Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Penulis Buku dan Peneliti

Sebagai penulis dan peneliti di Institut Hijau Indonesia, saya menggabungkan keahlian akademis dengan dedikasi terhadap pelestarian lingkungan dan inovasi pendidikan. Dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan penelitian, saya telah berkontribusi melalui karya-karya yang mendalam dan relevan, termasuk makalah tentang keadilan pemilu dan pengelolaan sumber daya alam. saya menyusun solusi berbasis lingkungan, seperti dalam karyanya tentang penggunaan bambu untuk penyimpanan air dan pengelolaan krisis air bersih di Indonesia. Selain itu, saya juga aktif dalam mengembangkan gerakan 'Kotak Suara Lingkungan' yang berfokus pada penyampaian kebijakan lingkungan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebagai penulis, saya memiliki minat mendalam dalam menganalisis isu-isu global dan lokal dari perspektif geografi dan lingkungan. Dengan pendekatan yang kritis dan sarkastik terhadap demokrasi, beliau terus berkomitmen untuk memperluas wawasan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan lingkungan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Krisis Nuklir di Semenanjung Korea Pada Stabilitas Geografis dan Tatanan Dunia

1 September 2024   14:15 Diperbarui: 1 September 2024   14:22 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klam uji rudal Korea Utara. Sumber : Kompas.id (2021)

Fathul Bari, M.Pd

 

Pendahuluan

Krisis nuklir di Semenanjung Korea telah menjadi salah satu isu global yang paling mendesak dalam beberapa dekade terakhir. Pasalnya Korea Utara terus melakukan uji coba nuklir dan mengembangkan teknologi rudal balistik, situasi ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam tidak hanya bagi negara-negara tetangga seperti Korea Selatan, Jepang dan China, tetapi juga bagi tatanan dunia secara keseluruhan. Krisis nuklir di Semenanjung Korea secara signifikan berdampak pada stabilitas geografis dan tatanan dunia, menciptakan interaksi dinamika keamanan yang kompleks di Asia Timur Laut. Kehadiran persenjataan nuklir Korea Utara telah meningkatkan ketegangan regional, sehingga mengharuskan dilakukan evaluasi ulang terkait dengan kerangka keamanan yang ada.

Kemampuan nuklir Korea Utara telah mengganggu keseimbangan strategis pada wilayah di Asia Timur Laut, yang menyebabkan defisit keamanan yang dirasakan yang mempersulit upaya diplomatik untuk denuklirisasi (Misra, 2018). Rezim gencatan senjata yang didirikan pada tahun 1953 saat ini menjadi tidak efektif, gagal beradaptasi dengan tantangan keamanan kontemporer, yang telah melanggengkan krisis di Semenanjung (Wang, 2023). Upaya historis dalam keterlibatan diplomatik, seperti Kerangka Kerja yang Disepakati tahun 1994, awalnya menjanjikan pergeseran menuju stabilitas tetapi akhirnya gagal, menyebabkan antagonisme baru (Lee, 2016). Artinya Pendekatan Amerika Serikat menekankan perlunya diadakan keterlibatan secara multilateral, namun kontras dengan preferensi Korea Utara untuk negosiasi langsung yang mempersulit penyelesaian ketegangan.

Ilustrasi Letak Geografis Semenanjung Korea

Sumber : www.visitkorea.or.id (2022)

Krisis yang sedang berlangsung tidak hanya mempengaruhi stabilitas regional tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas bagi dinamika kekuatan global, karena negara-negara seperti India menilai kembali peran mereka dalam lanskap keamanan yang berubah (Misra, 2018). Sementara krisis nuklir menimbulkan tantangan yang signifikan, beberapa berpendapat bahwa itu juga menghadirkan peluang bagi kerangka diplomatik baru dan rezim perdamaian yang dapat meningkatkan stabilitas dalam jangka panjang. Artikel ini akan membahas dampak krisis nuklir ini terhadap stabilitas geografis di kawasan Asia Timur dan implikasinya terhadap tatanan global.

Stabilitas Geografis di Semenanjung Korea

Secara geografis, Semenanjung Korea merupakan wilayah yang sangat strategis. Terletak di persimpangan antara dua kekuatan besar, China dan Jepang, serta berbatasan langsung dengan Rusia, Semenanjung ini menjadi titik fokus dalam dinamika geopolitik Asia Timur. Krisis nuklir yang berkepanjangan di wilayah ini memiliki potensi untuk mengganggu stabilitas geografis, yang pada gilirannya dapat memicu ketegangan regional. Pertama, uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara tidak hanya meningkatkan risiko keamanan bagi negara-negara tetangga, tetapi juga dapat mempengaruhi lingkungan fisik kawasan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun