Fathul Bari
Penggunaan energi terbarukan semakin menjadi kebutuhan mendesak di era modern ini, terutama dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang berdampak negatif pada lingkungan. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah pemanfaatan biohidrogen, yaitu hidrogen yang diproduksi melalui proses biologis dari bahan organik, seperti limbah biomasa. Limbah yang dihasilkan dari sektor perkebunan dan pertanian dapat menjadi sumber utama biomasa untuk produksi biohidrogen, memberikan alternatif energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Potensi Limbah Biomasa sebagai Sumber Energi
Sektor perkebunan dan pertanian menghasilkan limbah biomasa dalam jumlah besar, seperti sisa tanaman, batang, daun, jerami, serta limbah dari proses pengolahan pertanian dan perkebunan. Selama ini, limbah biomasa seringkali diabaikan dan hanya dibuang atau dibakar, yang pada gilirannya menciptakan polusi udara. Namun, dengan perkembangan teknologi, limbah biomasa tersebut dapat diolah menjadi sumber energi terbarukan yang berpotensi besar, salah satunya dalam bentuk biohidrogen.
Biohidrogen merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang sangat bersih, karena ketika digunakan sebagai bahan bakar, namun hanya menghasilkan air sebagai produk sampingannya. Ini menjadikannya alternatif yang ideal untuk menggantikan bahan bakar fosil yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim. Melalui pemanfaatan limbah biomasa dari sektor perkebunan dan pertanian, produksi biohidrogen tidak hanya menyediakan sumber energi baru, tetapi juga mengurangi beban lingkungan akibat penumpukan limbah.
Biomasa merupakan produk foto sistensis yang menyerap energi surya dan mengubah karbon dioksida, dengan air ke campuran karbon, hydrogen dan oksigen. Selain itu, biomassa dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar, baik secara langsung maupun setelah diproses melalui serangkaian proses yang dikenal sebagai konversi biomassa (Zulfi, 2021).
Nilai kalor biomassa :
Limbah Biomasa
Kelor Jenis
Padi :
Sekam