Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Penulis Buku dan Peneliti

Sebagai penulis dan peneliti di Institut Hijau Indonesia, saya menggabungkan keahlian akademis dengan dedikasi terhadap pelestarian lingkungan dan inovasi pendidikan. Dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan penelitian, saya telah berkontribusi melalui karya-karya yang mendalam dan relevan, termasuk makalah tentang keadilan pemilu dan pengelolaan sumber daya alam. saya menyusun solusi berbasis lingkungan, seperti dalam karyanya tentang penggunaan bambu untuk penyimpanan air dan pengelolaan krisis air bersih di Indonesia. Selain itu, saya juga aktif dalam mengembangkan gerakan 'Kotak Suara Lingkungan' yang berfokus pada penyampaian kebijakan lingkungan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebagai penulis, saya memiliki minat mendalam dalam menganalisis isu-isu global dan lokal dari perspektif geografi dan lingkungan. Dengan pendekatan yang kritis dan sarkastik terhadap demokrasi, beliau terus berkomitmen untuk memperluas wawasan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan lingkungan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menjawab Tantangan menuju Masa Depan Berkelanjutan melalui Konservasi Mangrove di Kabupaten Mempawah

31 Agustus 2024   20:35 Diperbarui: 31 Agustus 2024   20:47 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan mangrove di Mempawah Mangrove Park. Sumber : RRI.co.id (2024)

Menurunya populasi mangrove di Kalimantan Barat dapat mengancam keberlanjutan ekosistem ini, mengingat pentingnya mangrove sebagai penyimpan karbon dan sebagai perlindungan dari abrasi pantai (WWF Indonesia, 2020). Upaya serius secara berkelanjutan diperlukan untuk memastikan kelangsungan ekosistem ini bagi masa depan Kabupaten Mempawah dan sekitarnya.

Manfaat Ekologis dan Ekonomi Mangrove

Secara ekologis mangrove mampu melindungi pesisir dari ombak, pasang surut, abrasi dan badai. Akar kompleks mangrove berfungsi menstabilkan tanah dan mengurangi dampak gelombang hingga 66-80% sebelum mencapai daratan. Peran penting juga menjadi penyimpanan karbon, kemampuan ini mampu menyimpan karbon dalam biomassa dan sedimen yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hutan darat (Donato et al., 2011). Mangrove juga menyediakan habitat bagi keanekaragaman hayati, termasuk ikan, burung, dan invertebrata, bahkan menjadi tempat pembesaran bagi banyak spesies ikan bernilai ekonomi tinggi, yang mampu mendukung komunitas lokal melalui penangkapan ikan dan pariwisata.

Tantangan Dalam Konservasi Mangrove

Perubahan iklim, seperti naiknya permukaan laut dan perubahan pola curah hujan, juga bisa mengancam keberlangsungan ekosistem mangrove. Naiknya permukaan laut dapat menyebabkan banjir pada akar mangrove, memengaruhi pertumbuhan dan regenerasi hutan (Jones & Davis, 2020). Strategi adaptasi yang diperlukan yaitu pembangunan sistem tanggul dan pemantauan kondisi iklim serta kesehatan mangrove. Polusi dari aktivitas industri dan domestik juga merusak ekosistem mangrove, dengan limbah yang mengurangi produktivitas ekosistem (Sarker et al., 2019). Maka pengelolaan limbah perlu ditingkatkan melalui regulasi ketat dan edukasi masyarakat terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pesisir.

Selain itu, praktik eksploitasi ilegal, seperti penebangan kayu dan penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, juga mengancam mangrove di Kabupaten Mempawah (Smith et al., 2019). Perlu penegakan hukum yang ketat dan edukasi masyarakat lokal tentang manfaat jangka panjang dari pelestarian mangrove guna mengurangi tekanan eksploitasi ilegal. 

Kurangnya kesadaran dan pendidikan lingkungan menjadi kendala dalam konservasi mangrove, di mana masyarakat lokal seringkali kurang memahami pentingnya mangrove (Green et al., 2021). Melalui penerapan program pendidikan lingkungan yang kontekstual dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya mangrove dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.

Faktor lain yakni keterbatasan sumber daya dan kapasitas pemerintah daerah menghambat pengelolaan dan perlindungan mangrove secara efektif (Brown & Black, 2018). Hal ini perlu penguatan kapasitas melalui pelatihan, bantuan teknis dan kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil sangat guna memaksimalkan upaya perlindungan mangrove. Kerjasama dalam bentuk kolaborasi ini perlu dipertahankan dan memiliki rencana jangka panjang sehingga menjadi tanggungjawab bersama secara berkelanjutan.

Upaya Konservasi di Kabupaten Mempawah

Upaya konservasi hutan mangrove yang telah dilakukan di Kabupaten Mempawah termasuk rehabilitasi dan penanaman kembali mangrove. Menurut Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (2021), program "Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA)" telah melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan penanaman mangrove. 

Pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat juga penting dalam konservasi. Program pendidikan lingkungan di sekolah dan kampanye kesadaran publik telah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat mangrove dan cara melindunginya (Yulianto, 2020). Selain itu melalui upaya dengan melakukan kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta. Langkah ini telah memperkuat upaya konservasi melalui penelitian ilmiah, pendanaan, dan pelaksanaan program konservasi terintegrasi (Bappeda Kabupaten Mempawah, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun