, pengumpulan dan pengelolaan limbah biomasa dalam skala besar juga menjadi tantangan tersendiri. Infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengumpulkan, mengangkut dan memproses biomasa perlu ditingkatkan agar produksi biohidrogen dapat berjalan optimal. Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan insentif finansial sangat penting untuk mendorong investasi dalam teknologi biohidrogen.

Oleh karena itu untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian dan inovasi dalam teknologi produksi biohidrogen perlu terus didorong. Pengembangan metode yang lebih efisien dan murah, serta peningkatan infrastruktur pengelolaan biomasa, merupakan langkah kunci dalam mewujudkan produksi biohidrogen secara komersial.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun