Pandemi Covid-19 telah merenggut sebagian besar masa remaja saya, bayangan-bayangan indah mengenai masa remaja yang penuh dengan pengalaman baru, berkunjung ke tempat baru, dan melakukan kegiatan-kegiatan baru yang saya rancang sejak kecil harus pupus seketika dengan diberlakukannya lockdown yang menyebabkan hari-hari di masa remaja saya harus dilaksanakan seluruhnya di dalam rumah. Membosankan memang, namun itulah realitas keadaannya.
Sekolah secara daring, ngobrol bareng teman lewat telepon, nonton film, scroll Instagram, terus tidur lagi. Hari-hari begitu melelahkan meski tanpa kesibukan yang menekan waktu, bukan lelah secara fisik namun lebih kepada mental yang terus-terusan diterpa kebosanan.Â
Pandemi Covid-19 yang menyebabkan seluruh kegiatan sosial dilaksanakan melalui laman digital menjadikan kebutuhan internet makin tinggi di rumah saya, hingga akhirnya ayah saya memutuskan untuk memasang wifi sebagai sarana penyedia internet tersebut.Â
IndiHome yang merupakan produk dari Telkom Indonesia menjadi pilihan keluarga kami untuk terus terhubung dengan internet, hal tersebut bukan lain karena IndoHome merupakan provider internet dengan kualitas internet yang cepat, berkelas, dan cerdas untuk aktivitas tanpa batas.
Dengan fasilitas internet yang berkualitas tinggi, saya mulai mencari tahu mengenai kesibukan yang bisa menjadi kebermanfaatan dan bisa mengisi waktu luang yang saya miliki selama di rumah aja dalam kondisi pandemi seperti ini. Setelah berkelana dalam dunia maya, berkebun menjadi pilihan kegiatan yang menarik perhatian saya, hal tersebut karena dikatakan bahwa berkebun dapat menjadi sarana untuk mencapai kemandirian pangan di masa pandemi yang serba sulit ini, berkebun juga dapat menjadi sarana pereda stres bagi mereka yang tengah tertekan oleh kesehariannya, cukup selaras dengan kondisi saya yang tertekan dengan rasa bosan karena harus berada di rumah sepanjang hari.
Saya yang belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kiat bercocok tanam langsung mencari tahu lebih dalam mengenai bagaimana proses pembibitan, penyemaian, merawat tanaman, hingga cara panen melalui aplikasi digital, menggunakan internet sebagai satu-satunya pembuka akses terhadap dunia luar di tengah kehidupan yang serba dibatasi akibat pandemi yang menyebar di muka bumi.
Setelah belajar berbagai kiat dan teori melalui dunia internet, bercocok tanam menjadi aktivitas baru yang mengisi hari-hari saya. Bermodal lahan di halaman belakang rumah dan beberapa bibit tanaman yang dibeli melalui warung online, saya mulai mencoba menanam berbagai macam sayuran, seperti bayam, sawi, cabai rawit, kangkung, tomat, dan sayuran lainnya. Membuat lahan kosong yang tadinya terbengkalai menjadi ramai dengan ekosistem tanaman.
Menyaksikan tumbuhnya tumbuhan yang ditanam dan dirawat oleh diri sendiri ternyata mampu menghadirkan kepuasan dan kesenangan yang tidak terbatas. Menjadikan saya lebih semangat untuk terus berkebun dan menjadikan saya lebih semangat untuk mencoba berbagai macam tumbuhan lainnya untuk ditanam.
Internet menjadi sumber paling penting bagi saya dalam mencari informasi selama merawat tumbuhan tersebut, tidak adanya anggota keluarga yang mahir dalam urusan berkebun menjadikan saya lebih banyak berinteraksi dengan internet dalam mencari pengetahuan. Caranya pun cukup beragam, entah itu melalui informasi dari bloger yang mahir dalam bidang tumbuhan, layanan informasi Google, hingga bergabung dengan komunitas-komunitas pecinta tanaman melalui media sosial.
Hari-hari saya menjadi selalu mengenai tumbuhan, seolah candu dengan aktivitas baru yang saya miliki. Tidak ada konten lain yang saya posting di media sosial selain mengenai berkebun dan bercocok tanam.Â
Awalnya hanya sebagai hiburan, namun semakin berjalannya waktu, konten yang saya bagikan menjadi konten edukasi bagi kawan saya yang menikmati postingan tersebut, tidak jarang mereka semakin mencari tahu dengan menanyakan secara langsung kepada saya mengenai bagaimana memulai berkebun dan bagaimana bisa konsisten dalam merawat tumbuhan.
Tidak disangka bahwa kegiatan berkebun yang saya posting dalam berbagai media sosial dapat berdampak baik bagi orang lain, berkebun menjadi tren baru di kalangan teman-teman saya dan menjadi kegiatan baru yang mengisi waktu luang mereka masing-masing.Â
Kegiatan yang awalnya hanya saya lakukan untuk mengisi waktu luang ternyata menjadi wadah edukasi dan wadah untuk mengedukasi bagi saya, menjadi wadah penyampaian mengenai betapa menyenangkannya berkebun dan betapa bermanfaatnya menanam sayuran dalam mengisi waktu luang.
Satu setengah tahun berlalu, sekarang saya masih aktif dalam berkebun, semakin banyak jenis sayuran yang saya tanam dan semakin luas lahan perkebunan yang saya miliki, hampir setiap bulannya saya selalu memanen satu atau dua jenis sayuran untuk selanjutnya di konsumsi oleh keluarga.Â
Meskipun belum menghasilkan cuan, namun setidaknya saya mampu meraih kemandirian pangan dalam skala terkecil, yaitu keluarga, contohnya ibu saya tidak perlu repot-repot memikirkan harga cabai yang naik di pasar karena anaknya sendiri mampu menanamnya di halaman belakang, adik saya yang tumbuh dengan baik karena konsumsi sayur yang sehat, dan sederet manfaat lain yang kami rasakan dengan adanya kebun pribadi yang mampu menghasilkan banyak sayuran.
 Selain aktif dengan kegiatan menanam, saya juga mulai aktif membangun platform yang bergerak dalam mengubah persepsi generasi muda mengenai pertanian dan perkebunan yang masih dianggap sebagai kegiatan golongan rendah, menggunakan dunia digital sebagai sarana penyampaian, dan memanfaatkan jejaring internet untuk terus menggali ilmu pengetahuan.Â
Saya masih tidak menyangka bahwa manfaat internet dapat mengubah hidup saya hingga sebesar ini, saya masih tidak menyangka bahwa artikel yang saya baca tempo hari dapat melahirkan profesi baru dalam diri saya.Â
Pandemi Covid-19 memang telah merenggut banyak sekali keindahan yang seharusnya saya rasakan pada masa remaja. Namun berkat internetnya Indonesia, saya tidak kehilangan kesempatan untuk tumbuh dalam mengisi waktu, tidak kehilangan arah untuk berkembang, dan tidak lengah atas kesempatan.Â
Manfaat internet telah saya rasakan melalui perubahan gaya hidup saya sendiri, mampu keluar dari ketidak karuan menjadi diri yang lebih produktif dalam menjalani keseharian.
Internet masih dan akan terus menjadi sumber informasi bagi saya, dalam hal apapun dan dalam kegiatan apapun. Internet telah melahirkan saya sebagai seorang yang tertarik untuk menjadi petani, internet telah menjadi wadah edukasi dan wadah untuk mengedukasi, dan internet telah mengubah hidup saya menjadi tak terbatas dalam menjalani hari.Â
Sekarang saya adalah petani muda yang candu akan ilmu dan memberikan ilmu, mencoba meluaskan dunia pertanian melalui jejaring digital, mengemas kegiatan bertani menjadi menyenangkan, dan menarik perhatian generasi muda untuk ikut andil dalam pemenuhan kemandirian pangan.
Menjadi petani muda berkat manfaat internetnya Indonesia dan memanfaatkan internetnya Indonesia dalam melahirkan petani-petani muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H