Penulis melaksanakan tugas Pendampingan Tindak Lanjut AKMI 2024 pada pereode 7 dengan enam sasaran Madrasah, satu madrasah di Kota Mojokerto dan lima madrasah di Kabupaten Jombang. Pendampingan kali ini berjalan penuh keakraban dan kekeluargaan sehingga membantu dalam menjalankan tugas pendampingan. Penulis sangat menikmati suasana lingkungan madrasah, dimana semua warga madrasah di beberapa lembaga tersebut terlihat sangat solid. Lima dari enam madrasah yang Penulis kunjungi rata-rata kondisi madrasahnya terbilang lumayan maju. Hal ini terlihat tidak saja dari sarana prasarana yang cukup memadai, tapi juga dari jumlah siswa baru yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Melihat fenomena tersebut Penulis tergelitik untuk menelisik lebih lanjut, trik apa yang dilakukan kepala madrasah dalam membangun solidaritas tim? Dan bagaimana kegiatan tersebut berpengaruh terhadap peningkatan kualitas madrasah?
Dari wawancara singkat dengan beberapa kepala madrasah, Penulis mendapatkan informasi ternyata madrasah mempunyai tradisi yang sama, yaitu mengadakan kegiatan tour walisongo atau walilimo setiap menjelang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang melibatkan semua warga madrasah. Dugaan penulis Tour Wali Songo bukan hanya sekedar perjalanan religi, melainkan juga sebuah kegiatan yang dapat mempererat solidaritas tim. Mengunjungi makam para wali tidak hanya memberikan wawasan sejarah Islam di Indonesia tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, saling peduli, dan membangun empati antar anggota tim. Membangun solidaritas tim melalui Tour Wali Songo adalah sebuah strategi yang efektif dan bermakna. Melalui aktivitas ini, setiap anggota tidak hanya akan mendapatkan pengalaman spiritual, tetapi juga mempererat tali persaudaraan, meningkatkan kemampuan kerja sama, serta menanamkan nilai-nilai empati dan saling menghargai. Solidaritas yang terbentuk dari kegiatan ini dapat menjadi pondasi yang kuat bagi tim dalam mencapai kesuksesan bersama.
Dalam manajemen modern Tour Wali Songo dapat dikaitkan dengan konsep gathering. Konsep ini digunakan untuk meningkatkan solidaritas, komunikasi, dan kerjasama di antara anggota tim. Berikut adalah beberapa elemen yang relevan:
Menumbuhkan Cohesive Team Culture (Budaya Tim yang Kohesif)
Membangun budaya tim yang kohesif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Tour Wali Songo dapat dijadikan momen untuk memperkuat budaya tim, dengan memadukan nilai-nilai perjuangan, toleransi, dan kebersamaan yang diwariskan oleh para wali. Kesempatan ini memungkinkan anggota tim mengenal satu sama lain diluar konteks pekerjaan, sehingga tercipta hubungan yang lebih erat dan solidaritas yang lebih kuat.
Meningkatkan Engagement dan Kepuasan Karyawan
Gathering dalam konteks modern bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan dan kepuasan karyawan dengan memberikan pengalaman yang berbeda dari rutinitas sehari-hari. Dengan Tour Wali Songo, tim bisa merasakan pengalaman spriritual yang mendalam sekaligus mendapatkan suasana baru. Hal ini dapat meningkatkan engagement anggota tim karena mereka merasa lebih diperhatikan dan mendapatkan pengalaman berharga yang tidak hanya menambah wawasan spiritual, tetapi juga memperkaya jiwa.
Mengembangkan Leadership dan Followership
Dalam manajemen modern, setiap anggota tim diharapkan memiliki potensi untuk menjadi pemimpin sekaligus pengikut yang baik. Dalam Tour Wali Songo anggota tim bisa bergiliran mengambil peran dalam memimpin kelompok atau mengatur jalannya kegiatan yang memperkuat keterampilan kepemimpinan mereka. Disisi lain, mereka juga belajar menjadi pengikut yang efektif dengan mendengarkan, bekerja sama, dan mengikuti arahan untuk keseimbangan dinamis dalam sebuah tim.
Refleksi dan Penguatan Tujuan Bersama