Mohon tunggu...
Fatkhur Rahman
Fatkhur Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Penerjemah Lepas EN >< ID

Penerjemah Lepas EN >< ID

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sundel Bolong

8 Desember 2017   15:24 Diperbarui: 8 Desember 2017   15:43 3657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Karl G. Heider dalam "Indonesian Cinema: National Culture on Screen", film horor pada masa Orde Baru mengandung elemen-elemen komedi, seksualitas, dan agama.

Karakteristik tersebut dapat dijumpai pada film "Sundel Bolong", yang dibintangi Suzanna. Dikisahkan bahwa tokoh utama yang bernama Alisa mati bunuh diri setelah diperkosa oleh sekelompok laki-laki.

Dalam wujudnya yang baru sebagai hantu, Alisa menebar teror. 2 orang penjual yang berbicara dalam logat Madura pun tak luput menjadi korbannya. Pada suatu malam, ia memesan 200 tusuk sate (makan di tempat, tidak dibungkus). Seakan masih kurang, hantu dengan lubang di punggung (bukan lubang di hati lho) meneguk soto sepanci.

Unsur religi baru muncul di akhir film. Usai Alisa tuntas membalaskan dendamnya, sang suami (diperankan oleh Barry Prima) meminta sundel bolong kembali ke alamnya. Alisa kemudian meninggalkan dunia yang fana ini dengan bantuan doa yang dipanjatkan oleh seorang kyai, suaminya, dan orang-orang yang ada di situ, termasuk bapak-bapak polisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun