Saya mencoba searching ceramah-ceramah Gus Miftah dari dulu sudah menggunakan retorika seperti itu, namun masyarakat tidak menganggap itu tabu karena memang beliau berada pada fase pertama dan kedua. Tapi sekarang beliau sudah menjadi milik umum, lebih-lebih sudah menjadi bagian dari lingkaran kekuasaan politik, maka kata-kata guyonan yang dulu dianggap biasa pasti akan dijadikan peluru untuk menghacurkannya. Caci maki terus meluncur deras betapapun klarifikasi dan permintaan maaf sudah dilakukan oleh beliau. Â
Dan, bisa jadi penulis juga dianggap bagian dari Gus Miftah, maka cacilah sepuas hatimu....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H